webnovel

Dunia Online

Sinopsis Earth Online – sebuah MMORPG virtual yang ada di tahun 2190 – sebuah game yang membuat semua orang mempertaruhkan masa depannya. Bertempat di map yang sepuluh kali lebih luas dari dunia nyata – Bumi, para pemain bertempur untuk menjadi penguasa di game pertama dengan fitur petualangan pribadi, pembangunan wilayah, dan perang besar. Untuk setiap kematian yang kau alami didalam game, level mu akan kembali menjadi nol. Ouyang Shuo, salah satu pemain yang cukup baik, mengalami sebuah pengkhianatan keji. Hanya demi sebuah equipment saudara angkatnya tega menusuknya dari belakang. Kali ini, setelah dia mengalami reinkarnasi dalam game, Ouyang Shuo bersumpah dia akan membalas dendam. Akan tetapi, terjadilah kejadian diluar dugaan. Ouyang Shuo menemukan dirinya kembali waktu lima tahun sebelum pengkhianatan itu terjadi – tepat sebelum Earth Online pertama kali diluncurkan. Kali ini, berbekal pengetahuan dari kehidupan sebelumnya, Ouyang Shuo akan berjalan di jalan yang baru. Bagaimana caranya menyelesaikan misi dengan sempurna? Map pertempuran bersejarah mana yang akan muncul? Bagaimana cara seseorang membangun wilayah? Menggunakan pengalaman di masa lalunya, Ouyang Shuo memulai pertaruhannya untuk mencapai puncak dengan melalui segala rintangan. Ikuti perjalanannya dalam berusaha untuk menjadi penguasa seluruh dunia! Kisah yang berbeda yang menggabungkan karakter bersejarah dan game virtual reality, dengan penekanan pada pembangunan kerajaan dan peperangan.

Sheng Xiao Jian Ke · Juegos
Sin suficientes valoraciones
1034 Chs

Sun Quan Mengaku Kalah

Editor: Wave Literature

Begitu Xunlong Dianxue berjalan masuk ke dalam kota, meriam sudah mulai menembak dari belakang punggungnya. "Brengsek, dia benar-benar memilih untuk tidak memberi muka padaku!" Xunlong Dianxue sama sekali tidak punya muka untuk kembali ke dalam Puri Penguasa, sehingga dia hanya memilih satu sudut terpencil dan menjilati lukanya. 

Wajah Sun Quan juga sama buruknya. 

Meriam-meriam ini telah menjebol tembok kota dan membuat lubang besar. Para prajurit Jiangdong yang berjaga di atas tembok kota bagaikan padi yang menunggu untuk dipanen. Terutama trebuchet yang dipasang di atas tembok kota, yang kemudian menjadi target utama serangan musuh.

Kota Chaisang hanya bisa mengancam kapal perang musuh dengan trebuchet mereka. Sedangkan untuk angkatan laut yang bermarkas di kota ini, semuanya telah dihancurkan dalam tembakan meriam yang pertama dan telah mundur ke dalam kota.