Hari ini adalah hari terakhir ia berada di rumah sakit. Bibi yang mengantarnya pulang hari ini sudah datang dari pagi untuk membereskan barang-barangnya. Gavin juga sudah datang mengunjunginya tadi pagi dan berkata bahwa ia tidak bisa mengantarkan Bona pulang karena banyak pasien yang datang.
Bona menunggu di cafe karena bosan menunggu bibi membereskan barangnya. Ia memesan minuman kesukaannya yaitu Hazelnut Latte dan memilih kursi yang dekat dengan jendela luar memperlihatkan langit biru tanpa awan, burung merpati yang terbang kesana kemari lalu orang yang berlalu lalang dengan tertawa membuatnya merasa aneh.
Tanpa sadar matanya menjadi berkaca-kaca dan ia menghela nafas berat. Ternyata banyak orang yang terlihat bahagia tapi mengapa ia tidak bisa mendapatkan kebahagian. Padahal yang ia inginkan tidak banyak tapi hanya cinta dari orang-orang di sekitar nya namun itu saja sangat sulit untuk didapatkan.
Ia terus melamun sampai tidak sadar ada seorang wanita duduk di depan nya. Merasa tidak di perhatikan wanita itu menjentiknya jarinya di depan Bona yang membuat Bona akhirnya melihat kearahnya.
"Hai ! Apakah kau yang bernama Bona ?"
Wanita itu duduk dengan menopang wajahnya dan tersenyum kearah Bona. Bona menatapnya aneh 'Bagaimana ia bisa tahu namaku?' Pikirnya.
"Tenyata benar kau Bona, tenang saja aku bukan orang yang aneh."
"Kau tahukan ucapanmu ini membuat kau terlihat lebih aneh" Wanita itu tertawa terpingkal sampai mengeluarkan sedikit air mata di ujung matanya setelah mendapat jawaban sarkastik dari Bona.
"Hahaha kau sangat lucu aku sampai mengeluarkan air mata. Ahh aku mengerti, tentu saja kau bisa berfikir seperti itu. Apa kau akhirnya keluar dari rumah sakit?" Bona memiringkan kepalanya bingung dan bergidik ngeri, 'Apa wanita ini stalker?.'
"Hahaha cara pikir mu unik sekali baru pertama kali aku dianggap stalker. Bukan, aku bukan stalker. Bisa di bilang aku adalah orang yang membuatmu juga semua orang yang ada di sini serta semua isinya. Kau mungkin tidak akan percaya tapi--'
"Iya benar ini sangat sulit untuk dipercaya, apa kau ingin mengajakku untuk bergabung dengan kepercayaan yang aneh-aneh? Tapi aku tidak tertarik, maaf." Bona langsung memotong penjelasan wanita itu berhendak berdiri dari tempatnya namun tangannya di tahan oleh wanita itu.
"oke.. oke.. aku hanya akan mengatakan satu hal saja. Jiho, Kim Jiho hanya kau yang bisa membantunya" Satu kalimat itu berhasil membuat Bona menolehkan kepalanya dan menatap Wanita itu dengan rasa penuh keingin tahuan. Wanita itu melanjutkan perkataannya.
"Dan dia juga yang bisa memberimu jawaban"
Wanita itu senang dan tersenyum cerah karena akhirnya ia dapat menarik perhatian dari Bona.
"Apa maksudmu?"
"Kenapa? Apa kau penasaran? Bukankah hubungan mu dengan orang yang bernama Jiho itu tidak baik?" lalu Wanita itu tertawa kecil setelah meledeknya membuat Bona mengeluarkan raut kesal yang tergambar jelas di wajah cantiknya itu.
"Ahh seru sekali melihat ekspresimu. Aku hanya bercanda. Hutan, Workshop dan hujan. Ingatlah kata-kata itu, nanti kau akan tau artinya" Bona terdiam mendengar perkataan wanita itu dan menatap nya dengan tatapan aneh. Ia tidak bisa memahami arti dari kata-kata yang wanita itu ucapkan.
