webnovel

Do You Love Me?

Mata hazel itu terus menatap wajah damai wanitanya ketika ia tidur. Begitu tenang. Casta begitu pas dalam rengkuhan Damario. Tubuh mungilnya memeluk Damario erat memberikan kenyamanan tersendiri.

Casta bukan wanita yang suka bergerak sembarangan ketika ia tidur sehingga Damario tidak merasa terganggu. Justru beberapa bulan ini ia selalu tidur tepat waktu berbeda dengan beberapa bulan sebelumnya dan perlahan-lahan pria itu sadar bahwa berada didekat Casta membuat kantuk mudah menyerangnya.

Beberapa saat kemudian dua bola mata biru laut itu terbuka dan tersenyum manis. "Sepertinya seseorang sedang memperhatikanku." Katanya dengan suara khas bangun tidur.

"Tidurmu nyenyak?"

Pria itu menganggukan kepalanya sambil terus memandangi Casta.

"Apa hari ini kau akan kekantor?"

"Akan kupikirkan nanti."

"Sebaiknya kau pergi. Sudah dua hari kau tidak datang. Lagi pula aku sudah sembuh."

"Hem." Jawab pria itu sambil mengecup kening istrinya.

Ia bangun lalu masuk ke kamar mandi. Ini pertama kalinya ia mandi di kamar mandi Casta. Bau aroma terapi begitu menyengat ketika ia membuka pintu kamar mandi membuatnya rileks.

Casta terus memperhatikan penampilan suaminya yang tampak sangat gagah dengan kameja biru dan lengan panjang yang digulung sampai ke siku menampilkan otot lengannya. Ia tak bisa menyangkali bahwa suaminya sangat tampan. Apapun yang dikenakan Damario pasti cocok ditubuhnya. Namun ditengah-tengah rasa kagumnya pada sang suami, ada sesuatu yang tiba-tiba muncul di pikirannya. Melihat sikap Damario yang beberapa hari ini sangat lembut padanya, Casta berpikir mungkin ini saat yang tepat untuk bertanya. Casta terus berpikir dengan ekspresi kebingungan yang sialnya dapat ditangkap oleh mata Damario. Pria itu memicingkan matanya curiga.

"Ehmm Damario. Aku ingin menanyakan sesuatu."

Pria itu menatap datar istrinya dan berdiri diambang pintu.

"Apakah kau mencintaiku?" Casta bertanya dengan lancar meskipun jantungnya berdetak sangat kencang.

Lama pria itu menatap wajah istrinya dengan tatapan dingin. Sementara Casta hanya bisa menunduk karena ia tak mampu berlama-lama bertatapan dengan Damario.

Satu detik….dua detik.....

Bruk…...

Casta terkejut mendengar suara pintu kamar yang ditutup dengan kasar dan terdengar langkah kaki yang semakin menjauh. Wanita itu mendesah pelan dengan ekspresi sedih. Ia sedih karena yang dipikirkannya suaminya telah mencintainya tapi ternyata suaminya tak memberikan jawaban yang artinya ia tak mencintai Casta.

"Maafkan aku. Aku tahu kau marah atas pertanyaan konyolku itu. Tapi percayalah Damario aku bertanya dengan tulus." Casta merasa kekuatannya hilang seketika. Damario pria yang sangat ia cintai adalah pria pertama yang tidak mencintainya. Selama 24 tahun ini, ia tak pernah mendapat penolakan dari para pria tapi Damario tak pernah melakukannya.

.......

Damario duduk termenung di ruang kerjanya. Sejak tadi satu nama terus menghantui pikirannya membuatnya tak bisa fokus bekerja. Casta. Bayangan wajah Casta selalu hadir dalam pikirannya. Senyum manisnya, sikap lembutnya, dan ketulusannya membuat Damario hampir terbuai.Belum lagi wanita itu tiba-tiba bertanya perihal perasaannya pada Casta.

"Apakah aku mencintai wanita itu? wanita yang telah menjadi istriku?" gumamnya.

Damario terus berpikir. Bisakah perasaan ingin melindungi dan nyaman diartikan sebagai cinta?

Damario menggelengkan kepalanya. Ia tak boleh terbuai begitu saja dengan sikap Casta. Bisa saja wanita itu hanya memanipulasi dirinya karena ia punya tujuan tertentu bukan? Atau Casta berusaha menyusun rencananya pelan-pelan supaya bisa mendapatkan harta Damario?

"Sayang….." sebuah suara yang sangat manja terdengar lalu muncullah seorang wanita seksi dengan make up tebal dan rambut pirang sebahu.

Ariana.

Tiba-tiba Damario mendatkan ide. Ia dan Ariana adalah pasangan kencan buta dua tahun lalu. Namun Ariana telah jatuh pada pesona Damario sejak pertama kali mereka bertemu dan tentu saja Damario tidak menyia-nyiakan hal itu. Ia mengambil keuntungan atas perasaan Ariana. Wanita itu duduk dipangkuan Damario dan menciumnya.

"Sayang aku sangat merindukanmu. Kemarin aku kekantormu dan kau tidak ada. Kemana saja kau?"

"Aku sangat lelah jadi aku beristirahat dirumah."

"Aku ingin makan siang denganmu. Bagaimana?"

Damario berpikir sejenak lalu berkata "Baikah. Kita akan makan siang dirumahku."

Mata Ariana berbinar-binar mendengar ucapan Damario. Ia akan makan bersama Damario dirumahnya? Ini pertama kalinya Damario mengajak seorang wanita kerumahnya. Dan Ariana sangat beruntung karena ia pikir ia adalah wanita pertama yang menginjakkan kakinya dirumah Damario.

...…....

Casta masih berbaring dikasur semenjak kepergian Damario beberapa jam yang lalu. Apakah semua yang dilakukan Damario padanya hanyalah kepalsuan belaka? Tapi Casta sangat yakin bahwa semua yang dilakukan Damario padanya itu tulus dan penuh cinta. Apakah ini hanya ilusi? Mungkin Casta bermimpi terlalu tinggi hingga tak bisa menerima kenyataan ketika ia terjun dan menginjak tanah.

Tiba-tiba terdengar pintu depan terbuka. Casta yakin itu pasti Damario. Ia segera menuju ruang tamu mencari suaminya. Disana, ia melihat Damario menggandeng seorang wanita yang tidak asing dimata Casta. Ia membulatkan matanya ketika mengingat bahwa itu wanita yang pernah ia pergoki berada diruangan Damario dan bermesraan dengannya dulu.

"Oh asisten Damario? Ahh benarkan?" Ariana tersenyum semringah sambil mengulurkan tangannya.

"Ariana."

"Ahh…Cas..Casta."

"Nama yang indah."

Casta mengalihkan pandangannya kearah Damario seolah meminta jawaban.

"Mulai hari ini Ariana akan tinggal bersamaku disini."

Deg...