webnovel

DADY

Rafael suka sekali dengan anak kecil, tapi dia paling benci pernikahan dan wanita, hampir semua wanita hanya mengincar uangnya saja. Satu ketika Rafael terpikirkan untuk punya seorang anak, keturuan, untuk meneruskan perusahaannya, tapi tanpa menikah? bagaimanakah kisahnya?

KILLY · Historia
Sin suficientes valoraciones
394 Chs

PESTA MALAM

Hanny sudah siap-siap dengan gaun barunya. Rafael juga sudah rapi dengan jas yang lain. Mereka berdua keluar dari kamar hotel. Setelah sore tadi makan dengan keluarganya malam ini mereka akan mengadakan pesta pernikahan dengan beberapa rekan kerja dan kolega keluarga rafael.

Mama dan papa rafael sudah duluan menemui tamu-tamu dan menyapanya. Bisma lebih memilih ikut minum lalu menyendiri disebuah sudut. Hanya melihat dari jauh. Hampir semua orang tak iya kenal.

"Mana nih pengantennya?" tanya beberapa orang pada orang tua rafael.

"Ada bentar lagi. Maklum pengantin baru, lama dandannya. Tau ngapain dulu." kata sang mama rafael pada teman arisannya.

***

"Gandengan!" perintah rafael pada hanny yang berjalan menuju ruang pesta.

Sepanjang jalan hanny hanya diam dan berjalan. Bahkan sama sekali tak sudi bergandengan dengan rafael. Akhirnya rafael sendiri yang memerintahkannya.

Rafael melipat tangannya untuk tempat hanny mengkaitkan tangannya. Hanny bekerja dengan rafael. Dia harus menurut. Hanny pun bergandengan dengan rafael dan masuk ke ruangan dengan senyum fake.

"Nah ituu.."

Mama dan papa rafael heboh melihat keduanya. Mereka langsung meminta keduanya ikut bergabung dan menemui beberapa tamu.

Hanny hanya tersenyum dan sesekali menjawab kalau ditanya. Hanny masih kesal dengan kebohongan yang rafael buat.

Dia bilang didepan mama dan papanya kalau dia benar-benar mencintai hanny. Tapi ketika mereka berdua, ternyata apa? Bohong.

"Ma, bisma mana?" tanya hanny yang tak melihat bisma. Hanny melirik kesegala arah untuk mencarinya.

"Tuh. Gak suka dia ngomongin bisnis." kata sang mama menunjukan dimana bisma.

"Ma, hanny ke bisma ya. Hanny mau duduk aja, hanny agak capek." katanya pada sang mama.

"Ya udah."

Rafael sedang asik dengan tamunya. Dia tak sadar hanny pergi dari sisinya.

***

"Bia, gak ikut gabung sama papa sama kakak kamu?" hanny menghampiri bisma dan ikut minum segelas dengannya.

"Ahh, kakak. Gak, males. Ngebosenin pesta kayak gini tuh. Enakan juga main." bisma menunjukan ponselnya. Dia sedang asik main game online.

Hanny tersenyum melihat tingkahnya. Santai banget sih bisma ini, bukan kayak kakaknya yang nyebelin parah.

Hanny menuang minum lagi. Dia minum beberapa kali sampai sedikit mabuk.

"Kak, jangan banyak minum itu. Nanti mabuk." kata bisma yang baru sadar hanny sudah banyak minum.

"Gak, aku kuat mabuk kok." kata hanny meminum minumannya lagi.

"Kalau aku sih gak bisa minum begituan. Kak hanny gak ketempat kak rafa?" tanya bisma masih dengan memainkan gamenya.

"Gak. Ngapain, kakak kamu itu nyebelin ya orangnya." hanny mulai mabuk dan berbicara seenaknya.

"Kenapa kak rafa?"

"Kamu tau, dia bilang sayang sama aku, cinta sama aku, didepan kamu sama mama sama papa. Tapi kalau kita berdua, dia bilang gak cinta sama aku. Kakak kamu gimana sih, brengsek." kata hanny seperti ingin menangis.

"Serius? Jadi semuanya bohong?" bisma langsung menghentikan permaiannya.

"Hemmm.." hanny manggut-manggut.

"Tenang aja, gampang kok soal kak rafael. Aku janji bakalan bantuin kakak supaya kak rafa cinta sama kakak."

"Janji ya?"

Hanny mengulurkan tangan untuk membuat perjanjian dengan bisma.

"Janji.  Kak rafa cuma buat kak hanny."

Bisma mengkaitkan kelingkingnya ke kelingking hanny.

Bisma malam menambahkan minuman lagi ke gelas hanny. Hanny dengan senang hati meminumnya. Sampai dia benar-benar mabuk.

***

Rafael yang sejak tadi asik ngobrol dengan tamunya baru sadar hanny dengan bisma. Hanny juga terlihat mabuk dan seperti tak sadarkan diri. Sudah terlalu mabuk.

