webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · Militar
Sin suficientes valoraciones
79 Chs

2.12 - Mengirim Peringatan

Perbukitan di perbatasan utara Region Tuscan

Pukul 0115, 26 Maret 2025

'Kami tidak akan menabrak tebing.'

'Kami tidak akan menabrak tebing.'

'Kami tidak akan menabrak tebing.'

Tanpa mengenal lelah Jenderal Khartoum berdoa di dalam hati sementara dinding ngarai di kedua sisinya tampak kabur.

Tidak lama setelah makan malam, Letkol. Slane memberitahunya kalau dini hari nanti penyergapan terhadap elemen kavaleri yang melakukan pembantaian di perbatasan utara akan dilancarkan, dan petinggi TF Amethyst meminta perwakilan dari Tuscan Regiment untuk terlibat.

Tanpa ragu Jenderal Khartoum mengajukan diri. Ia benar-benar penasaran dengan kapasitas ofensif yang dimiliki oleh induk Amethyst Merchant dan sudah tidak sabar untuk melihatnya. Terutama setelah ia mendengar penyergapan akan dilakukan menggunakan platform udara bernama helikopter dengan kemampuan terbang malam.

Penyergapan dilakukan pada dini hari karena hasil pengintaian menunjukkan elemen kavaleri yang akan disergap bergerak pada dini hari sebelum mengendap di perimeter terluar sasaran hingga pagi.

Saat waktu yang ditunggu akhirnya tiba, Letkol. Slane segera pribadi mengantar Jenderal Khartoum menuju titik pertemuan dengan elemen penyergap yang terletak 5 km di sebelah timur Magwurt City.

Mulut Jenderal Khartoum ternganga lebar ketika ia melihat dua helikopter yang menurut Letkol. Slane bernama OH-58 Kiowa Warrior ternyata berbentuk seperti capung dengan kincir angin yang berputar kencang diatasnya, serta dua sayap kecil di kedua sisinya.

'Tanpa paruh untuk mematuk, tanpa cakar untuk menyambar dan pengendaranya juga tidak membawa panah atau lembing. Jadi bagaimana kami akan melakukan penyergapan?'

Untungnya, selama ia berinteraksi dengan personel Amethyst Merchant, Jenderal Khartoum sangat sering mendengar hal yang awalnya sulit dipahami, tapi pada akhirnya ia mengerti kalau personel Amethyst Merchant tidak pernah mengatakan omong kosong.

Jadi ia segera mengabaikan standar umum dan penalaran yang biasa ia gunakan dan memilih untuk percaya saja.

Masalahnya, tidak lama setelah OH-58 Kiowa Warrior mengudara, kegirangan di hatinya segera digantikan rasa horor. 

Di tengah gelapnya malam Kiowa Warrior terbang sangat rendah dengan kecepatan yang membuat permukaan tanah di bawahnya tampak kabur. Alat penglihatan malam yang disebut NVG memang membuat Jenderal Khartoum dapat melihat dengan jelas dalam kegelapan, tapi hal tersebut justru membuat teror di hati sang jenderal semakin menjadi-jadi.

Hal tersebut belum apa-apa dibandingkan saat ia melihat Mayor Baxter melepas tongkat yang sepertinya merupakan pengendali helikopter dan sibuk mencocokkan peta di layar helikopter dengan selembar peta yang dibawanya.

Mayor Baxter yang menyadari kepanikkan di wajah Jenderal Khartoum kemudian tersenyum kecil sebelum memberi penjelasan dengan kasual.

"Jangan khawatir, Kiowa Warrior mampu terbang serendah mungkin dengan mengikuti kontur permukaan tanah, serta dilengkapi alat pemandu yang akan menuntunnya ke koordinat yang kita masukkan."

". . ."

Masih dengan nada kasual Mayor Baxter kemudian menunjuk garis horisontal di salah satu layar.

"Asalkan garis horisontal ini ada di atas puncak sebuah bukit atau gundukkan, maka Kiowa Warrior akan melewati puncak bukit atau gundukkan tersebut, dan ada sensor yang akan memastikan garis horizontal tersebut akan selalu ada di atas puncak bukit atau gundukkan yang ada di rute penerbangan."

