webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
369 Chs

Tembak Saja

=Ge POV=

Sial, aku sama sekali tidak mengetahui kalau Sam diserang. Aku menyadarinya setelah dia terjatuh tak berdaya di atas lantai bersimbah darah,

Seorang perempuan dengan pecahan guci di tangannya nampak masih memandangi tubuh Sam, entah apa yang sedang ia pikirkan namun aku melihat ia gemetar.

"Selamat datang, tuan Presiden. Aku merasa sangat tersanjung karena anda berkenan untuk berkunjung ke rumah kami yang sederhana ini." Seorang pria dengan suara beratnya menghampiriku dari arah belakang.

Aku mengernyitkan dahi, merasa ada yang tidak beres. Aku marah, karena Digo dan bang Arlan tidak dapat menemukan mereka yang bersembunyi di dalam rumah. Apa mereka tidak menggeledah semua sudut ruangan?

"Anda tidak perlu banyak pikiran, tuan. Silahkan duduk," ujarnya lagi. Dia segera duduk di sebuah kursi di dekatku berdiri seraya mempersilahkanku untuk ikut duduk. "Tisya! Siapkan hidangan untuk tamu kita."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com