webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
64 Chs

Renggang (3)

"tebuslah obat ini di apotek, "rian menyerahkan secarik krtas pada aji, usai memeriksa naysila rian langsung menulis resep obat, "tidak perlu khawatir dia hanya kelelahan dan demam, perhatikan makananya, jangan sampai dia makan tidak teratur lagi, jika sampai pagi demamnya tidak turun, maka bawa dia ke rumah sakit ku, ingat pastikan dia jangan banyak fikiran dan istirahat yang cukup"jelas rian, setelah berbicara rian langsung berkemas kembali, merapikan dirinya lalu langsung pamit pulang.

Malam itu suasana sangat hening, angin yang bertiup sangat dingin karena hujan tadi, mobil devian memasuki pekarangan rumah, jam menunjukan sudah pukul 12 malam, semua orang tampak sudah tidur, hanya ada beberapa penjaga di luar rumah yang masih terjaga.

devian memasukan mobilnya ke garasi tampak beberapa mobil bejejeran di garasi yang panjang itu, semua mobilnya termasuk kedalam mobil mobil mewah kualitas tinggi.

usai memasukan mobilnya ke garasi devian langsung keluar dari mobil, angin dingin langsung berhembus ke padanya. devian tampak tidak bergeming, dia tak terlihat kediinginan sedikitpun, padahal udara saat itu benar benar dingin.

devian berjalan masuk ke dalam rumah, melewati ruang tamu, dia berjalan kearah tangga, menaikinya sampai di lantai dua dia berhenti di depan pintu kamarnya dan naysila, perlahan dia membuka pintu dengan hati hati saat dia masuk kamar itu di biarkan terang, jadi devian dapat dengan jelas melihat wajah pucat naysila yang sedang tertidur, hatinya sakit seketika, tapi ekspresi di wajahnya tetap dingin. dia berjalan mendekati naysila melihat dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, lalu tanganya terulur menyentuh dahi naysila mencoba memastikan suhu tubuhnya, suhu tubuhnya tidak terlalu panas namun dia tau naysila masih demam, karena sebelunya rian telah mengirim sebuah pesan padanya, memberitahu kondisi naysila.

devian duduk di samping naysila menatapnya dengan dingin, tanganya terus mengelus kepala naysila, tampak jelas kekahawatiran devian di wajahnya.

malam itu devian benar benar tidak tidur dia terus duduk di samping naysila, menjaganya sepanjang malam hingga saat jam sudah menunjukan pukul 5 pagi, dan kondisi naysila yang sudah mulai membaik, barulah devian meninggakan kamar itu lalu istirahat di kamar bawah.

...

Ketika sinar matahari menerobos masuk kedalam kamar barulah naysila terbangun dari tidurnya, saat dia bangun dia seperti sedang mencari seseorang, karena saat dia tidur semalam dia merasa ada seseorang yang menemaninya, apalagi semalam dia jelas merasakan ada sebuah tangan yang tak asing lagi terus mengelus lembut kepalanya,

namun saat sudah matanya menelusuri seisi kamar dia tidak menemukan orang yang dia cari, naysila hanya bisa berhembus pasrah, lalu tiba tiba dia merasa kosong, dia sangat merindukanya, walau pun dia orang yang sangat menjengkelkan namun naysila benar benar tidak bisa menyangkal kalau dia sangat merindukan devian.

Naysila menyibakan selimutnya lalu perlahan turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

...

devian baru saja selesai mengenakan stelan kerja nya, di mengenakan jas berwarna biru dongker dengan celana yang senada dengan warna jasnya, setelah merasa rapih dia langsung mengambil tas hitam nya, kemudian berjalan menuju pintu tepat saat dia keluar dari dalam kamar dia melihat naysila yang sedang terdiam seorang diri di meja makan, devian terdiam sesaat, memikirkan naysila yang malah melamun tidak makan makan dia teringat pada perkataan aji yang bilang bahwa naysila tidak pernah makan di rumah setelah pertengkaran itu, dia hanya akan diam di meja makan sepeti sedang menunggu seseorang, aji juga bilang kalau naysila tidak makan dengan baik akhir akhir ini,

setelah berkutat dengan fikiranya devian menaruh tas nya di meja samping pintu kamar, lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan dia duduk di ujung meja tepat di sampingnya naysila tengah duduk sambil terus termenung dia bahkan tidak menyadari kehadiran devian, sampai suara devian menyadarkanya.

