webnovel

Diriku yang Lain di Dunia Lain Ada di Dalam Mimpiku

Aku terkadang melihat diri ku di dunia lain di dalam mimpi ku. Disini aku yang lain mencari reruntuhan kuno atau benda kuno yang menjadi suatu hal yang sangat tabu di negara tertentu, suatu agama ataupun kelompok tertentu. Walaupun tabu entah kenapa aku yang lain mencari hal itu. Karena ini mimpi kadang aku tidak memperdulikannya, tetapi mimpi ku yang aneh ini terus berkelanjutan dan terkadang aku pun heran sebab mimpiku yang berkelanjutan ini terputus dan ketika aku bermimpi kembali aku berada di suatu tempat, betarung atau bernegosiasi dengan orang tanpa aku ketahui sebab dan alasannya.

shinryudan · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
1 Chs

Chapter 1 - Mimpi Di Dunia Lain

Ada yang berkata bahwa mimpi adalah sebuah harapan atau imanjinasi orang yang tersembuyi, ada juga berkata bahwa mimpi adalah kumpulan informasi yang otak kita kumpulkan ketika kita masih tersadar, ada juga yang berkata bahwa mimpi adalah suatu batas antar realita dan khayalan.

Namun dibalik semua itu terkadang aku sering bermimpi suatu mimpi yang cukup aneh, mungkin mimpi ini seperti dunia dalam dunia fantasi layaknya dalam dunia game atau anime. Hal yang aneh dalam mimpi ini adalah suatu kelanjutan cerita aku yang lain dalam dunia mimpi ini. Di dunia fantasi, sihir, misteri dan berbagai hal aneh ini, aku adalah seorang pria ya gender ku sendiri pria dalam dunia nyata.

Entah mengapa aku yang berada didunia lain ini mencari segala sesuatu mengenai reruntuhan kuno atau barang kuno dan hal-hal sejenis itu. Aku berusaha mencari hal ini di berbagai tempat, benua dan negara. Namun tentu saja belum semua tempat yang ada di dunia itu telah aku kunjungi. Karena di dunia ini begitu luas serta berbahaya nya tempat-tempat seperti itu menjadikan pencarian tersebut semakin menyulitkan.

Mimpi berkelanjutan ini kadang terputus-putus, seperti jika aku tidak bermimpi aku seperti ketinggalan episode anime dan tidak paham bagaimana aku bisa berada di tempat seperti ini atau bagiamana bisa tiba-tiba aku melakukan hal ini atau pun itu. Kejadian ini kadang membuatku cukup bingung, karena aku bisa tiba-tiba berada di tempat seperti hutan, padang rumput, kota dan pedesaan. Bertarung dengan kawan perampok atau monster-monster.

Di mimpi ini, aku berada di suatu kota yang cukup besar dimana bangunan di kota ini memiliki aritektur gaya eropa pertengahan (medival) yang cukup kental. Sepertinya aku sudah beberapa bulan ada di kota ini karena belakangan ini di mimpi-mimpi ku sepertinya aku sering berada di kota ini.

"Halo Mbak Respsionis yang cantik, apakah kali ini ada misi pengawalan peneliti benda kuno atau semacamnya?"

"Pagi-pagi seperti ini jangan menggodaku. Hmm.. coba ku cari dulu.. Untuk misi pengawalan ini sih belum ada. Namun beberapa hari yang lalu ada seseorang yang ingin meminta jasa pengawalan di guild dan sepertinya tempat yang ingin ia kunjungi cukup kuno dan lumayan berbahaya. Namun seperti yang kamu ketahui regulasi penyelidikan untuk reruntuhan kuno memiliki peraturan yang cukup ketat di negara ini".

"Apakah orang itu masih tinggal di kota ini?"

"Aku tidak tahu, tapi dia pernah mengatakan pernah tinggal di pengginapan bison bertanduk"

"Kebetulan sekali aku tinggal disitu juga. Apakah mbak cantik tau namanya serta rupanya seperti apa? Mungkin saja orang itu masih mengginap disana".

"Kalo tidak salah dia namanya gerald, orang separuh baya yang mengenakan jas berwana cokelat dan menggunakan kacamata bulat".

"Oke terima kasih atas infonya mbak cantik".

