webnovel

bukan sebuah kesalahan

pov:ryan

malam itu seusai aku mengantarkn maya aku segera bergegas pulang.maya sebenarnya mengajakku untuk tetap tinggal karena tiba tiba saja hujan turun dengan derasnya namun aku menolaknya.ada hal yang harus aku selesai kan di rumah.malam itu dalam perjalanan pulang hati dan pikiran berperang hebat.di sisi lain aku sudah merasa mantaf untuk mengikuti agama maya,di sisi lain aku membayangkan akan seperti apa murka nya mereka mendengar keinginanku.namun bagiku,aku sudah dewasa dan sudah bisa memilih apa jalan hidupku.

sesampai nya di rumah aku mendapati ibu dan ayahku tengah asik menonton tv.aku segara membuka jaket yang menempel di badanku,hujan nya cukup deras hingga membuat nya tampak basah.segera kudekati mereka.

" ganti dulu baju nya,lihat tu basah.baru nonton tv... "ibu ucap ibu ketika melihatku duduk di samping nya.

"sedikit ko bu,ryan tutupin pake jaket... "jawabku sambil menatap wajah lembut ibu ku.

"sudah sana ganti dulu,entar sakit..."balas ayah.aku beralih memandangnya.memandang wajah ayahku yang tampak gagah dan tegas.

"sudah makan nak?? ibu masak ga ada yang makan kaya nya.adik mu malah pergi ga tau kmna... "lanjut ibu.aku hnya mengangguk lalu terdiam kembali.

"ayah,ibu,,,ada yang mau ryan bicarakan... "ayah tampak terkejut,begitu pun ibu.mereka yang tengah menonton acara kesayangan nya beralih menatap ku. ayah terlihat mematikan televisi nya.dan mulai duduk menghadapku,begitupun ibu.

"kenapa? kamu butuh uang? tampangnya serius amat... "tanya ibu sambil tertawa kecil.aku menggelengkan kepalaku.

"jangan jangan kamu hamilin anak orang?!!! " sambung ayah.membuat ibu sontak memandangku. aku segera menggeleng.dan ku lihat mereka tampak lega. aku terdiam beberapa saat. mengumpulkan semua keberanianku untuk berkata sesuai yang aku ingin.ku hela napasku panjang,aku tau akan konsekuensi terburuk dari semua keinginanku.aku siap menanggung resiko nya

"ibu ayah,bukan kah hidup itu sebuah pilihan.sesudah dewasa seperti sekarang ini.seandainya ryan memilih jalan yang berbeda dengan ayah dan ibu.apakah kalian akan tetap mendukung ku?? "ucapku sambil tertunduk.tak kuasa aku menatap wajah mereka. ibu dan ayah tampak saling pandang,mereka tampak bingung.

"nak,apapun itu.kami sebagai orang tua mu akan selalu mendukung mu.tak peduli kamu jatuh berkali kali sekalipun.kami orang tua mu akan tetap merangkul mu.kamu tak usah khawatir... "aku menatap wajah ayah yang tengah berbicara.dia menepuk pundak ku seakan berkata semua baik baik saja.aku kembali tertunduk.aku pun turun dari kursi dan duduk bersimpuh di hadapan kedua nya.mereka tampak semakin terlihat khawatir.

"ryan ingin mengucapkan 2 kalimat sahadat... "ucapku.ibu dan ayah tampak terkejut tak lama ibu tertawa seolah aku tengah becanda.

"sudah lahh nak.sana mandi.sudah malam.."ucap ibu,di sambut ayah yang juga ikut tertawa

"sudah sudah.ayah ga suka kalo kamu becanda nya kaya gini.kirain ada apa... "sambung ayah.

"ayah ibu.ryan serius.ryan sudah memikirkan nya sudah lama.ini keputusan yang berat.tapi ryan sudah sangat bulat... "aku mencoba meyakinkan mereka.

"sudah lah ryan,bila ini keinginan dari hati kamu,kamu kubur saja.kamu sudah cukup dewasa ryan.ayah tak suka kamu bicara hal yang seperti ini... "ayah mulai tampak kesal.

