Dan wanita itu, terlihat syok mendengar apa yang barusan Satria katakan.
"Rea hanya dia satu-satunya istriku. Aku tidak berniat memiliki istri lebih dari satu," ujar Satria lagi.
"Oke, tak masalah. Aku mau jadi affair kamu."
Sinting! Aku benar-benar ngeri dengan wanita cantik itu. Demi apa pun, dia cantiknya nauzubillah. Tapi kenapa bersikap seolah-olah tidak ada lelaki mana pun yang menginginkannya?
Satria menghela napas dalam-dalam. "Aku masih menghargai kamu karena kamu anak dari Om Surya, rekan bisnis Kakek. Selebihnya aku sudah tidak menyimpan apa pun lagi untuk kamu. Bahkan hasrat untuk memiliki kamu pun nggak ada."
BRAKK!
Aku melonjak kaget. Tiba-tiba saja Jessi menggebrak meja. Menarik perhatian pengunjung lain tentunya.
"Apa menariknya dia dibanding aku Satria?!"
Dia menunjukku. Sadar suasana memburuk, Satria menarikku kembali agar berdiri.
"Dia memang tidak menarik, tapi aku mencintainya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com