webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
64 Chs

Adrian

Pagi hari seperti biasa naysila di antar oleh devian ke kampus,

"kak vian jangan lupa melakukan pemeriksaan rutin kakak nanti ke rumah sakit"ucap naysila mengingat kan,

"iya, aku akan pergi ke sana sekarang "jawab devian mulai kesal pasalnya dari rumah sampai kampus naysila terus memberitahunya untuk pemeriksaan rutin nya, dia tidak berhenti mengoceh tetang kesehatan devian, walau pun devian tampak baik baik saja, dia tetap khawatir masalah nya devian pulih sebelum waktu nya, tapi tanpa di ketahui naysila bahwa di bawah bimbingan dan pelatihan kakek nya dulu devian tau tetang ilmu tenaga dalam, jadi cedera kecil seperti ini bisa langsung dia pulihkan dengan cepat,

Naysila keluar dari mobil, tampak beberapa orang memperhatikan nya, tapi dia cuek saja, tidak ada gunanya menanggapi orang orang kepo seperti mereka, naysila berjalan melewati gerbang universitas, berjalan melewati hamparan taman rumput hijau, dia terus berjalan sampai dia sampai di sebuah lorong, tempat itu tampak sedikit gelap, karena sisi kanan dan kirinya di apit oleh ruangan yang membentang cukup panjang, jadi sepanjang waktu lampu di lorong itu terus menyala supaya menerangi tempat itu, naysila berjalan sendiri, tidak banyak orang yang lewat di lorong itu, sampai pandangan nya tertuju pada seseorang yang sedang berjongkok seperti sedang memungut sesuatu, naysila langsung menghampirinya, dia langsung membantu memungut kretas yang bertebaran di lantai dengan posisi jongkok

"kamu tidak apa apa?"tanya naysila dengan tangan nya terus memungut kretas kertas itu, pria itu langsung menoleh ke arah naysila, begitu pun naysila, tapi naysila malah terlonjak kaget,

"kamu.."gumam naysila

"hai.. seperti nya akhir akhir ini kita sering sekali bertemu"ucap nya sambil tersenyum, setelah merapikhkan semua lembaran kretas nya pria itu dan naysila langsung berdiri

"Terimakasih" ucap pria itu

"iya sama sama"balas naysila dengan tulus

"aku adrian kamu bisa panggil aku adi, aku dari fakultas hukum"ucap nya memperkenalkan diri, naysila melihat nya mengulurkan tangan, spontan naysila langsung menjabat tangannya

"ohh aku naysila anak akuntan,"balas naysila, kemudian jabatan tangan itu langsung terlepas setelah acara petkenalan selesai, mereka berdua jalan berbarengan melewati lorong itu.

"jadi kamu anak hukum?"tanya naysila dengan sedikit kagum, entahlah dia merasa sangat kagum pada orang orang yang mengambil jurusan dengan tingkat pelajaran yang hanya bisa di pelajari oleh orang orang dengan IQ dan EQ yang tinggi,

"iyah, aku ingin menjadi seorang pengacara"jawab adrian, sambil menatap baysila dengan senyuman yang dari tadi tidak hilang, naysila juga merasa sangat nyaman pada adrian pasal nya dia orang yang asik di ajak bicara, dan tentunya orang yang murah senyum dengan keramaran tinggkat tertinggi, dia tidak perbah melihat seorang pria selembut ini, dengan lingkungan naysila yang di kelilingi pria pria dingin, tidak aneh saat bertemu pria yang sedikit berbeda dia akan merasa pria itu luar biasa,

"kenapa mau jadi pengacara?"tanya naysila lagi karena penasaran, namun bukan nya menjawab adriam malah terdiam sesaat tapi tak menghilangkan senyum di wajah nya, tapi jika orang melihat ke dalam mata nya jelaa terlihat kalu dia tidak baik baik saja,

"itu hanya cita cita ku saja"jawab adrian, tapi nada suara nya membuat naysila ragu akan jawaban adrian, naysila ingin berbicara tapi langkah nya terhenti saat dia melihat adrian yang telah berhenti berjalan " kita harus berpisah," kata adrian saat mereka sudah sampi di sebuah pertigaan jalan di mana di sana ada dua jalan, "aku harap lain kali kita bisa bertemu lagi dan menjadi teman baik" ucap adrian setelah itu dia berpamitan dan pergi meninggalkan naysila.

