webnovel

Crazy Wife Vs Cold Husband

WARNING! Terdapat konten dewasa di dalam novel ini. Harap bijaklah memilih bacaan. "Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku!" tegas pria berusia 25 tahun, berwajah Asia dengan ciri khas rambut panjangnya yang membuatnya terlihat tampan dan cool di mata para wanita, tepat di hadapan wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. "Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam gadis cantik serta berwajah lugu bernama Gabriela Anastasya Sasongko, berusia 21 tahun seraya menunjuk wajah pria tampan itu tepat di wajah pria itu. Siapa sangka? Di balik wajahnya yang lugu tersimpan sesuatu yang membuat pria itu hampir mengalami darah tinggi setiap harinya, serta mendadak membuatnya memiliki riwayat penyakit jantung. Menikah adalah jalan yang harus keduanya tempuh ketika keduanya terlibat dalam skandal yang terjadi akibat kesalah pahaman. Lantas, akankah pernikahan itu dapat membawa keduanya saling menerima kehadiran satu sama lain? Dan mungkinkah seiring berjalannya waktu dapat menumbuhkan benih cinta di hati keduanya?

Mahdania · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
409 Chs

CWCVH PART 339

Wajah Briel memanas, dadanya terasa sesak. Dia tak tahan lagi. Air matanya seketika luruh tanpa bisa dihentikan. Dia bahkan tak peduli dengan dua orang yang ada di dalam lift. Dia tak bisa menghentikan tangisnya dan entah apa sebabnya.

Sementara itu, di kamar Erland.

Erland hanya diam dan kembali menatap pemandangan di luar balkon. Dia benar-benar tak mengantar Briel menuju Bandara. Dia sendiri larut dalam pikirannya. Semalam jelas-jelas Briel mengatakan masih mencintainya, lalu mengapa Briel seperti ingin menghindarinya lagi? Erland benar-benar tak bisa memahami pemikiran Briel.

***

Ke esokan harinya di kediaman Bram.

Pagi-pagi sekali Briel keluar dari kamarnya dan sudah siap untuk bekerja. Ya, dia benar-benar kembali ke Jakarta. Kepergian yang seharusnya memakan waktu satu minggu, ternyata hanya butuh satu hari untuk Briel memutuskan sesuatu setelah pertemuannya dengan Erland di Bali.

"Selamat pagi," sapa Briel seraya tersenyum seraya melihat Clara dan Bram bergantian.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com