Akupun segara berlari pulang kepenginapan dimana biasanya tempat aku beristirahat di kota ini, penginapan bison bertanduk. Penginapan ini berada cukup jauh dari guild petualang, jika posisi guild petualang dekat gerbang utama kota ini. Maka lokasi penginapan bison bertanduk berada di timur laut guild petualangan, dan sedikit jauh dari pasar yang berada di pusat kota. Namun disini banyak bar serta pasar gelap sehingga cukup memudahkan ku untuk mengumpulkan informasi menggenai reruntuhan kuno atau benda-benda kuno yang cukup di larang di kota ini.

Penginapan bison ini memiliki 2 fungsi yaitu sebagai bar dan juga sebagai penginapan. Lantai 1 tempat ini buka siang hari sebagai tempat makan biasa dan pada malam sebagai bar, sedangkan lantai 2 nya befungsi sebagai penginapan. Penginapannya cukup tua dan sedikit kotor, namun harga penginapannya cukup bersahabat dan makanya cukup murah dan lumayan enak. Dimana tempat ini sangat cocok dengan petualang yang mempunyai uang pas-pasan seperti diriku ini.

Penginapan ini di miliki oleh keluarga ras anjing atau hewan. Dimana biasanya sang anak laki-lakinya akan menjaga pada siang dan malam harinya sang ayah akan menjaga serta menjadi bartendernya. Sang ibu tentu saja memasak di belakang dan membantu membersihkan penginapan. Namun tentu saja mereka mempunya beberapa pelayan yang membantu pekerjaan mereka.

Namun semua pelayan yang mereka punyai bukan dari ras manusia seperti diriku atau orang-orang kebanyakan di kota ini. Mungkin karena rasisme dan perbudakan dari mahluk-mahluk non manusia yang ada membuat mereka menjadi lebih hati-hati memperkerjakan orang beras manusia. Dan karena ini bar tentu saja mereka memperkerjaan pelayan perempuan non manusia yang semuanya cantik-cantik!!

Tentu saja pada jam segini tempat makan disini masih sepi, terkadang ada beberapa orang penginap yang mersiapkan barang mereka untuk melanjutkan perjalanan atau berdiskusi dengan rekan mereka. Namun pada hari ini tampak nya tidak ada satu orang pun yang ada disini. Kecuali seorang pelayan yang sedang membersihkan dan merapikan tempat ini yang nantinya akan digunakan sebagai tempat makan siang, Nama pelayan itu adalah Lexa.

"Selamat Datang, maaf kami belum buka saati ini. Ah Rhys-san?!"

"Hai, Lexa. Apakah Alden ada disini?"

Lexa adalah gadis dengan oppai yang cukup besar, sepertinya dia adalah gadis setengah manusia dan serigala karena kuping dan buntut yang dia punyai mirip seperti serigala. Dia memiliki rambut berwarna ungu bercampur dengan warna putih, rambutnya bergaya bob panjang dan ia selalu bertingkah laku malu-malu. Muka manis, gayanya yang imut di tambah oppainya yang cukup gede, cowo normal mana yang tahan dengan hal ini!!

Yah mungkin hal seperti itu Cuma berlaku jika Lexa tinggal di dunia nyata tapi disini banyak gadis imut seperti ini. Namun yang cukup membedakan itu semua adalah Lexa bukan ras manusia, jadi mempunyai telinga hewan dan buntut berbulu itu mungkin adalah nilai plus yang para bangsawan cari dari budak-budak ras-ras hewan seperti ini.

"Kalau tidak salah Tuan Alden ada di gudang bersama nona fae, katanya tadi mereka ingin bersih-bersih dan merapikan stok makanan".

"Oke terima kasih atas infonya Lexa sayang".

"sa..sa..sayang?! Rh.. rh...ys-san..".

Lexa menundukan kepalanya dan raut mukanya mulai merona merah. Lexa sang gadis imut ini sangat lucu sekali, jika kugoda dia akan tersipu malu dan rona mukanya akan memerah dan sepertinya aku di dunia mimpi ini suka sekali menggodanya. Bahkan aku di dunia nyata ini juga tidak keberatan menggantikannya jika aku di dunia mimpi ini tidak mau melakukannya ke gadis se imut ini.

"Mereka bilang tidak ingin di ganggu, jadi aku bersih-bersih disini sendirian".

