webnovel

DANGEROUS MAN

"Jangan mencoba lari apalagi berani pergi! Atau aku sendiri yang akan membuat kakimu tidak lagi berfungsi!" Miler stockdale, dia seorang mafia yang handal. Pengalaman dan sangat lihai. Setiap kejahatan sudah menjadi sumber kehidupan untuknya. Pergerakanya cekatan dan rapi. Bahkan mungkin tidak meninggalkan jejak sama sekali. Suatu permainan takdir mempertemukan Miler dengan seorang wanita berparas cantik, polos dan lugu. Saking lugunya. Miler seakan tertarik dan terjerat. Semakin jauh wanita itu berlari, maka semakin jauh pula Miler mengerjarnya. Miler berasumsi untuk mendapatkan raga gadis itu. Tidak peduli gadis itu setuju atau menolak. Namun saat kemudian gadis itu mulai tumbuh rasa penasaran dan berujung rasa. Sayangnya Miler justru berubah total. Sikapnya yang semula possessive, kini justru memperlakukan wanitanya layaknya sampah yang dibuang. Tak berarti bahkan tak ada nilai beli. Hal itu terjadi tepat pada saat Miler tau jika ternyata gadis itu memiliki hubungan dengan kawanan musuh Ayahnya yang tengah Miler bunuh satu per satu.

rahayu_17 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
16 Chs

Mengacau

Happy reading!

Enjoy!

***

"HEI?! BUNGGG!"

"MILLLL!" teriak keduanya bersamaan.

Sementara Miler telah berlari menjauh menghilang.

Phill menendang angin keras dan mengacak rambutnya kesal.

"Kau lihat itu hah?! Dia membuat strategiku kembali tak berguna!" decak Phill. Kilat manik itu kembali menyalang.

"Aku yakin dia punya alasan! Ayo, kita ikuti kemana dia akan pergi!" Petter ikut berlari meninggalkan rooftop itu. Phill hanya memandangnya tak suka dan menatap Josh menyedihkan.

"Kematianmu hanya tertunda! Kau tetap akan mati! Ingat itu!" peringat Phill. Lalu langkahnya mengikuti Petter.

***

Miler terburu dan mengemasi semua barang-barangnya yang tertera dihotel tempat penginapannya itu. Lagi, langkah kaki itu kembali pergi setelah Phill dan Petter kembali datang.

"Mil! Kau bisa menjelaskannya pada kami?!" cegah Petter. Ia menghadang langkah Miler. Pria itu mengetatkan rahangnya dan mendorong sarkas Petter hingga terhuyung ke samping. Phill melihat itu dan kembali menghadang langkah Miler.

"Kau mengacau! Kau membuat semuanya sia-sia! Apa yang akan kau lakukan sekarang, Bung?!!!" suaranya meninggi. Seakan mencekik Miler untuk berkata jujur.

Diraihnya kuat rahang Phill kala itu. Miler mencengkramnya kuat. Sorot manik tajam itu kembali nampak. Rahangnya mengeras dan gemelutuk giginya kembali nyaring.

"Tidak ada yang lebih penting dari Bella!" tekan Miler. Suaranya tertahan dan tegas. Lagi tangannya dilepaskan dari rahang Phill. Miler kembali berlari terburu.

"SIAL! FUCKING!" Phill menonjok salah satu tembok di sampingnya. Kemudian ia menatap Petter dan mendekatinya. Ditariknya keras kerah kemeja pria itu.

"Wanita pelayan itu! Dia telah mengacau!" Phill menyentakan tubuh Petter sembari suaranya yang terbuang berat. Nafasnya terengah dan memburu hebat.

"Kita harus menyusulnya!" tekan Phill. Petter hanya terdiam tanpa mengangguk. Ia tau kemarahan Phill hanya akan menjadi sebuah kobaran gunung berapi. Setelah ini semuanya tidak akan baik-baik saja. Miler dan Phill, keduanya sama-sama batu dan keras. Hanya ada kehancuran yang bisa meredam emosi keduanya.

Kini Phill berlari setelah mengemasi semua koper dan pakaiannya, lalu disusul oleh Petter dari arah belakang.

***

Di mansion Miler.

