Kini, pria itu, yang lama tidak berjumpa karena menempuh pendidikan pelayaran, yang mewajibkan semua peserta didik diasramakan dan disebut Taruna/Taruni di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Kemudian berlanjut dengan praktik di kapal-kapal niaga selama satu tahun penuh. Pergi melaut, berlayar di tengah lautan. Jarang sekali pulang. Telah kembali ke daratan. Menyapa sepupu dan keponakannya.
Bulu-bulu halus tampak memenuhi rahangnya. Tampak sekali belum bercukur selama beberapa waktu.
"Dean? Kapan pulang?" Sapa Kanaya, saat melihat Dean duduk bersama keluarganya. Momen yang sangat langka. Di saat Kanaya terpuruk dalam depresinya, Dean sama sekali tidak ada di tempat, untuk menggantikan posisi Keenan, memberinya support. Keberadaannya bahkan lebih buruk dari Keenan, yang masih bisa berjumpa dengannya dua pekan sekali. Dean, sama sekali tidak bisa bertemu dengannya. Dengan orang tuanya sendiri pun, sejak masuk sekolah pelayaran. Hanya bisa bertemu setahun sekali.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com