"Ah, pagi-pagi ini mereka sudah melakukannya lagi ya. Apakah tadi malam masih kurang?"

"Melakukan apa?"

Lexa memiringkan sedikit kepalanya nya dan terlihat bingung, kuhiraukan hal itu karena saat ini aku sedang cukup terburu-buru karena takut kehilangan informan yang cukup berharga dan aku pun segera berlari menuju gudang yang terletak di belakang penginapan ini.

"Ah, senpai lain kali jika ada waktu ulang tolong ceritakan suatu cerita lagi tentang reruntuhan kuno atau salah petualangan-mu lagi ya"

Dibelakangan penginapan ini terdapat gudang yang menyimpan bahan makan, bangunannya terbuat dari kayu dan tidak memliki satupun jendela dan hanya memiliki 1 pintu saja. Yah, kalo ingin digambarkan dengan mudah tempat ini sangat mirip seperti lumbung gandum.

"Ah..... Sedikit lagi... Hah... hah.."

"Hosh..hosh... ayo fae sedikit lagi mau keluar.."

"Sayang kita bisa menikmati hal ini sedikit lagi kan?"

"Jangan! Aku takut, ayah atau ibuku akan segara bangun"

"Ah betul juga ya, lagipula kita bisa melakukan ini malam ini lagi "

"Baiklah mari kita segera selesaikan"

"Ah, tunggu.. Ah... Ah.. Ah..!!"

"Hosh.. Hosh.. Akhirnya selesai juga"

"Nikmat sekali, seharusnya hari ini bukan hari aman ku sih, tapi kamu mengeluarkannya di dalam. Namun memang paling nikmati merasakan cairan hangat ini di dalam tubuhku"

Ternyata benar pagi-pagi seperti ini mereka berdua sudah memadu kasih!! Apakah mereka tidak lelah melakukannya di malam dan pagi hari?! Dan apakah mereka benar-benar tidak sadar bahwa suara mereka terdengar jelas sampai keluar?! Apakah mereka sudah terbiasa melakukan hal ini sampai tidak peduli jika orang lain mendengarnya?! Hal ini sebenernya bukan terjadi sekali dua kali saja, bahkan pertama kali aku tidak menyadarinya dan melihat mereka tidak memakai pakaian sama sekali dan sedang memadu kasih.

"Alden sialan!! pagi-pagi begini kalian masih memadu kasih?!"

Karena sudah pernah melihat pemandangan yang menyenangkan.. eh mengerikan maksudnya. Setiap kali ku kesini walaupun terdengar suatu suara atau tidak aku selalu mengetuk pintu walaupun terkadang terasa sia-sia karena mereka sangat menikmati apa yang sedang merka kerjakan sampai-sampai tidak mendengarkan apa yang sedang terjadi di luar.

"Rhys si perawan brengsek ini lagi, kenapa kau suka sekali menggagu kami berdua si?!"

"Kalian saja yang tidak tau waktu dan tempat untuk melakukannya"

Suasana Hati Alden sepertinya langsung buruk begitu aku mengaggunya. Yah secara teknis si aku tidak tahu ternyata mereka melakukan hal maksiat ini lagi, dan akan bekerja secara rajin tapi mungkin memang nafsu ras hewan memang sangat kuat ya? Padahal ini belum musim mereka kawin. Bagaimana nantinya jika musim kawin nanti? Mungkin nanti mereka akan "bermain" berbulan-bulan sampai musim kawinnya habis.

"Ara.. Rhys-san di luar? Bagiamana jika masuk dan bergabung dengan kami?"

"Hey, fae yang benar saja?! Aku tidak mau bertiga dengan seorang pria!! Lagian kau kan sudah punya aku seorang"

Fae-san adalah tipe onee-chan yang bisa kita saksikan dalam anime-anime dengan rambut putihnya yang berkilau, badannya bisa di bilang adalah komposisi sempurna layaknya gitar spanyol, orangnya sangat baik hati dan pengertian di lengkapi dengan telinga dan butut kelicinya membuatnya sangat menarik dan menjadikannya sebagai primadona bar ini.

