Aku melompat kegirangan saat pintu villa itu terbuka. Berlarian ke dalamnya. Menemukan spot-spot yang bagus untuk selfie. Jika mansion Kakek bergaya Eropa, villa ini kental akan unsur Jawa dan kolonialnya. Serasa jadi noni-noni Belanda aku di sini. Aku takjub kembali ketika mendapati pemandangan menjulang gunung Merapi dari balkon kamar. Villa ini terdiri dari dua lantai. Ada private pool semua berlatar pemandangan Gunung Merapi. Aku curiga sesuatu. Mungkin saja Borobudur juga bisa terlihat dari sini.
"Ayo ikut aku."
"Ke mana Bang?" Satria menarik tanganku menuruni tangga.
"Aku butuh pijatan."
Eh, apa?
"Kamu minta pijitin aku, Bang? Yaelah, Bang. Aku nggak bisa mijit kalau nginjak-nginjak bisa."
"Terus kamu mau injak-injak aku, gitu? Nggak sopan."
Aku ngaco kalau menyangka Satria minta dipijitin. Ternyata dia membawaku ke Private Spa. Kami mengganti pakaian kami dengan sebuah kimono bermotif batik. Aku juga mengenakan kain jarik sebagai dalaman kimono yang aku pakai.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com