Rumah sakit di Kota M.
Bibir dan hatinya melafalkan doa yang sama. "Selamatkan Kanaya, Tuhan. Selamatkan dia. Selamatkan istriku." Matanya mulai berkaca-kaca. Saat dilihatnya tim dokter seperti menyerah, salah satu perawat sepertinya ditanya oleh dokter yang memacu jantung Kanaya, kemudian perawat itu melihat jam di tangannya.
Deg!
Deg!
Sekujur badan Keenan lemas seketika. Meluruh hingga ke dasar. Keenan terduduk lemas di lantai. Bak seonggok daging tanpa tulang. Punggungnya tersandar pada dinding. Matanya terpejam. Ada suara tangis yang teredam bersamaan buliran air mata yang keluar dari matanya.
Salah satu perawat, mendekati Keenan. Sejenak ragu, menunggu beberapa saat sebelum menegurnya. Perawat ini tahu, lelaki yang terduduk itu sedang berduka.
"Bapak Keenan? Mohon maaf, ditunggu dokter di dalam." Wajah perawat memperlihatkan simpati. Keenan tahu, berita apa yang bakal disampaikan oleh dokter di dalam sana. Status istrinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com