Namun ia sudah berpacaran dengan Alden, dari yang kudengar mereka adalah teman masa kecil. Alden juga sebenernya lumayan tampan dan cukup kekar, hal ini mungkin terjadi karena sejak kecil Alden membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar di bar ini sampai sekarang

"Tawaran yang cukup menarik fae-san tapi aku sedang terburu-buru mencari sesorang. Adelt apakah ada yang menginap disini dengan nama gerald, orang separuh baya yang mengenakan jas berwana cokelat dan menggunakan kacamata bulat".

"Kalau tidak salah orang itu beberapa hari ini menginap disini".

"Apakah kamu tau kemana dia hari ini?"

"Dari yang kudengar dia tiap hari mengelilingi kota untuk mencari informasi, ataupun orang yang mau menjadi penjaganya. Sudah kan? Cepat pergi sana aku masih ingin sedikit bersenang-senang fae lagi".

"Ah baiklah. Terima Kasih atas infonya, semoga kalian bisa bersenang-senang kembali".

Mereka mulai melanjutkan kegiatanya kembali, mungkin karena ku ganggu Alden menjadi kesal dan ingin melakukannya lagi, yang mungkin sudah mereka lakukan berpuluh-puluh ronde hanya pada pagi ini saja. Setalah itu akupun berusaha untuk mencari di bar-bar ataupun pasar gelap dengan harapan dapat bertemu orang yang kucari.

Melakukan hal ini tentunya membutuhkan waktu tapi setiap ada kesempatan untuk mendapatkan info ke reruntuhan kuno adalah sesuatu yang sangat berharga karena sangat sulit di dapat. Aku mulai menanyankan info mengenai gerald ke beberapa tempat di bar maupun pasar gelap tempat langgananku informasi.

Setelah aku berputar-putar mencari informasi mengenai gerald, Akhirnya aku mendapatkan informasi mengenai seseorang yang ciri-ciri sangat mirip dengan gerald sedang berada di bar naga merah. Aku pun segara menuju bar naga merah yang letaknya cukup dekat dengan pusat kota, karena letaknya cukup dekat dengan pusat kota maka tentu saja bar ini merupkan bar mahal dan cukup elit, bahkan jika dibandingakan dengan bar bison bertanduk bar naga merah menyajikan makanan yang lebih mahal dan penginapan yang lebih bersih dan rapih.

Namun tiba-tiba terdengar keributan dari luar bar ini, walaupun ini waktunya makan siang agak tidak wajar bar memiliki keributan seperti ini di jam makan siang. Maklum biasanya bar akan sangat ramai pada waktu malam hari karena pada petualang atau pekerja yang ingin melepaskan rasa lelah dan penat mereka setelah seharian bekerja.

"Hey pak tua ini ngomong apa?"

"Tolong lah.. Aku membutuhkan beberapa orang agar bisa masuk reruntunhan bas tar eins"

Pak tua yang mengenakan jas berwana coklat ini sedang memhon kepada sekelompok orang petualang yang terdiri sekitar 4 orang. Mukanya kelihatan pasrah, sedih dan seperti tanpa harapan terus bersimpuh agar orang-orang ini mau menemani dia masuk ke dalam reruntuhan tersebut.

"Reruntunhan bas tar eins? Aku tidak pernah mendengarnya. Lagian kamu tahu kan kalau reruntuhan itu adalah suatu tempat yang sangat tabu tapi kamu masih mau ke sana?! Dasar Pendosa!!"

"Kumohon beberapa pun akan ku bayar!! Anak perempuan ku sedang sekarat, dan waktunya tidak akan lama lagi!! Menurut buku kuno yang pernah ku baca bahwa ada item sakti yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit bahkan menangkal kematian. Kumohon!! Dia adalah satu-satunya keluargaku yang tersisa!!"

Pak tua itu dikelilingin oleh 4 petualang, 1 petualang mengenakan pakaian armor lengkap, kemudian satu lagi memakai jubah seperti penyihir dengan rambut ala boyband kpop, yang lain mengenakan baju perlidungan ringan serta terdapat 2 bilah pedang di belakangnya dan yang terakhir mengenakan topi pemburu.

"Aku Tidak pernah mendengar reruntuhan semacam itu di daerah ini? Apakah kau pernah mendengarnya?"

"Tidak, jika benar ada reruntuhan seperti kita bisa kaya raya!"

"Memang berapa jumlah yang akan kau bayarkan?"

