Karina melirik ke sana ke mari, bermaksud mencari seseorang yang mungkin saja dikenalnya. Namun, mana ada anak SMA yang masih berkeliaran di jam segini? Sial, harusnya ia mengiyakan saja tawaran Ezra yang ingin mengantarkannya tadi. Kalau dipikir-pikir lagi, si Ayuni dan Azri itu benar-benar menjengkelkan. Semoga mereka bermimpi buruk malam ini!
Karina mulai berjalan kaki, menyusuri trotoar sendirian. Meskipun masih banyak orang-orang yang berlalu-lalang, namun tetap saja ini membuatnya takut.
Haruskah ia mengambil jalan pintas saja agar bisa cepat sampai? Ya, sepertinya itu bukanlah pilihan yang buruk.
Begitulah pikir Karina sebelum ia menyusuri jalanan itu. Ia menyesal karena terbuai dengan iming-iming jalan pintas tanpa memikirkan risiko yang akan di hadapinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com