Setelah Dokter Vian keluar dari kamar Bagas, terdengar suara pintu yang terkunci yang memasuki gendang telinganya. Bagas kemudian menunjukan wajah cengonya, betapa terkejutnya mendengar suara tersebut, alih-alih pergi istirahat, Bagas berjalan tertatih untuk memastikan bahwa bukan kamarnya yang dikunci dari luar. Sayangnya, firasat buruknya terjadi. Bagas menghela nafasnya berat, berusaha untuk memendam kekesalannya.
Malam mulai larut, Bagas kemudian pergi ke tepi jendela untuk duduk disana. Udara dingin menembus melalui celah pakaian yang dikenakan Bagas, membuatnya berupaya keras memendam luka yang tercipta. Ditatapnya ribuan bintang di langit yang tampak berkilau, mampu membuat Bagas terkekeh kecil melihat apa yang dialaminya pada hari ini. Luka yang telah Ia tutupi sejak kepergian mamahnya. Hanya satu keinginan Bagas untuk saat ini, yaitu hidup 'bebas' tanpa adanya kekangan dari Sang Ayah.
"Gue tunggu lo Alfa! Gue yakin lo bisa nyelametin gue!" ucap Bagas dengan lirih namun pasti.
***
"Jadi, apa aja yang lo tahu tentang kekuatan lo sendiri?" Tanya Alfa
Pagi yang cerah membuat dua orang sejoli ini memulai menggali informasi mengenai kekuatan dari formula itu. Dikelilingi pemandangan yang menyegarkan mata, mereka sekarang sedang berada di taman milik keluarga Alfa. Tentunya, taman disini merupakan 'sisi lain' di rumah Alfa yang diketahui oleh seluruh keluarga Alfa, Kecuali Sheila.
"Yang saya tahu Tuan, Saya dapat mengcopy diri Tuan melalui gerakan yang sama persis dengan Tuan, Saya bisa menggunakan kekuatan penuh untuk mendinginkan apa saja yang saya sentuh, saya bisa merekam kejadian lalu apapun itu dengan cara melihat orang/benda tersebut, saya... " Ucap Alpha terpotong
"Wait, wait, wait... Katanya lu duplikasi dari gue?" Tanya Alfa
"Benar, Tuan"
"Tapi... gue denger lo bisa menggunakan kekuatan penuh lo, untuk mendinginkan semua yang lo sentuh?"
"Iya, Tuan" Jawab Alpha dengan jelas.
"Lah? Beda dong sama gue! Gue kemarin tanpa sengaja membakar perut Bagas waktu gue ngeluarin semua kekuatan gue" Cerita Alfa begitu mengingat kejadian itu
"Iya kah, Tuan?" Alpha sedikit kebingungan "Lalu... Kalau bukan sama, berarti...?"
"Kebalikannya?" Ucap mereka bersamaan
"Nah, gue juga mikirnya kayak gitu! kalau lu bisa mendinginkan, berarti gue bisa membakar. jadi, kalau lu bisa lihat masa lalu, berarti... gue bisa lihat masa depan? tapi, caranya gimana?" Tanya Alfa
Alpha Pun terdiam, dirinya juga belum mengetahui secara spesifik tentang kekuatan dirinya sendiri selain dari perkataan Alex, yang hanya menyebutkan apa saja kekuatan yang dimilikinya, bukan Alfa.
"Maaf Tuan. Saya tidak Tahu, dulu Ayah hanya menyebutkan apa saja kekuatan yang Saya miliki, Saya bisa melihat masa lalu dengan melihat, kemungkinan Tuan memiliki teknis yang sama dengan Saya. Satu lagi, kata Ayah, saya bisa merusak apapun jika saya mengucapkan kata 'rusak'" Lanjut Alpha
"Hah, merusak? kalau lo ngerusak? terus gue apa dong? memperbaiki? apanya?" Alfa sedikit terkekeh dengan pertanyaannya. Memperbaiki apanya coba? gila!
Alpha ikut terkekeh melihat Alfa terkekeh. Lucu sekali! mereka seperti saudara kembar yang benar-benar identik. Alpha bukanlah berwujud robot, melainkan manusia. Siapapun yang melihat mereka sekarang, 100% mereka akan beranggapan bahwa mereka anak kembar dari rahim yang sama.
"Hahaha, mending sekarang kita mulai pencarian tentang kekuatan kita!" Perintah Alfa
"Baik, Tuan"
"Sekarang, kita mulai dari kekuatan lo yang bisa mengcopy gue! Gimana caranya? bukanya kemarin lo sudah ngikutin gue ya?" Tanya Alfa
"Benar, Tuan. Kemarin saat saya hendak memberikan obat penangkal racun untuk Tuan. Tuan menyentuh bagian belakang telinga kiri saya Tuan, menggunakan jari tengah tangan kanan Anda. Ada sebuah sensorik dari kita untuk menyatukanya Tuan" Jelas Alpha.
"Oke, gu-gue coba ya" Ucap Alfa
Alfa berjalan mendekati Alpha. Tangan kanan nya menjulur untuk menyentuh bagian belakang telinga kiri Alpha. Betapa terkejutnya, apa yang dikatakan Alpha benar adanya
'system from copy program activated' suara yang lumayan asing keluar dari tubuh Alpha. Kini, posisi mereka saling berhadapan. Alfa mulai melakukan sebuah gerakan yang digunakan untuk mengetes sejauh mana kekuatan nya.
