webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
235 Chs

Hati yang Menuntun Liza

"Kakek Ten!"

Liza mendatangi rumah kakek Ten dengan langkah tergesa. Lima belas menit berlarian dari gua bawah tanah White Valley menuju wilayah Bernsbergh, Liza hampir mati rasanya. Dia berlari tanpa jeda seperti itu, napasnya sudah sangat payah. Baru terasa sekarang ketika ia sudah sampai, kakinya langsung lemas seketika. Gadis itu pun akhirnya terduduk di depan pintu pagar rumah kakek Ten.

Tidak ada sahutan apapun dari dalam rumah kakek Ten. Suasana rumah juga benar-benar hening. Melihat ke atas cerobong asap rumah, juga tidak muncul tanda-tanda asap yang keluar dari sana.

Liza yang tidak mau ambil pusing pun segera menekan tombol bel rumah di pintu pagar beliau. Membunyikan bel itu hingga beberapa kali.

Ting Tung! Ting Tung! Ting Tung!

Tetap masih tak ada jawaban apapun. Liza pun semakin panik. Khawatir kalau terjadi sesuatu dengan kakek Ten.

Maka sembari menormalkan pernapasannya, Liza serta merta hendak menaiki pagar terkunci itu.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com