webnovel

Worry felling...

Calon siswa baru pada sibuk mengurus pendaftaran masuk Sekolah Menengah Atas, mulai dari pendaftaran sampai pra Ospek, ada harapan orang tua untuk kesuksesan anak - anaknya, begitupun dengan orang tua Rima berharap semua akan mengubah nasibnya yang selama ini tidak dianggap, berharap agar

pelangi yang selama ini tidak berwarna menjadi indah.

"Rima kamu sudah mulai masuk sekolah ya? enak dong kamu udah ada aktifitas lain selain menjadi tukang cuci, tetapi aku kira tukang cuci akan tetap jadi tukang cuci, jadi percuma untuk berusaha merubah nasib hehehe." ucapan Rey begitu menyakitkan di telinga Rima, ternyata Rey juga sekolah di tempat itu, Rima langsung down karena dia yakin pasti di tempat itu akan mendapatkan cemoohan, baru awal sekolah sudah begitu menyakitkan apalagi dengan hari - hari berikutnya, Rima tidak ingin membalas hinaan dari Rey karena Rey adalah majikannya takutnya dia akan memecatnya, Rima hanya menunduk terdiam dan berlalu dari hadapan Rey tidak ingin terlalu lama di tempat itu.

Kurang ajar betul anak itu, tidak memperdulikan kata - kata aku, jalan begitu saja tanpa pamitan, sementara sumber kehidupannya ada di tempat aku, Hem mungkin ingin menghindar supaya orang tidak mengetahui kalau dia itu pembantu.

Rima akhirnya merasa tenang jauh dari Rey, dia takut mendapat cemoohan dari Rey, menghindari amarah lebih baik daripada melawan Rey, karena sesungguhnya dia bukanlah siapa-siapa hanya seorang tukang cuci baju yang juga punya keinginan besar untuk menuntut ilmu dan semua ini dilakukan karena keinginan orang tuanya berharap masa suramnya bisa berubah menjadi setitik harapan.

Sesungguhnya Rima pun tidak ingin takdir seperti ini, namun garis tangannya sudah menjadi ketentuan ilahi, hanya kerja keras diiringi dengan doa yang dia lakukan walaupun sebenarnya lelahnya tidak dapat dia sembunyikan, pulang sekolah harus bekerja membanting tulang demi masa depan dan untuk memenuhi kebutuhannya, tak kalah mereka yang lagi asyik-asyiknya bermain dengan teman-temannya, bercanda tawa, riang gembira saat pulang sekolah, tidak dengan Rima harus melakukan aktifitasnya sebagai tukang cuci pakaian, waktunya betul - betul diatur agar tidak ada yang terlewati.