"NONA! NONA! KAU DIMANA? TOLONG KEMBALI ATAU KAMI AKAN MENDAPAT MASALAH." Western berteriak dan mencari keberadaan gadis itu. Sejak sejam lalu Bella hilang dari kamarnya. Western sudah mencari bahkan mengubrak abrik seisi mansion itu. Tetap saja Bella tidak ditemukan. Bahkan para pengawal dan bodyguard yang berjaga di mansion sudah berulang kali mengatakan jika mereka tidak menemukan Bella. Ntah kemana gadis itu pergi dan melarikan diri. Sumber masalah baru sedang diperbuatnya.

"Dengar! Jika sampai tuan datang dan nona belum ditemukan, maka habislah semua penghuni mansion ini!" Western berucap cemas.

Seketika derap langkah mendekat memasuki mansion itu. Western yang kala itu tengah berdiri bersama beberapa pengawal mansion kini berdiam diri dan menunduk. Masing-masing diantara mereka sesekali saling menatap takut. Dengan tubuh yang kini sudah bergetar hebat.

"Kalian tau? Tidak akan ada yang selamat disini!" Western memberi peringatan. Seketika…

"WESTERNNN!!!!!!" suara berat nan serak itu menggelegar. Memenuhi penjuru mansion. Langkah besar Miler nyaris mendekat ke arah para pengawal dan Western.

Bugh! Bugh!

Beberapa pukulan sudah mendarat keras di masing- masing pipi para pengawal. Western terdiam dan semakin menciut.

"DAN KAU! MENJAGA SATU WANITA SAJA KAU TIDAK BISA?!!" lagi suara itu membentak kuat. Tubuh Western yang sudah rentan seakan ambruk begitu saja ketika saat bersamaan Miler menghempaskan bahu wanita paruh baya itu.

Miler kembali melangkah dan menelusuri setiap penjuru. Benar saja, Bella tidak ada dimana-mana. Kini langkah pria tinggi itu menuruni anak tangga terburu dan menuju pintu utama. Keringat dingin bercampur amarah kini berkobar kian meledak dan membasahi dirinya.

Belum sempat pintu utama dibuka Miler. Pintu itu sudah terbuka lebih dulu. Menampakan wajah penasaran Petter dan Phill yang melayangkan tatapan menghunus.

"MIL?!" suara Petter bertanya. Miler tak membalas dan segera menyingkirkan tubuh-tubuh yang menghalanginya. Miler memasuki mobil ferrari hitamnya dan pergi dari area mansion.

"SIALAN!" decak Phill tersenyum kecut. Kepalanya menggeleng lemah.

"PERSETAN, PHILL! Kau sedari tadi hanya mengumpat! Sekarang kita susul kemana dia sekarang!" langkah Petter hendak berlalu.

"WAIT, PETTE! Kita bisa tanyakan dulu apa yang terjadi disini!" sergah Phill. Kini langkahnya memasuki mansion dan menemui Western yang masih menundukkan kepala dalam.

"Bisa bertahu kami apa yang terjadi?!" suara Phill menegas. Western masih gemetar dan belum menjawab.

"Maaf tuan, nona Bella pergi dan kami tidak bisa menemukannya. Mungkin karena itu tuan Miler murka." ucap salah satu pengawal yang lain. Mewakili Western yang sudah tak dapat berbicara. Seketika Phill lagi-lagi tersenyum kecut. Ia memundurkan langkahnya dan mendekati keberadaan Petter yang berdiri tak jauh.

"Kau dengar itu, Bung?! Menyebalkan bukan?!!!" giginya bergemelutuk. Petter hanya menatap sekilas dan tak lama berlalu.

"BUNG?!! APA KAU SAMA SEPERTINYA? MENINGGALKANKU?!!" lantang Phill. Nafasnya dihembuskan kasar, lalu menatap satu per satu wajah pengawal dan Western. Phill hanya menggeleng kecut.

