webnovel

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
276 Chs

Rahasia dari Soal Latihan

"Ada apa, Aila?" Edwin mengamati wajah serius Aila yang terhanyut dalam pikirannya.

"Hei, Edwin, bagaimana menurutmu kalau kita membuat soal latihan untuk semua orang di kelas." Mendadak Aila mengajukan hal itu setelah dia berhasil bangun dari renungannya.

Edwin mengangkat alisnya atas saran Aila yang tiba-tiba. "Menurutku itu bukan ide yang buruk. Hanya saja, kalau akhirnya soal ujian akan berbeda dengan soal latihan yang kita buat, maka itu hanya akan membuang-buang waktu mereka untuk mengerjakannya. Kita tidak tahu tentang soal ujian nanti akan seperti apa, Aila."

"Tidak, kamu salah, Edwin. Kita bisa memprediksi soal ujian akan seperti apa." Aila menyanggahnya dengan penuh keyakinan.

Edwin terlihat tidak paham kenapa dia bisa begitu yakin. "Haha apa kau ingin mengatakan kalau kau tahu ada alat yang mampu memprediksi hal itu?"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com