"Nay, itu fotonya gak bener, Nay," ucap Keenan, mengulang perkataannya tadi di bawah. "Bukan seperti itu kejadiannya, aku gak bohong," lanjutnya lirih.
Keenan memutar knop pintu. "Nay, buka pintunya, Sayang."
Kanaya masih bergeming, merebahkan tubuhnya di ranjang. Meringkuk layaknya janin di dalam rahim sang ibu, memegangi perutnya yang sakitnya kian menjadi. Sakit. Sangat sakit. Hormon bahagianya, hormon serotonin yang menurun saat haid menyebabkan emosinya tidak stabil, pikirannya kacau. Sakit nyeri di perut bagian bawahnya tak sanggup ia tahan. Kanaya menangis dalam diam. Lama kelamaan, tubuhnya melemah, Kanaya perlahan menutup matanya.
Sementara Keenan, yang tidak mengetahui keadaan istrinya di dalam, terus memanggil namanya, berusaha membuka pintu yang terkunci.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com