Jenderal Khartoum memahami penjelasan Mayor Baxter, namun sepatah kata pun ia tidak mempercayainya. Alasannya sederhana, ia yakin seratus persen kalau Kiowa Warrior tidak mungkin terbang sendiri tidak peduli sensor atau instrumen apa yang dimilikinya. Pasti ada trik khusus yang tidak dijelaskan oleh Mayor Baxter.

'Mayor, jika anda ingin menenangkanku, tolong lakukan dengan lebih serius.'

Ratap Jenderal Khartoum dalam diam. Jika bukan demi menjaga image sebagai pemimpin tertinggi Tuscan Guard, ia pasti sudah minta agar Kiowa Warrior diterbangkan kembali ke Magwurt City dengan alasan ia tiba-tiba saja teringat ada hal penting dan mendesak yang harus dikerjakan.

Waktu terus mengalir sebelum akhirnya Mayor Baxter kembali mengambil alih kemudi Kiowa Warrior. Namun Jenderal Khartoum hanya bisa bernafas lega untuk sesaat, karena Kiowa Warrior kemudian memasuki sebuah ngarai sempit dan menyusurinya tanpa sedikitpun menurunkan kecepatan.

"Berdasarkan input dari Reaper, begitu kita keluar dari ngarai ini target akan terlihat pada jarak 4.5 km dan bergerak mendekat dari depan. Begitu mereka ada di jarak efektif kita akan langsung melakukan kontak tanpa memberi peringatan terlebih dahulu."

Jenderal Khartoum mengangguk kecil, meski ia tidak paham kontak seperti apa yang dimaksud oleh Mayor Baxter. Apakah mereka akan turun atau ada cara agar mereka bisa menembakkan panah sementara Kiowa Warrior tetap berada di udara.

Masalahnya, ia tidak melihat Mayor Baxter membawa busur atau panah.

"Jenderal, dengan menggunakan thermal sensor pada layar utama kita akan lebih mudah menjejak sasaran."

"Dimengerti."

Jenderal Khartoum mengangguk kecil sementara layar utama Kiowa Warrior menampilkan siluet berpendar 60 penunggang kuda yang mendekat dengan kecepatan penuh, tanpa sadar dua Kiowa Warrior dengan luwes bergeser ke lintasan mereka.

Mayor Baxter kemudian mengontak pilot Kiowa Warrior kedua. 

"Hitman 2-2, Hitman 4-4, masuk."

[Hitman 4-4, Hitman 2-2, diterima.]

"Bersiap, versus-kontak dalam. . . 3. . . 2. . . 1. . . Tembak!"

Rarararararrrrrr. . . . !

Bunyi menderu terdengar bersamaan dengan panah api yang menyembur dari sayap Kiowa Warrior, membentuk garis putus-putus dan menghujani rombongan penunggang kuda yang sedang melaju dengan kecepatan penuh.

Jenderal Khartoum memandang dengan mata terbelalak dan mulut ternganga ketika puluhan penunggang kuda tercabik-cabik lalu tersungkur ke tanah bersama kuda mereka.

"Hitman 4-4, bersihkan sisi kiri, aku akan mengambil sisi kanan."

[Roger.]

Sementara Jenderal Karthoum masih tertegun, Mayor Baxter membuat belokkan ke kanan lalu mendekati sebuah siluet berpendar yang sedang berusaha berjalan menjauh dengan tertatih-tatih.

Sebuah semburan pendek panah api dan siluet tersebut segera roboh ke tanah sementara cahaya yang dipancarkannya dengan cepat meredup.

Sebuah siluet berpendar yang sedang membantu rekannya berdiri juga tidak luput dari semburan pendek panah api, termasuk sebuah siluet yang sedang mencoba menggunakan tubuh rekannya untuk bersembunyi.

Jenderal Khartoum juga melihat Kiowa Warrior lainnya beberapa kali menyemburkan rentetan pendek panah api, tidak jauh dari posisi mereka.