Tangan kanan Alfa terangkat begitu pula dengan Alpha. Alfa mulai menggerakan kakinya, diikuti pinggulnya. Sebuah gerakan dance dikeluarkan Alfa dan di copy oleh Alpha.
"Buahahahaha" Alfa tertawa melihat keasyikan mengerjai Alpha. Hingga Alfa terhenti begitu sadar akan tujuanya.
"Oke Pha" ucap Alfa
"Oke Pha" Tiruan Alpha
'Oh, iya gue lupa' batin Alfa
Tanpa banyak basa-basi lagi. Alfa mendekati sebuah pohon dengan daun yang menggantung ke bawah. Alpha Pun berada di sebelah Kanan Alfa dengan pergerakan yang sama.
Alfa mengambil napasnya dalam-dalam kemudian menutup matanya, diikuti oleh Alpha. Begitu Alfa dan Alpha membuka mata, terlihatlah warna mata mereka berubah menjadi ungu. Merekapun sudah memasuki kemampuan total mereka. Alfa ingin membuktikan apakah perbedaan kekuatan mereka akan berlangsung jika Alpha mengaktifkan program salinannya.
Dipegangnya daun pohon itu, kemudian terbakar secara perlahan. Alfa menoleh ke kanannya dan menyaksikan betapa terkejudnya dia bahwa... kekuatan Alpha tetap sama, tanpa perubahan!
"Stop, Pha!" Segera Alfa menghentikan aksinya dengan mematikan program Alpha
"Stopping for the copy program accepted" terhentilah kemampuan mereka.
"Bagaimana Tuan? Apa yang terjadi?" Tanya Alpha
Mendengar hal tersebut, membuat Alfa menarik kesimpulan bahwa disaat Alpha mengaktifkan copy programnya. Disaat itulah Alpha tidak tahu apa yang sedang terjadi.
"Saat lo ngaktifin program copy lo. Perbedaan kita tetap. Lo bisa lihat sendiri kan apa yang terjadi di depan lo, daun yang gue pegang terbakar, sedangkan yang lo pegang membeku" Jelas Alfa, Alpha Pun hanya menganggukan kepalanya.
****
Kriiiing
Tanda pengingat yang paling disukai seorang pelajar di tengah jam belajar adalah jam istirahat. Dimana semua siswa melepaskan beban pikiran yang mengganggu mereka sesaat sebelumnya. Para siswa pun berhamburan keluar dari ruang kelas untuk melakukan kegiatan yang bisa menenangkan pikiranya. Entah ke kantin untuk makan, bermain basket, hingga para siswa yang betah didalam ruang kelas untuk mengevaluasi serta mendiskusi kelakuan temanya sendiri.
"Oke, girls. Tahukan apa yang akan kita lakukan?" tanya Ratu kepada gengnya
"Hah?" tanya putri, salah satu teman se geng sama Ratu
"Hah? kok hah? jangan bilang lo gak tahu?" tanya Ratu dengan mata yang mengintimidasi untuk memastikan
"Hehehe emangnya kita mau ngapain, Rat?" That's right! Ratu menutup mulutnya rapat-rapat menghadapi teman telminya yang bernama Putri ini.
"Putri... Tadi gue udah jelasin panjang lebar dan lo masih gak tahu kita mau ngapain? Hellooooo?" Tanya Ratu
"Bentar-bentar, emangnya tadi lo njelasin apaan?" Potong Caca
Mendengar pertanyaan dari kedua temanya ini membuat Ratu ingin melampiaskan amarahnya. Beruntung kedua tangan Bella langsung menyonyor kepala Putri dan Caca bersamaan.
"Gue ulang lagi ya, Putri, Caca! Kita hari ini akan beri pelajaran ke cewek centil itu... Pahaaaam?" Jelas Ratu dengan kesabaranya yang paripurna.
"Cewek centil? maksud lo diri lo sendiri?" Ucap Putri. Sumpah ni anak kelewatan polos! Wajah Ratu sekarang tampak merah bukan karena malu, tapi rasa ingin untuk mencabik-cabik wajahnya putri naik drastis.
Dikepalkanya kedua tangan Ratu dengan kesabaran yang sudah diujung tanduk.
"Tenang, Rat, tenang. Dia temen lo, sabar. Ntar lo gak bisa dapet jawaban gratis. Makanya sabar!" Ucap Ratu kepada dirinya sendiri. "Cewe centil itu yang kemarin duduk sama Alfa sama Tata! Sudah ingatkan?"
"Sudah" jawab Putri dengan Caca bersamaan
"Siapa?" Tanya Ratu memastikan
"Oh, yang kemarin sama Alfa sama Tata yang dikantin pojokan?" jawab Caca
"iya, siapa?"
"Di... aaa adalaaaah... Aaa... Gak tahu namanya"
DOENG!!!!
Ratupun cengo! Bella hanya terkekeh memiliki teman-teman yang seperti ini. Sedangkan Putri hanya ikutan tertawa tanpa tahu permasalahannya. Serta Caca yang hanya menunjukan cengiranya.
Ratu berbalik badan dan membiarkan rambutnya terbang seperti iklan-iklan shampo di tv. Ia berjalan mendahului teman-temanya dibelakang.
"Let's go!"