...

Devian sudah berada di kantornya saat ini, dia sedang duduk di ruanga nya, tampak tumpukan tinggi di meja nya, itu adalah berkas berkas yang harus devian periksa, devian tampak sangat fokus memeriksa satu persatu berkas berkas itu, tak lama kemudian handphone nya berbunyi ada panggilan masuk, devian langsung mengangkatnya

"iya ada apa?"jawab adrian langsung to the point

"...."

"selidiki dengan benar, jika ada sesuatu yang mencurigakan segera hubungi aku"

"...."

"iyah, dan oh ya kirim kan segera tentang data data nya pada ku"kata devian setelah itu dia langsung mengakhiri panggilan telepon nya, setelah menerima telepon itu devian tampak terdiam seseaat tampak aura dingin menyelimuti nya, ada yang mengganggu fikiran nya, dia tampak berfikir keras, sampai akhir nya dia berjalan menuju jendela di ruangan nya dan meninggalkan pekerjaan nya, seluruh ruangan devian hampir sepenuh nya mengunakan ding ding kaca, jadi saat devian berdiri di dekat sana dia dapat dengab jelas melihat seluruh kota dari tempat nya itu, apalagi ruangan kerja devian terletak hampir di lantai paling atas jadi dari ketinggian nya itu dia biasa melihat seluruh kota bahkan universitas tempat naysila kuliah yang juga adalah milik nya dapat terlihat walau pun tidak terlalu jelas,

sorot mata nya memancarkan aura dingin yang tak biasa, termenung beberapa saat sampai pintu di ketuk dari luar, devian berpaling lalu menyuruh orang yang mengetuk pintu itu masuk,

seorang wanita masuk siapa lagi kalu bukan sekretaris nya ana

"pak ada rapat setengah jam lagi, saya kemari hanya mengingatkan saja"kata ana lalu keluar lagi dari ruang kerja devian,

devian melihat jam tangan nya, dia berjalan kembali ke meja kerja nya merapih kan berkas berkas yang tadi belum sempat devian periksa semua, dia mengambil laptop nya kemudian berjalan keluar ruangan nya.

Naysila tengah mendengarkan guru yang sedang menerangkan pelajaran, hari ini naysila mengikuti pelajaran tanpa raisa karena dia berbeda kelas dengang nya hari ini, jadi saat dia memperhatikan guru rasa bosan mulai menghampirinya, dia tampak jenuh, ingin rasanya dia keluar dari ruangan itu, sungguh sangat melelahkan mendengar guru nya menjelaskan dengan cara seperti itu, naysila melirik orang orang di sekitarnya yang juga merasakn hal yang sama, bahkan ada yang sesekali menguap, bahkan ada yang diam diam bermain handphone. Sampai akhirnya kelaspun berakhir, semua orang langsung berhamburan keluar dari kelas, naysila keluar paling akhir, karena dia tidak mau kalu harus berdesakan dengan orang orang yang sangat ingin keluar segera dari kelas.

saat keluar dari kelas raisa sudah menunggu nya di depan dengan gembira di langsung menghampirinya.

"hey kenapa kau sangat bersemangat sekali" sindir raisa saat melihat nayaila begitu betsemangat saat menhampirinya, "apa kau sangat merindukan aku?"

"tidak huh geer sekali," balas naysila saat sudah berada di depan raisa

"oh jadi kamu tidak merindukan aku, yasudah aku pergi saja" rajuk raisa dengan wajah yang cemberut

"hey kenapa kamu jadi begitu, bukan itu maksud ku, aku hanya semangat saja karena aku bisa keluar dari kelaa itu, tadi itu sangat membosan kan tau"curhat naysila,

"emang kenapa?" tanya raisa penasaran,

"aku ceritain sambil jalan aja, ayo, aku sudah sangat laper" kata naysila lalu langsung meraih tangan raisa dan mereka berjalan dengan bergandeng tangan.

