webnovel

Bab 1

Antara Sakinah Mawaddah Warahmah dan Belasungkawa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan namaku Siti Faizah. Aku adalah anak kiyai pemelik pondok pesantren yang terletak di pelosok desa. Aku lulusan Universitas Islam T. Aku mengambil jurusan guru pendidikan agama islam. Dan kini aku mulai mengajar di SD Islam di kampong ku. Dari kecil aku sudah sudah dibekali ajaran – ajaran agama islam hingga sekarang pada usia ku yang ke 25.

Cerita ini bermula tepatnya pada 1 bulan yang lalu.

Ummi : "Izah cepat ambil jemuran yang ada dibelakang"

Izah : "Iya ummi"

Ummi : "Oo iya nanti ada temannya abi yang berkunjung ke sini. Nanti kamu jangan lupa dandan yang cantik"

Izah : "Siapa ummi?"

Ummi : "Nanti kan kamu tau sendiri"

Pukul 15.45

Ummi : "Loh kok kamu belum siap – siap? Kan tamunya mau datang sebentar lagi"

Izah : "Memangnya siapa sih ummi tamunya"

Ummi : "Temannya abi dulu waktu masih di pesantren"

Izah : "Itu kan temannya abi kenapa Izah harus ikut siap – siap"

Umi : "Temannya abi mau datang sama keluarganya. Katanya abi anaknya mau dikenalin sama kamu"

Izah : "Oo ya sudah kalau begitu Izah siap – siap dulu"

Pukul 16.30

Ummi : "Abi itu temannya sudah datang"

Abi : "Ayo mari masuk Dul"

Pak Abdul : "Wah kamu sama sekali gak berubah ya Bahar"

Abi : "Hahaha apanya yang gak berubah coba. Kamu juga gak berubah mukanya, malah sekarang makin galak mukanya"

Pak Abdul : "Hahaha bisa aja kamu Har. Oh iya kenalin ini istriku namanya Aisyah"

Abi : "Assalamualaikum saya Bahar"

Bu Aisyah : "Waalaikumsalam saya Aisyah"

Abi : "Perkenalkan ini istri saya namanya Idah"

Ummi : "Assalamualaikum bu Aisyah perkenalkan saya Idah"

Bu Aisyah : "Waalaikumsalam bu Idah. Wah ibu cantik sekali ya, pasti anaknya juga cantik"

Ummi : "Wah Alhamdulillah terima kasih bu"

Pak Abdul : "Ngomong – ngomong soal anak perkenalkan Har ini anak ku satu – satunya namanya Habib"

Habib : "Assalamualaikum om nama saya Habib"

Abi : "Waalaikumsalam nak Habib. Oh ya tidak usah sungkan panggil saya abi saja"

Habib : "Iya om. Oh maaf abi"

Pak Abdul : "Mana anak mu Har"

Abi : "Anak ku ada 2, perempuan – perempuan semuanya"

Pak Abdul : "Wah enak kalau gitu kamu pasti disayang sama anak kamu. Gak kaya si Habib ini yang disayang cuma kerjaaya saja"

Abi : "Hahaha bisa saja kamu Dul. Kenalin dulu ini anak ku yang pertama namanya Isti. Dia satu tahun lebih muda dari anak mu. Dan laki – laki yang di sana adalah menantuku, suaminya Isti"

Isti : "Assalamualaikum om"

Pak Abdul : "Waalaikumsalam nak. Terus mana nih yang mau dijodohkan sama anak ku?"

Abi : "Izah sini nak"

"Loh kok abi panggil aku? Kok pas bicara soal perjodohan abi langsung manggil aku? Gak mungkin kan? (Batin Izah)

Izah pun datang menghampiri abinya dan duduk di sebelahnya.

Abi : "Nah ini anak ku yang namanya Izah"

Izah : "Assalamualaikum om"

Pak Abdul : "Waalaikumsalam nak. Tidak usah panggil om, panggilnya abi saja"

Izah : "Ah iyaa" (Sambil tersenyum canggung)

Abi : "Nah ini yang akan dijodohkan dengan nak Habib"

Izah : "Loh kok dijodohkan abi? Perasaan abi enggak pernah bahas masalah perjodohan ini?"

Abi : "Abi memang tidak pernah membahas masalah perjodohan ini, tapi baru kemarin Abdul mengabari abi bahwa anaknya belum menikah nah kebetulan kamu juga belum menikah"

"Jadi ini maksud ummi nyuruh aku buat dandan canrik?" (Batin Izah)

Ummi : "Sudah Zah terima saja. Ini mungkin jalan terbaik yang diberikan oleh Allah untuk mu"

Izah : "Ya sudah kalau ummi sama abi sudah merestui. Izah ikut apa kata abi dan ummi"

Pak Abdul : "Alhamdulillah kalau semua sudah setuju"

Ya Allah dalam semalam aku sudah dipinang oleh seorang pria yang bahkan nama saja aku baru tahu hari ini. Ya Allah sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan ini? Semoga takdir mu ini dapat menuntun hamba kejalan Mu aminn.

Pukul 20.00

Pak Abdul dan sekeluarga sekarang sudah pulang dan aku pun langsung menuju ke dalam kamar ku.

Mbak Isti : "Alhamdulillah selamat ya dek"

Izah : "Kenapa gak ada yang bilang apa – apa sama aku. Hiks. Hiks. Hiks." (Kata Izah sambil menangis)

Mbak Isti : "Loh kok malah nangis"

Saat mendengar isakan tangis ummi mulai masuk ke dalam kamar ku.

Ummi : "Ada apa ini?"

Mbak Isti : "Sudah lah Za terima saja. Ini mungkin takdir yang sudah disiapkan Allah untuk kamu"

Ummi : "Apa yang dikatakan oleh mbak mu itu benar Za"

Izah : "Tapi Izah belum siap mi. Bahkan Izah baru tahu namanya hari ini, baru melihat wajahnya hari ini. Izah bahkan tidak cinta sama dia umi"

Ummi : "Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Mbak mu saja dijodohkan dulu sampai sekarang rumah tangganya baik – baik saja"

Mbak Isti : "Iya betul tuh kata ummi Zah. Lagian kan umur kamu sudah masuk waktunya menikah. Mau ditunda sampai kapan lagi coba? Memang kamu sudah punya calon lain yang kamu cintai"

Izah menjawab pertanyaan mbak Isti dengan gelengan.

Mbak Isti : "Enggak kan. Makannya terima saja dengan ikhlas"

Izah : "Tapi mbak sama mas Reno kan saling kenal. Pasti mbak sudah tahu bagaimana sifat mas Reno, sedangkan Izah saja tidak tahu bagaimana sifatnya. Bagaimana kalau sifatnya buruk terhadap Izah?"

Ummi : "Maka dari itu kamu kenalan dong"

Izah : "Ummiii"

Ummi : "Abi tidak akan pernah memberikan anaknya kepada laki – laki yang memiliki sifat buruk. Sudah – sudah ayo cepat tidur tidak usah sedih lagi"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.