"Sebentar ya, saya permisi." kata rafael pamit pada temannya.

"Iya."

Rafael menghampiri meja hanny dan taehyung. Rafael langsung mengambil gelas minum yang sejak tadi hanny pegang.

"Ehh... Kok diambil gelasnya. Aku masih mau minum, bis." kata hanny mengira itu bisma.

"Bis, kenapa kamu bolehin hanny minum banyak. Pestanya masih belum selesai." kata rafael sedikit memarahi adiknya itu.

Rafael malah acuh. Dia kembali memainkan game diponselnya.

"Kak hanny bilang, kakak bohong kalau kakak cinta sama dia. Kakak bohong karena gak mau aku nikah sama kak hanny. Kakak bohong kan?"

Bisma menunjuk rafael. Rafael hanya diam.

"Raf, kenapa?" tanya mama rafael yang memperhatikan mereka dari jauh.

"Ma, hanny mabuk berat. Kayaknya gak mungkin lanjutin pestanya ma." rafael.

"Ya udah, bawa ke kamar hotel aja. Nanti biar mama sama papa yang urus tamu."

"Iya ma. Makasih ya ma."

Rafael menggandengan hanny untuk keluar dari ruangan pesta. Rafael memapah hanny. Tapi jalan hanny sempoyongan yang membuat keduanya makin lama menuju kamar. Setelah keluar dari ruangan pesta, rafael memilih untuk menggendong hanny.

"Tuan.."

Hanny mengoceh digendongan rafael.

"Hanny beneran sayang sama tuan rafael. Hanny beneran cinta sama tuan rafael. Kenapa tuan bohong sih, hanny sedih. Sakit hati."

"Mama tuan itu baik, hanny suka jadi anak mama tuan. Dulu hanny harus kerja mati-matian buat lunasih hutang om sama tante. Sekarang hanny tau rasanya bahagia. Makasih tuan. Tapi gak bisa apa kasih sedikit hati tuan ke saya?"

Rafael hanya diam dan mendengarkan sepanjang jalan menggendong hanny menuju ke kamar hotel.

Brukk..

Rafael menurunkan hanny ke ranjang. Dia membenarkan posisi tubuh hanny. Ketika rafael akan pergi, hanny menahan tangan rafael. Dia menarik rafael dan mencium bibir rafael.

Hanny memeluk tubuh rafael yang dibuatnya tertunduk. Tapi rafael sendiri ragu. Dia ingin melakukannya ketika keduanya sadar. Itu jauh lebih indah dan bisa diingat bagi rafael.

"Kamu salah. Saya beneran sayang dan cinta sama kamu, hanny."

Rafael melepaskan pelukan hanny. Menarik selimut dan melepaskan sepatunya. Memberi hanng bantal panjang untuk menjadi ganti peluknya.

Rafael mengunci kamar hotel. Dia akan kembali ke ruang pesta. Sepanjang jalan rafael terus memikirkan ucapan hanny. Rafael kasihan dengan cerita hidup hanny. Rafael ingin mencaritau semuanya dan melindunginya.

Rafael berjanji pada dirinya sendiri.

***

Keesokan harinya hanny terbangun dengan kepala yang sedikit sakit. Mama dan papa juga bisma sudah cek out pagi-pagi. Mereka harus kembali ke rumah untuk aktivitas seperti biasa.

Bisma harus kuliah. Mamanya harus mengurus arisan dll. Pesta untuk mengenalkan menantunya ke teman-temannya. Papa rafael harus handle kantor selama rafael haneymoon. .

Hanny mendengar percikan air. Dia mencoba bangun dan duduk. Hanny pikir mungkin rafael masih mandi. Hanny memijat kepalanya yang terasa sakit. Dia melirik sebuah kertas, brosus.

"Honeymoon?"

Hanny membaca tulisan di kertas itu.

"Paris?"

Lagi. Rafael keluar dengan handuk yang hanya melilit dibagian bawah tubuhnya saja. Rafael melihat hanny yang sudah bangun.

"Dari mama sama papa. Mereka mau kita honeymoon." kata rafael.

"Ohh.. Gak mau. Di rumah aja. Bisa kan bikinnya. Ngapain haneymoon. Palsu." hanny melemparkan tiketnya.

Penerbangannya nanti malam. Hanny mengambil handuk dan akan masuk ke kamar mandi.

"Apanya yang palsu." rafael tak terima. Dia langsung menahan tangan hanny dan berjalan menyudutjan hanny ke tembok.

"Gak usah keluar. Ya udah kita bikin aja di rumah. Gak usah semanis itu kalau semuanya palsu." jawab hanny.

Rafael terkejut dengan keberanian hanny sekarang. Rafael tersenyum menunjukan dimplenya.

"Semuanya gak palsu. Aku beneran sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu." kata rafael.

"Bulsyet." hanny tak percaya. Dia ingin kembali ke kamar mandi. Tapi rafael kembali menahannya.

"Mau bukti?" tanya rafael pada hanny.