Drago membuka matanya, cahaya matahari pagi yang silau menyinari dirinya yang sekarang berada di ranjangnya.
Sepertinya ia baru saja terbangun ketika tirai yang menutup jendela kamarnya itu terbuka, pasalnya selain cahaya yang menyinari dirinya saat ini, ada seorang gadis berambut pirang yang menatapmya dengan penuh senyuman.
Ia segera mengenali gadis itu, ia adalah pelayan yang disiapkan untuk melayaninya secara pribadi, umurnya sekitar 20 tahun dan memiliki spirit berupa Eyes of Sensibility.
Berdasarkan namanya saja, Drago sudah dapat menebak bahwa kekuatan mata milik gadis itu kemungkinan besar adalah mata yang berhubungan dengan perasaan.
Dia bahkan telah mencapai Spiritis level tiga. untuk mencapai level itu dalam usia yang cukup muda, dapat dipastikan bahwa ia adalah seorang jenius.
Namun entah kenapa ia memilih menjadi pelayan pribadinya daripada menjadi seorang prajurit, kekuatan yang berkaitan dengan perasaan dan pikiran orang lain itu tak bisa diremehkan, ia dapat membunuh seseorang hanya menggunakan rasa stress.
"Tuan, mohon maaf, tapi hari ini adalah hari dimana Spirit anda akan bangkit, tolong segera bersiap-siap untuk berangkat, karena jika anda terus memandangi wajah saya..."
Walau perkataannya seperti sedang merasa tidak nyaman, ia terlihat biasa-biasa saja, lagipula memang setiap pagi Drago hampir selalu memandangi wajah pelayannya itu.
"Isella, Bukankah tidak masalah? lagipula kau gadis paling cantik yang pernah kulihat di dunia ini, bahkan menurutku kecantikanmu berada diatas Kaisar es yang yang terkenal karena kecantikannya."
wajah Isella memerah, mendengar seorang lawan jenis memujinya seperti itu di hadapan dirinya, siapa yang tak jadi salah tingkah jika itu terjadi pada mereka.
"Baiklah sudah kuputuskan, aku akan menikahimu di masa depan nanti." Usia Drago saat ini baru mencapai 15 tahun dimana ia akan mendapatkan spirit miliknya, dan menikah dengan gadis yang berusia 5 tahun lebih tua tidak begitu buruk.
"Tunggu dulu, tuan muda, saya hanya pelayan disini, anda tak bisa melakukan itu, anda harus menikah dengan seorang gadis bangsawan juga untuk menjadikan dia seorang ratu, tak mungkin pelayan seperti saya menjadi ratu bukan?"
Kali ini Isella protes mendengar perkataan itu, seorang pelayan yang menjadi ratu adalah sebuah penghinaan untuk status tersebut.
Drago hanya tersenyum lembut lalu terkekeh. "Santai saja, dengat bakatmu, bukankah kau dapat dengan mudah mencapai level king dalam tingkatan spirit?"
Tingkatan spirit dibagi menjadi beberapa tingkatan dan dibagi berdasarkan seberapa besar energi orang tersebut.
level 5= 1-100.000
level 4= 100.001-200.000
level 3= 200.001-300.000
level 2= 300.001-400.000
level 1= 400.001-500.000
king= 500.001-1.000.000
emperor= 1.000.000+
Berdasarkan pembagian tersebutlah Isella dapat dikategorikan sebagai spiritis level 3.
Seseorang akan mendapat energi ketika ia pertama kali membangkitkan spirit miliknya, dan yang mereka dapatkan juga bervariasi sesuai bakat milik mereka.
Jika mereka tidak berbakat, mungkin saja mereka hanya mendapat kurang dari 100 energi. Namun jika mereka berbakat, mereka bahkan memiliki kemungkinan untuk mendapatkan energi lebih dari 100.000 energi.
itu sama seperti ayahnya yang saat ini menjadi salah satu emperor terkuat dari 9 emperor yang ada di dunia ini.
Drago segera bangkit dari ranjangnya dan segera membuka kancing bajunya, Isella yang berada di ruangan itu segera berjalan pergi dari ruangan.
"Jika kau ingin melihatnya tak apa, aku tak melarang." Drago menyunggingkan senyumnya.
