webnovel

Aku Seorang Ksatria

Tentu saja keputusan yang diucapkan oleh Alexandra ada yang menentangnya. Mereka masih saja mencari pengganti dari Lucian karena menilainya tidak pantas, akan ada calon yang lebih bagus darinya. 

Itu terasa menyebalkan sekali, berulang kali pun dia bicara, mereka masih aja bicara balik.

Terlebih Alfo yang sangat terlihat tidak menyukai Lucian. Tidak ada satu pun dari Lucian yang bisa dibanggakan kecuali wajahnya yang seperti boneka porselen yang mudah pecah. 

Dari tempatnya dia memandang Lucian dengan begitu tajam. Berani sekali pria rendahan itu menyentuh tangan Alexandra dan mengecupnya. 

Alfo bergerak dengan cepat dan mendatangi keduanya yang berdiri di tengah taman mawar. 

"Berani sekali kau melakukan hal tercela seperti itu." Alfo melangkahkan kakinya dengan lebar-lebar, dia dan Alexandra memiliki hubungan seperti ayah dan Anak, yang terkadang membuatnya lupa kalau Alexandra adalah pemimpin. 

[Landak tua ....]

Alexandra memandang Alfo yang berani menatap Lucian-nya yang manis ini dengan tajam. 

"Count Alfo Wisewint, apa yang akan kau lakukan pada tunanganku?" suaranya berat penuh mengancam yang membuat Alfo menghentikan langkah kakinya. 

Karena emosinya tadi dia melupakan keberadaan Alexandra yang menatapnya dengan mata berapi menakutkan. Alexandra terlihat sangat menakutkan, itu membuatnya kesal dan harus memberikan hukuman.

Alfo terdiam, dan dia langsung menunduk, bersikap seperti seorang bangsawan yang berkelas. 

Tadi dia sedang sibuk mengurusi pembukuan Duchy Rissingshite tapi karena dia mendengar ucapan seorang kesatria yang mengatakan Duchess Alexandra sedang bersama Lucian—kesatria bayaran tidak tahu diri itu, Alfo menghentikan kegiatannya dan ingin mengecek sendiri. Yang dia temukan malah hal yang tidak bisa dia terima. Sehingga dia mulai bicara tanpa mengingat batasan dirinya.

"Maafkan atas kelancangan saya, Duchess Rissingshire, menurut saya, dia  tidak pantas mencium tangan Anda."

Alfo mengatakannya dengan suara lembut penuh hormat. Dia yakin kalau kedua orang tua Alexandra yang terhormat akan setuju dengannya. Ayah dari Alexandra adalah ksatria pemegang gelar kemenangan perang yang paling banyak di kekaisaran ini, sedangkan ibu dari Alexandra adalah bunga sosialita tertinggi, sudah pasti mereka menginginkan menantu yang sangat hebat. 

Alexandra bersedekap, dia memandang Alfo dengan kilatan yang belum padam dan menakutkan. 

Dia masih mengancam hanya dengan keberadaannya saja di sini.

"Kau tidak tahu bahkan di kekaisaran ini adalah hal yang wajar tidur bersama dengan tunangan  sendiri?" 

Thump!

Jantung Alfo berdetak kencang. Itu benar sekali, siapa pun yang memiliki tunangan, mereka biasanya telah menghabiskan malam bersama yang mereka semua tahu apa artinya itu. 

Itu membuatnya ingin mencakar dirinya sendiri, ini menyebalkan sekali!

"Tapi pertunangan Anda belum resmi diumumkan. Itu akan membuat rumor yang berbahaya bagi Anda, Duchess Rissingshire." 

Ya, pertunangan harus mendapatkan disetujui oleh Kaisar dengan begitu akan sulit untuk melakukan pembatalan pertunangan

Alexandra tersenyum, dia memiliki banyak hal yang bisa dia katakan untuk membungkam Alfo.

"Tadi pagi aku telah mengirim surat untuk meminta pengesahan pertunangan pada kaisar. Kurasa sekarang surat resmi itu telah sampai." 

Alfo mengangkat kepalanya dan menatap Alexandra dengan tidak percaya, mulutnya sedikit terbuka. Diamsungguh tidak tahu kalai duchessnya ini telah mengirimkan surat resmi pada kaisar, dia telah kecolongan.

[Ti-tidak mungkin ....]

