Keenan berangkat lebih awal pada hari ketiga MOSnya. Semua cokelat ia masukkan ke dalam ranselnya. Memilih menggunakan sarana angkutan umum, untuk pergi ke sekolahnya, daripada diantar oleh pak Asep, supir pribadinya.
Membuat Asha bingung, tidak biasanya Keenan seperti itu. Karena usianya baru akan enam belas tahun, beberapa bulan lagi. Baik Asha dan Angga tidak mengijinkan Keenan membawa kendaraan sendiri ke sekolahnya. Sebelum usianya tujuh belas tahun. Meski hanya mengendarai sepeda motor.
Keenan tiba pukul tujuh kurang lima belas menit. Kelas masih sepi. Keenan duduk dengan santai, mengeluarkan buku sketsanya dan mulai menggambar sesuatu di buku yang selalu dibawanya sejak masih sekolah menengah pertama dahulu.
Hatinya sedang dalam keadaan baik hari itu, sambil membayangkan wajah Kanaya, Keenan mulai menggoreskan pinsilnya di atas sketsa. Beberapa goresan mulai tampak memperlihatkan wajah Kanaya, yang sedang tersenyum.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com