webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
235 Chs

Bisakah Menang Tanpa Sihir?

"Baiklah. Kalau begitu kami berangkat dulu. Setelah ini, ponsel akan kami matikan selama beberapa jam kedepan penerbangan!"

"Aku mengerti."

Saat Liza hendak menutup panggilan telepon itu, suara Christ kembali terdengar. Karena ini loudspeaker, jadi Liza dan Denise sama-sama bisa mendengar suara Christ.

"Hei! Tunggu sebentar!"

"Kenapa, Christ? Ada lagi yang mau dikatakan?"

"Denise kau bisa dengar kau?" tanya Christ kemudian.

"Aku punya telinga, bodoh! Tentu saja aku mendengarmu!" teriak Denise. "Kenapa, hah?"

"Aku peringatkan untuk kau jangan terlalu keras melatih Liza. Kulihat ada sedikit memar di bahu kirinya."

Liza terperangah. Kaget ternyata Christ bisa melihat memarnya. Padahal itu bahu bagian dalam dan tertutup oleh pakaian. Liza memang tidak pernah pakai busana terbuka, selain karena cuaca dingin juga Liza memang dasarnya tidak suka pakai baju terbuka.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com