"Maaf ya Anin.. maafkan Edwin.. dia memang seperti itu jika tertarik pada seseorang.." ucap Edward.
Anin pun mengangguk.
"Iya dok ..." ucap Anin.
"Oh iya.. kamu sudah besuk papa kamu?" ucap Edward.
Anin pun mengangguk.
"Sudah dok.. tapi papa masih belum sadar.." ucap Anin.
"Apa tidak ada keluarga lain yang bisa dihubungi?" ucap Edward.
Anin terdiam sejenak.
"Ada sih dok.. tapi saya rasa gak perlu deh.. cukup saya aja yang mendampingi papa ketika papa sedang seperti ini." ucap Anin.
"Kenapa kamu tidak memilih untuk mengambil kuliah kedokteran saja? Seperti papa kamu misalnya.. papa kamu kan dokter ahli bedah." ucap Edward.
Anin menggeleng.
"Saya tidak berbakat dalam hal itu.." ucap Anin.
Edward pun mengangguk.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com