Tamparan ke Wajah (1)

Qiao Lian membesarkan matanya dan menatapnya dengan bingung.

Ekspresi merasa dirugikan itu hanya membuatnya semakin kesal!

Dia meruncingkan matanya dan menatap tajam ke dalam mata Qiao Lian.

Semua rasa malu dan benci yang dialaminya delapan tahun yang lalu telah membangkitkan sebuah gagasan dalam dirinya—dia tidak ingin lain selain mencekik Qiao Lian.

Dengan cara itu, dia bisa menyelesaikan semuanya sekali dan untuk selamanya.

Namun, saat dia melihat leher Qiao Lian yang memanjang, dia tidak tega untuk bertindak.

Dia teringat saat Qiao Lian dianiaya oleh para pelayan. Hanya saat itu dia sadar bahwa dia tidak tega melihat Qiao Lian terluka.

Hanya dia yang tahu betapa dalamnya cintanya terhadap Qiao Lian.

Namun, cinta mendalam ini tidaklah berarti apa-apa di mata Qiao Lian. Baginya, itu adalah bagian dari kepalsuan di Internet.

Dia adalah pria yang sangat bangga. Namun, dia telah memberikan cintanya kepada seseorang yang akan menginjak-injaknya.