Setelah melawati beberapa ruangan dan berbelok beberapa kali akhirnya mereka sampai di kantin, kemudian mereka langsung memilih meja dan memesan makanan

"haha.. gak kebayang yah di ajar dosen seperti itu"raisa tertawa terbahak bahak setelah mendengarkan curhatan naysila, naysila sedikit kesal akan sikap teman nya itu karena malah mentertawainya

" kalau bisa memilih aku juga ogah di ajari guru seperti itu"keluh naysila "lagian kenapa sih dosen membosankan seperti itu bisa mengajar di universitas ini"

"yah mungkin karena dia pintar dan jenius, lagi pula dosen dosen yang mengajar di sini bukan sembarang orang, mereka harus melewati bermacam macam tes supaya bisa di terima di sini"kata raisa yang sudah berhenti tertawa

"yah tapi cara nya menerangkan materi itu loh bikin kesel aja, tidak ada interaksi sama sekali pada seluruh murid di kelas, itukan membosankan"Naysila tampak cemberut memikirkan dosen itu saat mengajar

"yah udah kalu kamu gak suka sama dosen itu dan tidak ingin di ajar oleh nya, gampang kok, tinggal merengek saja pada suami tersayang mu itu, lalu setelah itu dosen itu tidak akan pernah muncul lagi di universitas"ucap raisa sambil menaruh kedua yangan nya di atas meja lalu menatap teman nya itu

"yah tidak seperti itu juga rai, itu tidak akan adil untuk dosen nya, masa di pecat tanpa alasan, lagi pula aku tidak setega itu juga kali, "balas naysila merasa saran nya itu sangat tidak masuk akal, dia bukan orang yang kejam, sampai harus membuat dosen di pecat karena keluhan nya.

"yasudah nikmati saja di ajar oleh nya"ketus naysila, dia tampak sedikit kesal juga pertama naysila yang mengeluh saat dia memberi saran malah dia tidak suka. dan saat itu pun pesanan mereka datang naysila yang sudah kelaparan langsung menyambar makanan nya, dia makan dengan lahap nya seperti dia tidak makan berhari hari saja. saat sedang menikmati makanan nya adrian tiba tiba datang menghampiri naysila

"hay naysila,"sapa adrian, yang langsung membuat naysila menengok kearah nya tentunya dengan mulut yang penuh makanan, dengabmn cepat dia mengunyah makanan nya lalu menelan nya,

"eh hay adi, ayo gammbung sini"ajak naysila yang di sambut dengan anggukan adrian,

Adrian duduk di samping naysila, sedangkan raisa memandang nya dengan bingung, melihat teman nya seperti itu naysila langsung mengenalkan adrian

"kenalin rai, ini adrian anak fakultas hukum, dan adrian dia raisa teman ku "

"hay aku adrian"ucap adrian sambil mengulurkan tangan nya seperti biasa dia terus tersrnyum

"hay aku raisa"balas raisa sambil menjabat tangan adrian

"kalian satu jurusan?"tanya adrian

"tidak aku dari fakultas ekonomi"jawab raisa, dia memandang adrian, seperti naysila kesan pertamanya juga pada adrian sama, baik ramah, dan murah senyum apalagi setelah mendengar dia anak fakultas hukum, sungguh luar biasa, dia pasti murid yang jenius secara menjadi anak fakultas hukum itu tidak lah mudah selain pelajaran nya yang sulit, mereka juga harus bisa memliki ingatan yang tajam.

"kamu mau pesan apa, biar aku pesenin?"tanya naysila pada adrian

"tidak usah biar aku pesan sendiri"tolak adrian lalu lagsung bangkit dari duduknya, setelah kepergian adrian, raisa langsung mencondongkan tubuhnya kedepan

"nay dia itu siapa? kenapa kamu bisa kenal sama dia"tanga taisa setengah berbisik,

"aku juga baru mengenal nya, dia itu.."kata kata naysila terhenti saat melihat adrian sudah kembali, raisa mengikuti arah pandang naysila yang melihat ke belekang nya, dia juga mekihat adrian yang sudah kembali, jadi setelah itu tidak ada obrolan yang terjadi lagi, entah kenapa mereka bertiga tampak canggung saat ingin memulai pembicaraan, jadi setelah itu keheningan menyelimuti meja itu, hanya ada suara dentingan sendok yang bergesekan dengan mangkuk.