Paris, Perancis
Sorak penonton terkagum-kagum, hari ini adalah fashion show karyaku yang ke sekian kalinya, aku meraih mimpiku dari hasil kerja kerasku. Dan dukungan orang tua pastinya.
Setiap karya aku persembahan untuk kedua orang tuaku, aku ingin selalu membuat mereka bangga.
Kring... Kring...
Daddy : "Honey, selamat untuk kesuksesan hari ini. Terima kasih Daddy bangga padamu."
Michella : "thanks dad, semua karena doa dan dukungan Daddy dan mami. "
Daddy : "Daddy tunggu kepulanganmu ok, baby."
Michella : "Baik lah Daddy, Michael akan pulang akhir pekan ini. Love you dad, bye."
Ku akhiri panggil telpon daddyku, sudah 10 tahun aku menetap di Perancis. Jauh dari orang tua yang aku sayangi. Aku hanya tinggal dengan Opa dan Oma saja.
Jakarta, Indonesia
Jari tanganku berselancar dengan indah di laptop kesayangan ku.
Semua berkas sudah aku sembunyikan, dan sekarang buat data baru. Ini kedua kalinya aku hack data pemerintah untuk menyembunyikan identitasku. Dan membuat identitas palsu.
Jantungku tak berhenti berdetak kencang, rasa takut menghampiriku. Aku tak ingin di jodohkan, ya aku di jodohkan dengan laki-laki pilihan orang tuaku. Orang tuaku memintaku kembali ke tanah air karena perjodohan ini. Apapun yang aku katakan daddy selalu menolaknya dan memaksa agar aku menerima perjodohan ini.
Ku putuskan untuk pergi dari rumah dan meninggalkan semua yang pernah aku raih.
"Dad, mom, maafin michel," ucapku
Air mataku datang tak permisi begitu mengalir deras. Ini pertama kalinya aku menolak permintaan kedua orang tuaku.
Penampilanku ku rubah sedemikian hingga kulit putih mulusku berubah menjadi sawo matang. Baju yang aku rancang menyerupai kulit asli dan tidak terlihat bedanya dengan kulit manusia, rambut panjangku ku tutup dengan rambut palsu sebahu dan menggunakan kacamata tebal.
"Perfect," kataku. Dengan memandang diriku sendiri di depan cermin.
Konyol memang, tapi aku lakukan ini agar tidak di kenali.
Setelah subuh aku mengendap-endap keluar dari rumah. Ku langkahkan kakiku naik ke pohon mangga untuk dapat melewati pagar bumi tinggi menjulang.
Bruk
"Aagghhh sial, pantatku sakit sekali," kataku.
"Siapa itu? Siapa di sana," ucap bodygard daddy.
Aku lari kencang meninggalkan kediaman orang tuaku. Dan naas para pengawal daddy mengejarku.
Aku berlari tak tau arah, hanya berlari dan terus berlari. Sampai aku pada gang kecil. Di sana tanpa sengaja aku bertemu dengan sekelompok anak nakal, mereka mengambil paksa tasku. Aku berontak tak bisa. Mereka memukul dan menendangku.
Dengan langkah gontai aku mengejar mereka. Namun aku membalikan tubuhku untuk berhenti mengejar mereka. Karena para pengawal daddy semakin mendekat.
Aku semakin berlari entah kemana tujuannya akupun tak tau. Sampai aku merasakan kepalaku berat, pandangan kabur.
BRUK...
Tubuhku terpental dan tubuhku bersimpah darah.
"Tolong telpon ambulans," teriak orang-orang sekitar.
Tok... Tok...
Kaca jendela mobil di ketuk oleh seorang warga.
"Bapak, sebaiknya turun dan bertanggung jawab atas kecelakaan ini," pinta seorang warga.
"Baik pak, saya akan bertanggung jawab atas semua ini dan tak akan lari," ucap laki-laki itu.
"Mas, gimana ini? Aku takut mas," ucap wanita di samping laki-laki itu.
"Tenang sayang, kita hadapi semua ini. Semoga keluarganya bisa di ajak damai," ucap laki-laki itu
Akhirnya sepasang suami istri itu masuk kedalam ambulans dan menemani korban menuju rumah sakit terdekat.
Hi, reader. Terima kasih banyak telah membaca novel perdana saya. Mohon dukungan serta saran kritiknya.
- Zee -