Pak tua itu menarik secarik kertas dan memberikannya kepada salah satu orang disitu

"Cuma seigini? Kalau melakukan hal seperti itu setidaknya kamu perlu 2x-3x lipat nya

pak tua, hahaha"

"Hahaha.. benar sekali, kupikir kau cukup kaya ternyata kau sangat miksin!! Mungkin kau perlu bekerja lebih keras lagi sampai kau bisa menyewa orang sekelas kami. Itu pun kalau anak mu belum meninggal!"

Mereka bertiga tertawa sekeras-kerasnya dan mencibir pak tua tersebut dan 1 orang yang berpakaian lengkap ala kestaria menatapnya tatapan mata.

"Karena kau adalah seorang pendosa maka mungkin ini adalah hukuman dewi asteria kepadamu dan keturunan mu, nah sekarang pergi lah dari sini.. Jangan membuat orang lain terjatuh menjadi pendosa seperti mu juga manusia sesat"

Ketika pria beramor itu ingin menyeret pak tua itu keluar, tiba-tiba seorang gadis berpakaian ala kestrai wanita, rambutnya diikat dengan gaya buntut kuda mengerbrak meja. Kemudian seisi bar yang tadinya cukup ramai, menjadi cukup tenang

"Sudah cukup!! Kalian sudah menghina dan mencibirnya berkali-kali, setidaknya biarkan dia keluar sendiri dan kamu jika kamu penganut agama asteria walupun dia pendosa setidaknya perlakukan dia dengan baik!!"

"Bernai-berani nya kau meremehkan kesetian ku kepada dewi asteria?! Seorang pendosa sudah sepatutnya di hukum!!"

"Nona cilik berani juga kau menantang kelompok kami!"

""Aku tidak peduli siapa kalian, tapi jika kau terus melakukan hal ini maka aku tidak akan tinggal diam saja"

"Dan kalau kami tidak berhenti kan apa yang akan kau lakukan nona?"

"Karena kalian sudah mengaggu dan merusak di tempat umum dan mengajar orang tua itu. Tetua saja kalian akan kubawa ke pihak berwewenang di daerah ini, namun sepertinya harga diri kalian terlalu tinggi untuk itu jadi setidak kalian perlu kubawa secara paksa"

"Wuahahaha..."

ke empat orang itu tertawa kemudian 4 orang tersebut masing-masing mencabut senjata mereka, nona itu pun mengangkat senjatanya yang berukuran cukup pajang itu adalah sebuah tombak. Nona itu maju dan menghajar 3 orang itu secara langsung gerakanya mengalir bagaikan air mengalir, ketiga orang tadi terpental dan mengerang kesakitan.

"Hoo.. teknik tombak air ya? Dan levelnya sepertinya cukup tinggi tapi aku tidak akan mengampuni mu karena meremahkan kesetianku kepada dewi asteria"

"Ternyata kau adalah salah satu penganut fanatik ya kalau begitu percuma saja berdebat dengan mu"

Nona itu bergerak lebih cepat ayunan tobaknya langsung di arah kewajah dari pria beramor tersebut namun pria beramor itu dapat segera menghindarinya, mungkin karena jangkauan tombaknya menjadi lebih pendek karena dia menggunakan ujungnya yang tumpul. Pria beramor itu kemudian membalasnya dengan pedangnya namun meleset, dia kemudian menebaskan pedangnya ke arah nona itu namun terus meleset.

Karena walaupun kekuatan tebasanya cukup kuat namun gerakan pedangnya kurang lincah sehingga nona tersebut dapat menghindarinya dengan mudah. Nona itu terus menghindar menunggu adanya celah untuk melakukan serangan balik kemudian nona itu kembali menyerang ketika si pria beramor itu terhambat gerakannya karena adanya kursi dan meja. Nona itu melakukan serangan secara bertubi-tubi dengan cepat serangannya banyak mengenai tubuh pria tersebut namun karena pria beramor itu mengenakan armor yang cukup tebal maka seranganya tidak menimbulkan luka yang berarti.

