Temanku memang sedikit, itu karena aku memang membatasi diri. Lebih baik sedikit teman tapi kita nyaman daripada memiliki seribu teman tapi sering konflik. Seperti aku dan Tina, padahal sejak SMP aku tidak begitu dekat dengannya meskipun kami satu bangku, bahkan aku juga sempat pindah tempat duduk gara-gara setiap hari harus mendengar sindirannya. Daripada ribut aku lebih memilih mengalah dan pindah tempat duduk waktu itu.
"Oh iya Nimas, ngomong-ngomong... Apa Reno sering datang ke rumahmu?" tanya Tina. Ekspresinya sungguh membuatku penuh tanda tanya.
"Ya. Dia sering datang kemari, kami juga sering pergi bersama Widya juga Dika. Ada apa ya, kok tiba-tiba tanya tentang Reno? Apa kau mengenalnya juga?" tanyaku.
"Tentu... Kami satu sekolahan, tentu aku mengenal Reno dan kami selalu bertemu setiap hari di sekolah"
Hmh... Satu sekolah ya. Tini menceritakan semua itu dengan penuh kebanggaan, sesekali wajah sombongnya melirikku dengan senyum simpul.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com