"palayan"pamggilnya seorang pelayan langsung menghampirinya "nyalakan televisi" pelayan wanita itu langsung mengangguk mengiya kan kemudian menekan tombol tekevisi yang betada di sebrang meja makan itu seketika televisi pun langsung menyala memayangkan sebuah iklan produk makanan,

naysila masih terdiam menatap devian dengan bingung,

dia seperti bermimpi, tapi itu tidak mungkin jelas jelas itu bukan mimpi, sampai saat devian memakan sarapanya barulah naysila yakin kalu itu memang devian yang tengah makan bersamanya.

devian mencuri pandang naysila, dia jelas sadar kalu naysila tengah menatapnya,

Entah perasaan apa yang naysila rasakan tapi tidak tau kenapa melihat devian ada di hadapanya dan sarapan bersamanya membuat hatinya bahagia,

Dan naysila pun langsung ikut makan sampau satu suap dua suap tiga suap dan saat ingin ke empat kalinya dia tiba tiba terhenti karena sebuah suara dari televisi, naysila langsung berpaling melihat televisi yang sedang menayangkan sebuah acara bincang,

yang di mana di sana kalista sedang di wawancarai oleh seorang pembawa acara kondang yang cukup terkenal,

"Nona kalista apa pendapat anda tetang kerjasama anda dengan perisahasn SKY KING,? tanya sang pembawa acara,

kalista tersenyum menampilkan kecantikan seorang wanita yang ramah lalu kemudian dia langsung menatap ke arah kamera

"sejujurnya saya sangat menatikan kerjasama ini, siapa yang akan menolak untuk kerjasama dengan perusahaan sky king yang luar biasa itu, hanya orang bodoh yang akan menolaknya, dan sejujurnya saya sangat bahagia bisa menjalin kerjasama dengan devian, dia sosok pria yang berkharisma tinggi, dia sangat baik dan perhatian pada patner kerjanya, tetunya semua orang juga mengaguminya" kalista tersenyum sekali lagi, dan hal itu terusaja membuat naysila jengkel, apalagi mendengat pujianya pada suaminya tadi, dia bahkan blak blakan mengumumkan hubunganya dengan devian, tiba tiba hati naysila kembali sakit, sorot matanya tampak berkaca kaca, untuk menghindar dari kecurigaan devian naysila dengan buru buru menunduk

sampai aji datang menghampiri devian "tuan mobil sudah siap, apa kita berangkat sekarang?"tanya aji, tanpa menjawab devian langsung berdiri setelah meneguk habis jusnya dia langsung bergegas pergi,

naysila hanya bisa menatap kepergian devian dengan sedih, sampai suara dering ponselnya membuyarkan fikiranya, dengan cepat di lihatnya layar ponselnya

ada satu pangilan masuk dari adrian naysila langsung mengangkatnya

"halo adi, ada apa?"

"maaf sebelumnya aku sudah mengganggu waktu kamu, tapi apa hari ini kamu punya waktu?" tanya adrian di sebrang telepon, naysila terdiam berfikir sesaat lalu kemudian dia langsung menjawab

"hari ini aku tidak ada kelas, jadi aku hanya diam di rumah saja, memamgnya ada apa?"

"oh tidak apa apa aku hanya ingin mengajak kamu ke suatu tempat, apa kamu mau?"tanya adrian, naysila berfikir sejenak lalu menjawab

"baiklah tapi hanya sebentar saja"jawab naysila, di sebrang adrian sangat bahagia karena naysila tidak menolak ajakannya.

"oke kalau begitu aku akan menjemputmu di mana?" tanya adrian

"di halte bus biasa aja"jawab naysila

"oke sekarang aku akan bergegas" setelah itu telepon terputus

Naysila langsung bergegas menuju kamarnya mengganti pakaiannya berdandan setelah dia siap naysila langsung keluar dari kamarnya menuruni tangga, melawati ruang tamu tepat saat dia hendak membuka pintu seorang pelayan datang

"nyonya anda mau kemana, ?"tanya pelayan itu

"aku mau pergi keluar sebentar"jawab naysila sambil bergegas pergi

"tapi anda masih sakit..." naysila tidak memperdulikan pelayan itu dia malah berlalu pergi.

Sedangkan di kantor, Devian sedang termenung di ruang kerjanya, sampai alex tiba tiba menerobos masuk dengan wajah panik, devian menatapnya dengan heran

Alex tampak ngos ngosan karena berjalan terburu buru, dengan mengatur nafasnya alex berjalan menghampiri devian

"ada yang tidak beres dengan adrian"ucap alex yang langsung membuat tatapan devian menggelap seketika,

tatapan devian sangat mengerikan bahkan alex sendiri sedikit bergidik ngeri melihatnya.