"Ugh.. hebat juga kau nona. Sepertinya kamu sekelas level komadan ya? "

"Kau hebat juga bisa mengetahui kemampuan ku. Sepertinya kau bukan petualangan kacangan seperti mereka bertiga ya? "

Setelah itu sang nona memutar balikan tombanya dan menyerang mengenakan ujung tombaknya yang tajam kepada pria tersebut. Kemudian serangan nona tersebut menjadi semakin cepat dan tajam, mengores armor pria tersebut pipi dan beberapa bagian di tubuhnya mulai mengeluarkan darah karena gempuran tombak nona tersebut.

Kemudian nona tersebut berdiri tepat di depan pria tersebut seakan memancing nya untuk menyerang dalam posisi tersebut, pria beramor itu tidak ragu-ragu menyerangnya dan tentu saja tebasanya meleset karena nona tersebut mengindar secara efisien di samping pria tersebut dan menghatam dagu pria tersebut dengan ujung tombaknya yang tumpul. Pria tersebut terpelanting dan menghatam dinding bar dengan cukup keras.

Hebatnya dia masih bisa sadar walaupun seponyongan, kemudian tanpa ragu-ragu sang nona mengahatamkan kembali kemuka pria beramor itu sehingga pingsan. Namun tiba-tiba ada dua orang botak berotot dan berbadan besar berdiri di salah satu meja.

"Dasar Oldeo bodoh.. Walaupun kau petualangan level C, tapi kemampuan mengalisa dan informasinya seperti pemula saja"

"Ya betul sekali kak, dia tidak mengetahui bahwa di depannya adalah wakil ketua pasukan 7, Nona Beatrix Riverswood!!"

"Nona Beatrix Riverswood terima kasih telah menghajar anak buah kami yang masih lugu dan bodoh, jika ini ada misi pembasmian monster level B maka mereka semua sudah mati!"

"Yah, walaupun anak buah kami yang memulai lebih dulu tapi kami tidak bisa membiarkan nona beatrix ini mencoreng nama kelompok magnum buster ini"

"Jadi setidaknya kau perlu kami beri "sedikit" pelajaran nona Beatrix, betulkan kak Bopopin?"

"Betul dik Bopipon, kita bisa mendapatkan banyak uang dari keluarganya dan sedikit bersenang-senangan dengannya."

"Wuahaha, betul sekali kak setelah itu pun kita bisa berhura-hura sejenak, bagimana jika kita pergi ke benua Brunnue di selatan. Kudengar makanan dan gadis-gadis di sana sangat cantik- cantik"

"Tapi aku benar-benar tidak menyangka keluarga bangsawan Riverswood ada yang mempunyai rasa keadilan yang cukup tinggi ya, kupikir semua mereka adalah orang busuk semua"

"Lalu orang tua itu mau kita apakan dulu kak? Kita hajar sampai pingsan dulu baru kita beri pelajaran kepada nona itu?"

"Benar sekali dik, kita harus mencengah orang tua itu kabur dulu dan baru kita urus nona itu. Kita harus beri pelajaran kepada orang yang mencoreng nama kelompk kita"

Kemudian sang adik botak bersaudara itu mendekat ke tempat orang tua itu berada, si orang tua tersebut berusaha melarikan diri dengan menyeret kakinya. Si nonan tersebut berusaha melindunginya namun si kakak berdiri tepat di depan nona itu dan mulai melancarkan serangan pukulannya dan ketika itu sedang terjadi si adik mulai mengejar orang tua tersebut dan ketika adik botak itu ingin menghantam orang tua itu ada semburan api megenai pipinya.

"Fireball!!"

"Serangan sihir nyamuk macam apa ini?"

Karena daritadi aku kebanyakan menonton nona itu bertarung tiba saatnya masuk penampilan keren sebagai pahlawan!! Maunya si begitu tapi daripada calon informan ku menjadi cacat atau tidak bisa bicara nanti malahan aku yang report sendiri. Kuhatam si adik botak dengan sihir api ku untuk mengalihkan perhatiannya. Kemudia aku melaju maju untuk menerjang si adik botak

"Baru kali ini aku melihat serangan sihir selemah ini, jadi jangan kau pikir serangan seperti itu bisa mengalahkan ku Bocah Brengsek!!"

"Zephyrs!!"

Kukeluarkan sihir angin untuk meningkatkan kecepatan ku dan ku leparkan tinjuku walaupun terkejut si botak itu bisa menghindari serangannya ku. Seperti dugaan ku dia bukan petualangan sebarangan minimal levelnya ada B, dan tidak heran banyak petualang yang takut dengan kelompok ini karena petualang dengan rank B ke atas sangat jarang di daerah ini.

