Mari Bercerai (3)

```

Katanya seperti menyambar petir.

Shen Liangchuan merasa seolah dia telah disambar dan dia diliputi keheranan dan kejutan. Dia terpaku di tempatnya.

Dia menatap wanita di depannya dengan tidak percaya.

Ketika biasanya dia berada di dekatnya, dia selalu tunduk dan memberikan senyuman yang memanjakannya. Tapi sekarang senyuman itu telah hilang sepenuhnya. Wajah mungilnya berkerut ketat dan tatapannya begitu dingin seolah-olah dia sedang melihat orang asing.

Dan dia telah menyampaikan kata-katanya yang tak berperasaan itu dengan enteng, seolah dia baru saja memberitahukan padanya, "Waktunya sarapan."

Sisi Qiao Lian ini tidak ia kenal.

Perasaan ini persis seperti delapan tahun lalu!

Dia mengencangkan rahangnya dan menatapnya dengan tatapan yang dingin dan menembus. Namun, di lubuk hatinya, ledakan emosi bercampur baur memuncak dalam sekejap mata.

Kemarahan dan keheranan. Tapi yang paling utama, kesedihan!

Dia telah dikhianati olehnya sekali lagi.