Su Chengyu berbaring di tempat tidur Xu Nanzhi. Meskipun tempat tidur yang besar ini sangat nyaman, dia sama sekali tidak merasa nyaman. Dia bergelut di ambang kematian.
Dia mengedarkan metode kultivasinya dan menyerap qi spiritual surga dan bumi ke dalam tubuhnya, yang dapat sedikit meringankan rasa sakit.
Namun, qi spiritual surga dan bumi terlalu tipis dan efeknya sangat kecil.
Pada saat itu, Su Chengyu seolah-olah menahan dingin yang ekstrem dalam sebuah gua es besar. Qi spiritual surga dan bumi yang dia rebut seperti sebuah korek api. Kehangatan yang lemah tidak dapat mengubah dingin yang menusuk tulang.
Dia berjuang dalam dingin, vitalitasnya memudar sedikit demi sedikit, tetapi masih tidak mau menyerah. Dia berjuang dengan putus asa, seperti lilin yang berkedip-kedip di angin yang bisa padam kapan saja.
Setelah waktu yang tidak diketahui, tiba-tiba Su Chengyu merasakan jejak kehangatan. Itu seperti dia telah melihat bola api dalam dingin.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com