Setelah berpelukan, mereka berdua tersenyum bahagia. Mawar sadar bahwa memang dia sangat mirip dengan sang ibu.
Dari sana dia tahu kalau dia memang tidak bisa memungkirinya lagi. Darah sangat kuat dan kental melebihi air.
"Ayo cepat bersiap. Bapak penghulu sudah datang," ucap seorang wanita memberitahukan kabar tersebut.
"Ya sudah ayo Mawar, Ibu Sinta, kita bergegas ke ruangan keluarga, karena Bapak penghulu sudah datang katanya," seru Ibu melati kepada sepasang anak dan ibu itu.
Ucapan dari bunga Melati membuyarkan pikiran mereka berdua.
"Ayo Sayang, pegang tangan Ibu, kita keluar dari kamar ini, Nak," ucap wanita paruh baya itu kepada putri kesayangannya.
Mawar mengangguk dan tersenyum dengan manis. "Baiklah Ibu."
Mereka lalu berjalan menuju ke ruang keluarga. Dimana seluruh keluarga Arjuna sudah berkumpul di sana.
Sepasang mata elang mulai memperhatikan Mawar dengan tajam.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com