webnovel

Dunia Online

Sinopsis Earth Online – sebuah MMORPG virtual yang ada di tahun 2190 – sebuah game yang membuat semua orang mempertaruhkan masa depannya. Bertempat di map yang sepuluh kali lebih luas dari dunia nyata – Bumi, para pemain bertempur untuk menjadi penguasa di game pertama dengan fitur petualangan pribadi, pembangunan wilayah, dan perang besar. Untuk setiap kematian yang kau alami didalam game, level mu akan kembali menjadi nol. Ouyang Shuo, salah satu pemain yang cukup baik, mengalami sebuah pengkhianatan keji. Hanya demi sebuah equipment saudara angkatnya tega menusuknya dari belakang. Kali ini, setelah dia mengalami reinkarnasi dalam game, Ouyang Shuo bersumpah dia akan membalas dendam. Akan tetapi, terjadilah kejadian diluar dugaan. Ouyang Shuo menemukan dirinya kembali waktu lima tahun sebelum pengkhianatan itu terjadi – tepat sebelum Earth Online pertama kali diluncurkan. Kali ini, berbekal pengetahuan dari kehidupan sebelumnya, Ouyang Shuo akan berjalan di jalan yang baru. Bagaimana caranya menyelesaikan misi dengan sempurna? Map pertempuran bersejarah mana yang akan muncul? Bagaimana cara seseorang membangun wilayah? Menggunakan pengalaman di masa lalunya, Ouyang Shuo memulai pertaruhannya untuk mencapai puncak dengan melalui segala rintangan. Ikuti perjalanannya dalam berusaha untuk menjadi penguasa seluruh dunia! Kisah yang berbeda yang menggabungkan karakter bersejarah dan game virtual reality, dengan penekanan pada pembangunan kerajaan dan peperangan.

Sheng Xiao Jian Ke · Juegos
Sin suficientes valoraciones
1034 Chs

Sang Raja Melarikan Diri

Editor: Wave Literature

Dalam waktu singkat, banyak penduduk sipil yang menyerbu ke arah gerbang kota. 

Pada masa perang, gerbang kota tentu saja ditutup rapat-rapat. Para penduduk sipil sama sekali tidak peduli dan terus menggerutu, mereka meminta para prajurit agar membuka gerbang kota. Para prajurit tentu saja tidak menyetujuinya karena pasukan musuh masih menyerbu kota dan dengan membuka gerbang sama saja dengan membiarkan pasukan musuh untuk masuk.

Para penduduk sipil sama sekali tidak peduli. Di hadapan hidup dan mati, hancurnya sebuah negara sudah tidak terlihat begitu penting. Dengan semakin banyaknya orang yang berkumpul di dekat gerbang kota, situasi di sana terlihat sudah nyaris tidak bisa dikendalikan lagi.

Orang-orang sudah siap untuk menyerbu garis pertahanan yang dibentuk oleh para prajurit Pasukan Pengawal Kerajaan. 

Tidak jauh dari mereka, api kembali menyebar, dan asap yang tebal pun mulai membumbung ke udara.