Kedua tangan Alia berlipat di depan dada. Dia sedang minta penjelasanku. Soal statusku dan Satria, soal mansion ini, dan soal siapa aku sebenarnya.
"Gue cewek biasa. Kayak elo gitu."
Alia melotot. Dia pasti menganggapku bercanda. Padahal apa yang aku bilang itu serius.
Aku meringis canggung. "Gue nggak mungkin ngundang lo di pernikahan gue, Al. Kan gue belum kenal lo," jelasku akhirnya. Namun, itu justru membuat Alia mengernyit.
"Maksud lo gimana sih?"
"Iya, gue kan baru kenal lo setahun belakangan. Saat gue pindah ke kampus. Kan gue pindahan Jogja."
"Tunggu, tunggu, jangan bilang kalau lo dan Satria sejak awal sebenarnya sepasang suami istri?"
Aku tersenyum dan mengangguk kecil.
"Astaga, Re, Lo!" Alia menunjukku syok.
"Sorry ya, gue baru bilang ini sama lo."
"Sumpah lo tega banget nyembunyiin ini dari gue. Kalau gue tahu lo udah merit dari awal gosip soal lo dan Pak Ardan nggak bakal gue biarin beredar."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com