Kami pun saling bertukar tinju walaupun tinju si adik botak ini tidak bisa mengenaiku, semua tinju ku tidak bisa memberikan serangan telak kepadanya dan bahkan beberapa seranganku di tangkisnya. Aku harus menunggunya lengah dan melancarkan serangan telak kepadanya.

"Cih, seperti lalat saja bocah ini. Loncat kesana kemari, namun kalau serangan mu hanya seperti ini kamu tidak akan bisa mengalahkan ku!!"

"Begitukah? Baiklah tahan serangan ini kalau kau bisa"

"Stone Canon!! Firebolt!!"

Kulempar tembakan tombak batu yang digulung dengan api, tentu saja si adik botak itu menghindarinya namun dia tidak mengetahui bahwa di stone canon itu kumasukan sedikit air dan batu yang basah tersebut meledak di dekat kelapak si adik botak itu. Tentu saja batunya hanya mengores beberapa permukaan kulitnya saja tapi tujuan ku hanya untuk mengalihkan perhatiannya saja.

"Explosion!!"

Kuhatamkan tinjuku dengan gabungan sihir explosion dibagian kepalanya, namun si adik botak ini masih dapat menangkisnya. Sayanganya kekuatan pukulan dan ledakan dari explosion ku membuatnya terpental dan membuatku sendiri terhempas. Dengan badan terkulai si adik botak ini masih sanggup bendiri, namun aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan kuhatam sekali lagi dengan pukulan explosion ku dan si adik botak itu pun pingsan.

Setelah pertarunganku berakhir aku melihat ketempat nona itu berada dan sepertinya petarunganya dengan si kakak botak itu juga telah berakhir dimana sang kakak terkulai lemas tidak berdaya sambil di acungakan dengan tombaknya. Sambil merengek-rengek minta ampun dan juga maaf dan sepertinya si nona itu terlihat tidak acuh dengan hal itu.

"Baiklah setidaknya kalian harus di denda dengan membayar sejumlah uang yang pantas untuk memperbaiki bar ini"

"Baik maafkan kelompok kami nona karena sudah lancang"

"Ah aku belom selesai berbicara"

Dengan tatapan yang sinis dan dingin kepada kakak botak itu, si nona ini rupanya ingin meminta ganti rugi kepada kakak botak ini. Yah itu hal yang wajar sebenernya karena percuma menyerahkan orang-orang seperti ini kepada dewan keamana atau prajurit kota. Karena biasanya mereka diminta sejumlah uang untuk ganti rugi saja, paling-paling jika parah sekali mereka hanya diusir keluar dan tidak diizin masuk ke dalam lagi selamanya.

Tentu saja jika itu terjadi bar menjadi pihak yang sangat dirugikan karena tidak mendapatkan apa-apa. Jika dewan kota adalah orang yang baik biasanya mereka akan memberikan sejumlah sumbangan kepada si pemiliki bar berupa bahan untuk memperbaiki, uang dan sejenisnya. Namun sepertinya tidak dengan dewan kota ini sih, jadi keputusan nona itu sudah benar.

"Jika uang yang sekarang kalian bawa tidak cukup maka, kalian harus menyerahkan semua perlengkapan kalian. Aku tidak peduli kalian nanti akan pergi atau pulang ke penginapan tanpa pakaian sedikit pun"

Apalagi meminta mereka membayar sekarang karena namanya petualangan, setelah kerjadian ini mereka tinggal pergi di kota ini dan masalah seperti hilang seperti hembusan angin. Nona kestaria ini cukup hebat dalam bertarung dan juga dalam berbisnis rupanya.

"Se... setidaknya sisakan pakaian dalam kami"

Nona itu hanya memandangnya sekali lagi dalam tatapan sinis dan dinginnya

"Baiklah.."

Seketika itu terdengar teriakan, sorakan dan tepuk tangan yang meriah di seluruh bar, seperti rasanya ketika petualang Rank S yang pulang menaklukan dungeon sulit yang berisi monster-monster tingkat tinggi dan pulang membawa harta karun berlimpah dan pulang tanpa adanya luka berat dan suara itu menandakan akhirnya kekacauan di bar ini.