Bengkak di wajah Qiao Anxin belum sepenuhnya hilang hingga saat ini. Padahal, ia ia akan pergi untuk syuting dalam beberapa hari ke depan dan wajahnya tidak boleh terluka lagi. Tinggi Qiao Mianmian 168 cm, lebih tinggi sedikit darinya yang hanya setinggi 163 cm, sehingga ia langsung mengambil dua langkah mundur saat melihat Qiao Mianmian menatapnya dengan alis yang tampak galak.
Melihat penampilan Qiao Anxin yang ketakutan, Qiao Mianmian mengangkat dagunya dan berkata dengan dingin, "Qiao Anxin, kau memiliki hobi mendaur ulang sampah, tapi jangan anggap semua orang sama denganmu. Dia hanyalah seorang pria yang sudah tidak aku inginkan dan kau mengambilnya dariku. Apa itu membuatmu begitu senang dan sangat bangga?" Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Sejak awal, kau merebut pria itu dari orang yang sudah memilikinya. Lagi pula, pemiliknya terus berganti satu demi persatu sehingga tidak mudah bagimu untuk sampai di posisi ini. Meskipun sekarang bekas luka dan rasa sakitnya telah hilang, apa semua peristiwa di masa lalu bisa ikut terhapus? Jika aku punya pemikiran seperti ini lebih awal, apa lagi yang menurutmu harus kau lakukan sekarang? Bergantung pada orang yang lebih kaya?" Saat mengucapkan kalimat terakhir itu, Qiao Mianmian memandang Qiao Anxin dengan jijik dan matanya penuh dengan arogansi. "Itu bukan hobiku. Bukan aku," pungkasnya.
"Qiao Mianmian, kau…" Ekspresi Qiao Anxin berubah menjadi muram hingga menghancurkan topeng kelemahan dan kemunafikan yang sedari tadi terpampang di wajahnya. Ia menggigit bibirnya dengan kuat dan berkata dengan geram, "Apakah kau tahu apa yang paling aku benci darimu, Qiao Mianmian? Kau merasa dirimu sangat hebat dan sangat luar biasa! Apa yang masih kau perjuangkan? Kakak Aze dan kau memang sudah sangat lama saling mengenal, tapi jika perasaan kakak Aze bertambah dalam, mau bagaimana lagi? Kakak Aze sekarang masih belum mencintaiku, tapi kau bahkan tidak bisa mengikat hati orang-orang lain di sekitarmu! Apakah kau tidak merasa gagal sebagai manusia?"
Qiao Anxin sedikit berteriak saat meluapkan amarahnya dan matanya dipenuhi dengan kebencian. Ia benar-benar membenci Qiao Mianmian. Bahkan, Qiao Anxin sudah sangat membenci Qiao Mianmian sejak kecil karena kehadiran kakaknya selalu mengambil alih pusat perhatian orang-orang dari pesonanya. Wajah Qiao Mianmian benar-benar membuat orang benci, namun setiap pria yang melihat wanita itu pasti akan terpesona.
Butuh waktu tepat lima tahun bagi Qiao Anxin untuk merebut Su Ze dari Qiao Mianmian. Meskipun ia sekarang telah berhasil, ia tetap tidak berani meremehkan Qiao Mianmian karena ia bisa merasakan bahwa Su Ze masih menyimpan perasaan untuk kakaknya itu. Jika bukan karena ia hamil dan ia memberitahu Qiao Mianmian tentang hubungannya dengan Su Ze, Su Ze jelas tidak akan mau mengakhiri pertunangan dengan begitu cepat. Selain itu, Qiao Mianmian lah yang berinisiatif sendiri untuk mengakhiri pertunangan mereka. Ketika memikirkan hal ini, Qiao Anxin semakin merasa kesal dan matanya semakin menunjukkan kecemburuan. "Aku beritahu kau, Qiao Mianmian. Aku tidak hanya merebut pasanganmu, tapi aku juga akan merebut semua yang orang kau pedulikan! Bukannya kau tidak suka akting? Jangan pernah berpikir kau punya kesempatan untuk terkenal di dunia hiburan suatu hari nanti!"
Qiao Mianmian hanya mengangkat sedikit sudut bibirnya saat melihat kepanikan Qiao Anxin dan tak banyak ekspresi terlihat di wajah dinginnya. "Qiao Anxin, apakah kau benar-benar mengira bahwa kau bisa menutupi semua ini? Kau yakin bisa mengurus semuanya?"
Qiao Anxin begitu sombong sehingga ia hanya mengandalkan Su Ze seorang. Jika dia harus bertarung di belakang panggung, mungkin dia akan takut? pikir Qiao Mianmian. Namun, tiba-tiba suara Mo Yesi terngiang di telinganya. Ia pun teringat akan janji pria itu dan jantungnya seketika terasa tenang. Ia bahkan tidak mengenal Mo Yesi dengan baik, tapi ia tahu bahwa pria itu bukan orang yang sembarang berjanji pada orang lain. Jika Qiao Mianmian memiliki janji dari Mo Yesi, apa lagi yang perlu ia takutkan?
"Menikahlah denganku dan lakukan apapun yang kau inginkan. Aku akan mengurus semuanya," begitu janji Mo Yesi pada Qiao Mianmian.