"Saya permisi." Ia berdiri di depan kamarnya lalu membungkuk dan menutup pintu kamar.
Mata Drago mengedip beberapa kali, mungkin kali ini ia berlebihan menggoda Isella, dan juga sebenarnya Isella jauh lebih kuat darinya, ia harus mengurangi hal itu.
Namun, ketika ia berbicara tentang bahwa ia akan menikahinya dimasa depan, ia sedang tak bercanda, ia benar-benar serius, hanya saja, usianya saat ini baru saja menginjak 15 tahun, masih terlalu muda untuk menikah.
Ia memilih untuk memikirkan hal itu belakangan, karena sekarang ia sepertinya hampir terlbat, ayahnya pasti sudah menunggu di lapangan istana.
***
Perkiraan dirinya benar, ayahnya sudah menunggu dirinya sembari melatih para prajurit kerajaan.
Biasanya, seorang raja akan memanggil penyihir terkuat di kerajaannya untuk mengawasi kebangkitan spirit anaknya, namun ayahnya tak. begitu.
Ia adalah salah satu emperor terkuat di dunia dengan Julukan Sword Emperor, Dakker Draguis. Untuk apa ia memanggil orang lain jika ia dapat melakukan hal itu sendiri?
Dengan spiritnya yang bernama Sword of Destruction, ia dapat mengawasi Drago yang akan mendapatkan spiritnya.
"Haha, akhirnya kau datang juga anakku, bagaimana dengan tanda kebangkitan di tanganmu itu?" sunggingan senyum yang khas dari ayahnya segera terlihat.
Drago pun segeraemperlihatkan tanda kebangkitan yang ada di punggung tangan sebelah kanannya.
Mata Dakker segera berbinar melihat hal itu. "Haha, baiklah minimal kau harus mendapatkan 50.000 energi, jika kau mencapai itu, aku akan memberimu satu permintaan, bagaimana?"
Drago hanya mendengus dengan sombong, lalu tersenyum sinis pada ayahnya. "Hanya segitu? mudah saja."
"Wah saat ini kau sudah semakin sombong rupanya, baiklah kita lihat saja nanti." Mata Dakker segera melihat kearah Isella yang ia tugaskan melayani putranya.
Lalu ia kembali menatap anak kesayangannya itu. Ia memberikan senyum yang puas, namun anaknya tak menyadarinya.
"Baiklah semuanya pergi dari lapangan ini, sebentar lagi akan menjadi kebangkitan spirit dari putraku, kuharap kalian dapat menunda latihan kalian untuk menghormatiku." Ia berbicara dengan nada tegas namun terkesan lembut.
Drago melihat ayahnya, ia memang sosok pemimpin sejati yang dicintai rakyatnya. Andai saja ia dapat menjadi seperti ayahnya...
"Kau melamun?" Dakker menepuk pundak Drago yang lalu dibalas Drago dengan gelengan pelan.
"Tidak, aku sudah siap untuk kebangkitan." dengan tekad di matanya, Dakker yang melihat hal itu mengangguk.
***
Ia sendirian di tengah lapangan kerajaan, sedangkan Dakker menunggu agak jauh dari tempat tersebut.
Jika ditanya mengapa, ia hanya merasa bahwa kekuatan anaknya tersebut akan sangat mengerikan.
"Mulailah meditasimu." saat melihat suasana sudah kondusif, ia segera memerintahkan Drago untuk melakukan kebangkitan.
Drago tak menjawab lalu segera bermeditasi di tengah lapangan latihan tersebut.
Jiwanya jatuh dalam ketenangan dan kekosongan, namun tak bersambung lama, jiwanya terasa berkobar.
Tanpa disadari olehnya, ia tersenyum lebar, ia menyadari bahwa kekuatannya akan sangat kuat.
Ia membuka matanya, tubuhnya melayang beberapa kaki diatas tanah. Lalu, aura berwarna emas mengelilingi tubuhnya melalui sambaran dari langit.
Ia mengangkat tangannya keatas dan seluruh wilayah di istana dapat mendengar raungan naga yang perkasa dan dipenuhi keangkuhan.
"Pedang Naga."
Ia bergumam dengan pelan, ia segera memberi nama pada spirit miliknya.
Semua orang terpana pada pandangan tersebut.
n