***

Di lain sisi,

Di jalanan trotoar dibawah awan yang menggelap. Mobil ferrari yang berada di bawah kemudi seseorang itu kini tengah melaju tak beraturan. Pedal gas terus di gasnya kuat dan menancap. Tatapan dan sorot matanya fokus menelik setiap jalanan mencari keberadaan Bella. Sudah hampir beberapa jam berlalu dan Miler belum menemukan dimana keberadaan gadis itu. Beberapa kali umpatan kasar terus terlontar menemani perjalanan penuh nafsu Miler.

Pria itu jelas tidak akan melepaskan Bella. Tidak akan dibiarkannya Bella pergi darinya. Ia sudah kehilangan sosok lembut penuh kasihsayang milik Ibunya. Kali ini sikap dan lemah lembut Bella tidak mungkin Miler lepaskan. Gadis itu harus terus berada disampingnya bagimana pun itu. Tidak peduli Bella menolak atau setuju. Keinginan Miler terhadaap gadis lugu itu semakin membesar ketika teringat kembali sosok Ibunya.

Tangan kokoh yang kini sudah terlihat urat-urat itu tengah mencuat mencengkam kuat stir mobil. Awan semakin melingkupi kegelapan. Penerangan hanya ditimbulkan dari lampu jalanan yang berjejer. Rasa khawatir dan cemas kembali mengelilingi perasaan bawah sadar Miler. Malam ini pria itu harus menemukannya. Harus!.

Suara decitan mobil yang di rem mendadak menembus pendengaran seorang wanita yang tengah menyusuri jalanan sepi itu. Gadis itu terhenti dan melihat perlahan mobil hitam yang berhenti dihadapannya. Hampir saja tubuhnya terserempet kuat, namun Bella dapat dengan sadar dan langsung menghindar ke samping.

Dada gadis itu memburu cepat dengan jantungnya yang berpacu abnormal. Nafasnya yang semula menormal kini memburu dan terengah. Bella perlahan menelan salivanya yang tercekat. Langkahnya memundur dan siap berlari meninggalkan mobil itu.

Grap!

Sebuah rangkulan melingkari pinggang gadis itu. Tubuh Bella kini terhuyung dan terangkat. Miler telah membawa gadis itu cepat memasuki mobilnya. Dengan posisi kepala yang berada di balik punggung dan kaki yang berada di depan wajah Miler. Bella berusaha meronta dengan kakinya yang dihentak-hentakan.

Dibantingnya kuat tubuh itu memasuki mobil. Miler segera menutup dan mengunci pintu mobilnya. Lalu langkahnya menyusul dan memasuki bagian kemudi.

Miler beralih menatap tajam wajah polos Bella yang berderai airmata. Didekatinya tubuh gadis itu dan mencengkram kuat rahang Bella. Rahang Miler mengeras dengan menyorot tajam.

"Beraninya kau?!" dengan suara yang ditekan. Miler menampakan deretan giginya yang mengetat kuat. Tubuh Bella kini lebih bergetar. Maniknya mulai menutup takut

Cengkraman dirahang Bella semakin dikuatkan Miler. Sedikit mengangkatnya dan menghempaskannya sarkas. Kini wajah gadis itu terbuang dan membentur bagian depan mobil. Airmata yang sedari tadi mengalir kini terhenti. Tergantikan dengan aroma segar yang perlahan mengucuri melewati kening dan turun menuju pipinya.

Bella sedikit mengangkat wajahnya dan menatap lesu. Pandangan itu mulai berkabur. Wajah tajam nan tegas Miler bahkan seperti bergoyang di depannya.

Miler menarik keras tengkuk gadis itu dan kembali menajamkan sorot matanya. Ditekannya kuat bagian belakang leher Bella. Gadis itu hanya terdiam dengan sorot mata yang lesu. Miler seketika membuka mulutnya dan menghujani keras tengkuk itu. Gigitan kuat dari giginya saling bertautan. Miler membuat Bella berjengkit dan menegangkan tubuhnya. Namun gadis itu masih terdiam dengan tubuh yang lemah. Beberapa waktu Bella kehilangan kesadaran dan Miler menghentikan pergerakannya. Dijauhkannya kembali wajah Bella yang sudah terpejam rapat. Miler hanya menyunggingkan senyum smirk dan membanting kembali tubuh itu hingga terpental pada pintu mobil.

***To Be Continued***

Yuk reviewnya readers :)