webnovel

Are You Sick?

Casta tak bisa tidur semalaman karena sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya berjam-jam. Ia sudah meminum air hangat dan obat pereda sakit kepala tapi tak berpengaruh sama sekali. Belum lagi ia mendengar kabar bahwa dua depan suaminya akan mengadakan pesta ulang tahun dirumah dan itu artinya Casta harus berbaur dengan para tamu. Ini bukan masalah besar tapi mengingat bahwa tak ada lagi pakaian yang pas ditubuhnya membuatnya sedih.

Damario menyediakan begitu banyak pakaian dan semua perlengkapan wanita untuk Casta namun tak ada satupun pakaian ataupun gaun yang kini pas ditubuhnya. Semuanya longgar. Memang beberapa bulan ini Casta menyadari bahwa tubuhnya semakin kurus. Padahal ia makan secukupnya dan mengkonsumsi buah-buahan tapi tak ada perubahan.

Tok..tok..tok...

"Masuklah!"

"Ehm nyonya. Tuan sedang demam sepertinya dia menyebut namamu terus. Jadi saya terpaksa memanggilmu."

"Apa? Damario demam? Dan kenapa harus aku? Bukankah dia bersama Ariana?"

"Nona Ariana sedang belanja."

"Baiklah aku akan kesana." Ujar Casta sambil berlari menuju kamar Damario. Takut-takut ia membuka pintu kamar Damario dan tampaklah pria itu terbaring lemah di ranjang. Casta mendekatinya dan duduk ditepi ranjang.

"Damario. Kenapa kau panas sekali?" Casta mengusap lembut dahi suaminya. Merasakan sentuhan itu, Damario membuka matanya perlahan dan mendapati Casta yang tengah memandanginya dengan khawatir.

"Casta."

"Kau kenapa tiba-tiba sakit? Mau kuantar ke rumah sakit?"

Pria itu menggelengkan kepalanya.

"Tapi wajahmu sangat pucat dan panas Damario."

"Tidak!"

"Bagaimana kalau aku menghubungi dokter supaya ia kemari?"

"Tidak!"

"Kenapa kau keras kepala? Kau sedang sakit Damario."

"Aku hanya perlu obat."

"Baiklah aku tidak bisa merubah keputusanmu. Aku akan buatkan bubur setelah itu kau harus minum obat."

Casta menyelimuti Damario dan menuju kedapur mempersiapkan bahan masakan. Ia benar-benar khawatir melihat keadaan Damario. Lalu bagaimana dengan Ariana? Seharusnya wanita itu menjaga Damario bukannya pergi belanja.

Beberapa menit kemudian Casta kembali sambil membawa nampan berisi bubur dan segelas air serta obat.

"Hei makanlah setelah itu minum obat dan istirahat." Casta membelai rambut Damario dan membangunkannya. Ia membantu Damario duduk dan menyuapi bubur.

"Ini obatnya."

Pria itu meminum obatnya dan kembali menatap wajah Casta membuat wanita itu salah tingkah.

"A..ada apa?" tanya wanita itu.

"Apa kau sakit?"

Jantung Casta berdetak kencang mendengar pertanyaan Damario.

"Ahh tidak."

"Tapi wajahmu tampak pucat dan lihatlah. Berat badanmu sepertinya menurun."

Pipi Casta merona mendengar ucapan Damario yang terdapat nada khawatir didalamnya.

"Sungguh aku baik-baik saja.Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau bisa sakit? Dan lihatlah matamu berkantung."

"Aku tidak pernah tidur."

"Apa?" Casta membelalakkan matanya. "Kenapa kau tidak tidur? Kau tahu itu sangat berbahaya untukmu."

Cukup lama mereka berpandang-pandangan dan tiba-tiba, Damario menarik kuat lengan Casta membawanya tidur tepat disampingnya dan tangan kekarnya memeluk erat pinggang Casta.

"Da..Damario jangan lakukan ini." Tubuh Casta gemetar mendapat perlakuan tiba-tiba.

"Tapi aku ingin."

"Tidak. Ariana akan salah sangka melihatku disini." Casta berusaha melepaskan pelukan Damario tetapi pria itu semakin erat memeluknya.

"Dia tidak ada disini dan dia tidak kesini untuk beberapa hari."

"Ta..tapi ini tidak benar."

"Kau membantah? Aku hanya ingin tidur Casta. Itu saja."

"Tapi kenapa harus seperti ini?"

"Karena aku tidak bisa tidur tanpamu." jawabnya santai sambil mengecup pucuk kepala Casta.

Deg…....

Jantung Casta berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Apa maksudnya ini? Jadi Damario tidak bisa tidur karena tidak ada dirinya? Tapi apa hubungan antara gangguan tidur Damario dengannya?

"Aku butuh tidur beberapa jam saja."

Akhirnya Casta mengalah. Ia benar-benar tak tega jika apa yang dikatakan Damario itu benar. Lagi pula apa salahnya mencoba? Mungkin Damario bisa tidur jika dia bersama Damario. Ia membiarkan pria itu memeluknya selama satu jam.

"Damario aku ingin bertanya."

"Damario apa kau dengar?"

Tak ada jawaban selain dengkuran halus yang mengenai pucuk kepala Casta. Ia mendongakkan wajahnya dan mendapati lelaki itu tertidur pulas dengan wajahnya yang pucat.

"Kau benar-benar tertidur?"

Wanita itu hendak melepaskan dirinya dari pelukan Damario namun seakan menyadari situasi, pelukan Damario semakin erat mengunci tubuh mungil Casta hingga membuatnya tak bisa berkutik. Casta mendesah pelan dan membiarkan dirinya terbawa suasana. Beberapa saat kemudian ia tertidur.

Sampai sejauh ini, menurut kalian perkembangan ceritanya gimana? menarik gak?

Whataserendipitycreators' thoughts