"ayah....apapun yang terjadi.walaupun kalian melarangnya sekalipun.ryan tetap pada pilihan ryan dan ryan.... "belum sempat aku melanjutkan remot tv yang ada di sebelah ayah mendarat di keningku.sangat kencang hingga mengejutkan ku.aku menahan sedikit rasa sakit ku.

"ayah bilang cukup ryan...!!!pergi ke kamar mu.ayah masih memaafkan mu dan menganggap kamu tak pernah bicara apa apa."!!!ayah tampak marah sekali.sementara ibu terlihat rona khawatir di raut nya.

"maaf ayah...ryan tetap pada pendirian ryan... "tiba tiba suara gelas pecah terdengar di samping kiri ku.aku terkejut.sebagian pecahan nya berhamburan ke tubuhku.tp tak melukaiku.

"sudah ryan sudah... jangan buat marah ayah mu nak... cepat masuk kamar... "ibu terlihat semakin khawatir.

"maafff ibu.... "ucap ku sambil tetap pada posisiku.ayah terlihat mengatur napas nya.

"bila memang kamu menyayangi keluarga mu,dan menghargai kami sebagai orang tua mu.kubur semua keinginan kamu itu.tapi kalau memang kamu bersikeras dengan keinginan mu.silahkan pergi dari rumah ini.itu arti nya kamu lebih memilih memutuskan semua hubungan mu dengan kami..!!!"ayah menunjukku sambil berteriak kencang.

"maaf ayah,ryan tetap pada pendirian ryan... "ungkap ku.ayah tampak naik pitam,dia berdiri lalu memegang krah baju ku.tangan nya yang kekar memaksaku berdiri. aku tak kuasa melawan tenaga nya.di sered nya aku sampai ke pintu keluar.di ikuti ibu yang tampak berlinang.ia tampak khawatir.aku pasrah...sesampai nya di depan pintu dia tampar aku berkali kali.tamparan tamparan nya berdengung hingga ke telinga ku.

"selama kamu masih bersikeras dengan keinginan mu.silahkan kamu pergi dari sini.maka kami di sini akan menganggapmu tak pernah hadir dan menjadi bagian dari keluarga ini.tapi seandainya kamu tersadar akan kesalahan mu itu.bersujud lah dan memohon maaf padaku.maka kami akan menerima mu kembali..."ungkap ayah setengah melemparku keluar.ibu tampak memegang lengan ayah meminta nya untuk tidak berlebihan.

"mulai sekarang jangan pernah menganggap kami ada.tak peduli kamu kelaparan sekalipun di jalanan.kami orang lain mulai sekarang.silahkan jalani hidupmu tanpa melibatkan kami lagi..."bentak ayah...

ibu tampak menangis.

"baiklahh ayah.mulai sekarang ryan tak akan melibatkan kalian dalam hal apapun.walaupun ryan kesulitan bahkan mati kelaparan ryan akan tetap berdiri di kaki ryan sendiri.ryan akan buktikan... "

"anakkk sialann... "!!!ayah hampir saja menyerang ku.namun tiba tiba ibu menarik tangan nya dan menyuruh nya masuk.aku menatap wajah ibu penuh harap.

"ryan,anak ku sayang.maafkan ibu tak bisa membantu mu.pergilahh nak,jalani kehidupan yang memang ingin kau pilih.seorang ibu tak akan mendoakan hal yang buruk untuk anak nya.bila seumpama nanti kamu akan kembai.kembalilah...,tangan ibu akan tetep menyambut hangat pelukan mu... "tak lama ibu menutup pintu rumah nya.dia membiarkan air mata nya jatuh.sebenarnya aku ingin memeluk nya untuk yang terakhir kali nya.namun ibu juga seperti nya enggan memeluk ku.akhir nya aku berjalan meninggalkan rumah itu setapak demi setapak.ku pandangi rumah yang sampai hari ini masih ku rasakan kehangatan nya.bayangan bayangan masa lalu yang indah bermain di kepalaku.tetang hangat nya peluk ibu,tetang riuhnya canda dan tawa setiap kami berkumpul.namun aku sudah bulat pada keputusanku.dan aku tak menyesali nya sama sekali...