"Sayang, udah dong jangan ngambek. Aku beliin kamu banyak ice cream dibawah. Jadi gak boleh ngambek sama aku. Nanti aku gak bolehin kamu makan ice cream yang aku beli lagi."
Hanin sudah ada di kamar, kamarnya dengan iqbal. Dulu itu kamat iqbal. Iqbal menyusul hanin keatas. Hanin duduk ditepi ranjang membelakangi iqbal. Iqbal duduk menatap hanin yang membelakanginya.
"Aku bisa beli sendiri."
Hanin tak perduli. Iqbal memangku dan memeluk hanin.
"Enggak apa-apa soal mama sama yang lain. Jangan ngambek dong."
"Aku malu tau."
"Iya enggak apa-apa. Kan kita udah suami istri."
Iqbal membalikan badan hanin untuk menatapnya. Hanin akhirnya mengangguk.
"Tapi janji, jangan pernah lakuin di tempat umum lagi."
"Janji."
Iqbal menunjukan jari kelingkingnya untuk mengikat janji kepada hanin. Hanin tersenyum. Jani seperti anak kecil saja. Tapi hanin pun menuruti permainan iqbal. Dia mengkaitkan kelingkingnya ke kelingking iqbal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com