Seluruh tubuh Alfo rasanya mendapatkan lemparan batu yang telah dipanaskan di dalam lava gunung berapi

 Itu terlalu cepat dan tidak terduga. Ketika surat itu telah sampai di tangan kaisar, dia tidak bisa melakukan apa pun. Sekarang dia pasti tinggal menunggu balasan dari Kaisar dan akan membuat kehebohan di kekaisaran yang hebat ini. 

"Duchess ... itu bisa membuat nama Rissingshire tercoreng..." suara Alfo bergetar. Dia telah membayangkan banyak hal buruk yang mungkin terjadi.

"kenapa?" 

Alfo langsung melihat ke arah Lucian yang menatap dan berdiri tenang di sebelah Alexandra. 

"Karena dia hanyalah ksatria bayaran." Alfo menunjuk Lucian dengan sikapnya yang kasar, mata yang tajam yang membuat Alexandra tidak senang dengan itu. 

Dia menyentuh gagang pedangnya dan menatap Alfo sambil melepaskan auranya. 

"Jaga sikapmu, Alfo." Alexandra berjalan mendekati Alfo dan menatapnya menusuk. "Dia bisa jadi menjadi suamiku, dan kau tahu apa artinya itu, kan?" 

Alfo menelan ludahnya, dia langsung menunduk dan mengubah sikapnya dengan baik. Dia tidak mau jadi musuh yang membuatnya jauh dengan Alendra nantinya.

"Maafkan atas sikap lancang saya, Duchess." 

Alexandra telah bersikap sangat baik pada Alfo, jika saja mereka tidak saling mengenal sejak dulu, dia bisa membuat kepala Alfo bergelinding dan membuat akar-akar bunga mawar menyerap darah segar Alfo. 

"Kau dan siapa pun di sini tidak perlu mempertanyakan apa yang kupilih. Itu masih kurang jelas untukmu?" suara mengancam yang membuat semua bulu kuduk berdiri. Alexandra sangat serius. Pupil matanya itu berkedip seperti pupil naga. 

"Sudah jelas, Duchess Rissingshire. Maafkan saya yang lancang ini." 

Alfo masih terus menunduk karena takut dengan kemarahan Alexandra, sedangkan Lucian berjalan mendekat pada mereka berdua yang terlihat tegang. 

"Aku memang tentara bayaran, tapi tidak sepantasnya Anda mengatakan saya begitu hina untuk menyandang apa yang Tuan anda berikan pada saya." 

Suara Alfo lembut, membuat Alfo mengira kalau dia hanyalah orang sombong yang berlindung di balik kekuatan Alexandra. Dia sudah menganggap Alexandra sebagai anaknya sendiri, dia menelan ludahnya sendiri.

"Aku sudah mendengar tentang semua ucapan yang mengatakan kalau aku bahkan tidak bisa memegang pedang dengan benar."

"Benar begitu, Alfo?" tanya Alexandra yang masih terus memperhatikannya. 

Membuat Alfo yang sejak tadi menunduk akhirnya mengangkat kepalanya dengan tiba-tiba karena terkejut dengan pertanyaan itu. 

"Ti-tidak! Bukan begitu!".

Dia memandang mata Lucian dan kemudian Alexandra, dia menunduk kembali. 

"Bagaimana kalau diselesaikan dengan jalan kesatria saja? Sebagai kesatria, aku sedikit merasa terhina dengan ucapan tidak bisa memegang pedang." Lucian tersenyum sambil melihat ke telapak tangannya. 

Telah ribuan kali dia mengayunkan pedang dan melatih kemampuannya, hanya karena wajahnya dia dianggap sebagai penghangat ranjang saja. Dia kesatria, tentu saja ada harga diri kesatria di dalam dirinya. 

Dia bertatap mata dengan Alfo yang menelan ludahnya dan kemudian menyeringai. 

Ini adalah kesempatan baginya untuk membuktikan pria di depannya ini tidak berguna. Dia akan membuat malu Lucian dan membuatnya menangis sehingga dia akan menyeret kakinya keluar dari mansion Rissingshire. Tidak Alfo duga kalau kesempatan emas ini akan datang padanya dengan cepat. 

Lucian meremehkan kesatria Rissingshire yang telah berlatih seperti di neraka. Semua ksatria rissingshire itu sangat kuat, dan terkenal menakutkan.

"Baiklah, Tuan Lucian. Aku akan memberitahu kesatria untuk berduel dengan Anda." Suara Alfo lembut dan gembira saat mengatakannya.

Tatapan mata lucian tenang seperti sebelumnya, terlihat cerah dan polos yang malah membuat Alexandra takut terjadi sesuatu pada Lucian.