[Hitman 2-2, sisi kiri bersih dan rapi, ganti.]

"Dimengerti, bersiap untuk Romeo Tango Baker."

[Roger.]

Mayor Baxter menoleh ke arah Jenderal Khartoum sebelum berkata dengan kasual.

"Kami mendapat perintah untuk tidak menyisakan siapapun."

"Terima kasih, karena berbelas kasihan terhadap lawan sama saja bersikap kejam terhadap kawan."

Mayor Baxter tersenyum sebelum berkata.

"Kita tidak mendengar kabar apapun, artinya penyergapan di tujuh lokasi lainnya berjalan dengan lancar."

"Syukurlah kalau begitu."

Jenderal Khartoum bernapas lega dan bersyukur karena Region Tuscan bersekutu dengan Amethyst Merchant, yang memiliki sistem senjata layaknya mesin penggiling daging.

'Kami akan memenangkan perang ini.'

Keyakinan terpancar di wajah Jenderal Khartoum sementara Kiowa Warrior yang ditumpanginya melesat di bawah langit malam menuju Magwurt City.

- - - - -

Ruang Rapat Utama, Benteng Cambia.

Pukul 1000, 27 Maret 2025

"Apa maksudmu jejak penyergap dan bagaimana proses penyergapan terjadi masih belum diketahui?"

Visount Grakh memandang asistennya sambil mengerutkan dahi. Ia benar-benar tidak mengerti bagaimana mungkin elemen kavaleri yang senjata utamanya adalah kecepatan dan mobilitas bisa di sapu bersih hingga tidak tersisa.

Mematahkan mobilitas elemen kavaleri memang dapat dilakukan dengan menggelar pengepungan dan penyekatan menggunakan unit besar, tapi tetap saja mustahil untuk menyapu habis sebuah elemen kavaleri tanpa meninggalkan jejak. Apalagi jika target penyergapannya ada di delapan lokasi yang terpisah cukup jauh.

"Pengesan jejak yang didatangkan dari markas besar mengatakan kalau tidak ada jejak manusia, Grey Wolf atau jejak apapun di lokasi. Selain ratusan tabung kuningan sebesar jari telunjuk dengan bekas terbakar di dalamnya, tidak ada hal lain yang layak mendapat perhatian."

"Kau yakin pengesan jejak tersebut tidak sedang mabuk?"

Dengan mantap sang asisten menggelengkan kepala.

"Tiga pengesan jejak terbaik kita semuanya mengatakan hal yang sama."

Baron Mhors yang sedari tadi sibuk mengamati kristal perekam berisi gambar korban penyergapan menoleh ke arah Viscount Grakh sebelum berkata.

"Lengan yang hampir putus, kepala yang hampir terbelah dan tubuh yang tercabik-cabik tanpa ada tanda-tanda penggunaan senjata tajam. Aku tidak pernah melihat luka seperti ini."

Baron Eslei kemudian menambahkan.

"Apakah ini respon dari Amethyst Merchant untuk memamerkan kapasitas ofensif mereka?"

"Tentu saja bukan."

Viscount Grakh menghela nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Aku sudah menerima konfirmasi ketiga kalau Magwurt City masih belum mendapat kabar mengenai umpan yang kita lempar. Jadi bagaimana mungkin ini adalah respon dari mereka?"

Keheningan menyelimuti ruang pertemuan sebelum akhirnya seorang Kapten masuk dan menyerahkan secarik kertas kepada Viscount Grakh, yang kemudian langsung membacanya.

"Dua jam yang lalu beberapa ikan yang kita biarkan lolos tiba di Magwurt City, tidak lama berselang Darurat Militer diumumkan."

Viscount Grakh tersenyum kecil sebelum melanjutkan.

"Sekarang kita tahu dengan pasti kalau yang menyergap elemen kavaleri kita bukan mereka." 

Baron Mhors dan Baron Eslei mengangguk serentak, sementara Viscount Grakh tersenyum lebar.

*****