webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY

Crazy Wife Vs Cold Husband

WARNING! Terdapat konten dewasa di dalam novel ini. Harap bijaklah memilih bacaan. "Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku!" tegas pria berusia 25 tahun, berwajah Asia dengan ciri khas rambut panjangnya yang membuatnya terlihat tampan dan cool di mata para wanita, tepat di hadapan wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. "Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam gadis cantik serta berwajah lugu bernama Gabriela Anastasya Sasongko, berusia 21 tahun seraya menunjuk wajah pria tampan itu tepat di wajah pria itu. Siapa sangka? Di balik wajahnya yang lugu tersimpan sesuatu yang membuat pria itu hampir mengalami darah tinggi setiap harinya, serta mendadak membuatnya memiliki riwayat penyakit jantung. Menikah adalah jalan yang harus keduanya tempuh ketika keduanya terlibat dalam skandal yang terjadi akibat kesalah pahaman. Lantas, akankah pernikahan itu dapat membawa keduanya saling menerima kehadiran satu sama lain? Dan mungkinkah seiring berjalannya waktu dapat menumbuhkan benih cinta di hati keduanya?

Mahdania · Urbano
Sin suficientes valoraciones
409 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY

CWCVH PART 312

Bram menghela napas lega melihat Briel tengah duduk di depan kanvasnya dan tengah melukis. Bram sudah sangat cemas memikirkan anaknya itu. Nyatanya, anaknya itu tak melakukan tindakan yang mencemaskan. Namun, Briel hanya diam meski Bram yakin Briel menyadari kehadirannya.

Bram perlahan mendekati Briel, dia berdiri di samping Briel dengan tatapan mengarah pada kanvas Briel.

"Mau kembali sekolah melukis?" tanya Bram.

Briel pun hanya diam membuat Bram menghela napas panjang dan menunduk membuat Briel menoleh dan tersentak.

Dahi Bram berkerut melihat ekspresi terkejut Briel.

"Apa Briel tak menyadari kedatangan Papi?" tanya Bram.

Briel menggelengkan kepalanya.

"Maaf, Pi. Saat aku melukis, aku jadi lupa pada sekelilingku," ucap Briel.

Bram tersenyum dan duduk di samping Briel.

"Bagaimana keadaan Briel? Apa sudah lebih baik? Pasti bosan, ya, terus berada di rumah?" ucap Bram dan diangguki oleh Briel.

"Apa mau kembali sekolah melukis?" tanya Bram. Briel menoleh dan menatap Bram.