Saat ia tersadar dari pikirannya dan ingin bertanya lebih, wanita itu sudah beranjak pergi meninggalkannya sendiri. Ia berdiri dan melihat ke arah sekitar mencoba mencari keberadaan Wanita itu tapi ia tidak bisa menemukannya.
"Nyonya Bona" teriak bibi yang berjalan kearahnya.
"Kami sudah selesai membereskan barang nyonya"
"Oke ayo kita pulang"
Selama di perjalanan Bona berfikir keras tentang apa yang di bicarakan oleh Wanita itu. 'Apa yang dia maksud dengan hutan, lalu apa yang ia maksud adalah Hiking Sport Borin Group Workshop? itu bukannya event yang akan di selenggarakan oleh perusahaan ayah? tapikan itu masih rencana yang tahu hanya keluargaku dan Jiho. Bagaimana bisa dia tahu? Ah benar-benar bikin aku penasaran apalagi kata jawaban, tapi akh! sudahlah bukan urusanku mereka pasti bisa menjaga diri sendiri.'
Bona hanya menggelengkan kepalanya berusaha menghapus pikiran tentang kata-kata Wanita itu. Selain workshop itu sudah di rencana kan dengan matang serta keamanan yang ketat, biasanya keluarganya dan keluarga suaminya pun hanya datang sebagai pembicara pembuka. Yang wajib mengikuti kegiatan itu hanyalah karyawan dan peserta yang sudah di undang dikarenakan ini adalah workshop yang khusus di selenggarakan untuk tamu VIP juga karyawan dari dua perusahaan itu saja.
Tanpa sadar mobil itu sudah berhenti diperkarangan rumah, Bona membuka pintu dan keluar dari mobil. Ia terdiam sebentar menatap rumah yang tampak besar dari luar, mewah tetapi tidak dapat menutupi hawa dingin dan sepi yang mendesak keluar dari rumah itu. Iapun berjalan masuk kedalam, tiba-tiba ada seorang pria berlari memeluknya dengan erat.
Tubuh Bona membeku sejenak karena terkejut tapi Ia mengenali bau ini. Bau parfum yang biasanya dipakai oleh kakak laki-lakinya itu, bau yang sangat ia rindukan.
"Kak Jihoon?"
"Apa kau baik-baik saja?" Pria yang dipanggil Jihoon itu melepaskan pelukannya dan mencakup wajah Bona yang terlihat semakin kecil diantara kedua telapak tangan kakaknya itu. Melihat kakaknya yang sudah lama ia rindukan membuat Bona tersenyum seperti anak kecil.
"Aku baik-baik saja, kakak dari mana saja? Kenapa tidak menjengukku selama di rumah sakit?" Bona mengerucutkan bibirnya, melihat kelakuan adiknya Jihoon mencubit hidung Bona gemas.
"Maaf aku tidak bisa datang karena ayah ingin aku pergi ke busan untuk menemui clientnya, tapi kau tidak sakit yang parah kan? Aku mengkhawatirmu"
"Iya aku tidak apa-apa. keadaan ku juga tidak parah waktu sakit"
"Baguslah aku jadi tenang sekarang. Jaga kesehatanmu jangan buat kakak mu ini panik oke. Hmm.. apa kau sudah makan? Bagaimana kalau kita-" Perkataan Jihoon terputus oleh deringan telephonenya dan ia mengangkatnya seraya menjauh. Dari raut wajahnya terlihat sangat serius dan terkesan buru-buru saat menutup telephonenya.
"Aku tidak tahu sudah berapa kali berbicara maaf kepadamu hari ini tapi sepertinya aku harus mengatakannya lagi. Maaf tidak bisa berlama-lama karena terdapat masalah diperusahaan, ayah memintaku untuk cepat kembali" Jihoon memasang wajah lemas dan tidak enak karena ia yang pertama mengajak Bona namun membatalkannya juga.
"Tidak apa-apa aku tahu kakak sangat sibuk" Bona berusaha tersenyum menutupi rasa kecewanya.
"Ini untukmu, cepat sembuh Bona kami. Kalau aku sudah selesai aku akan menghubungimu, aku pergi dulu" ucap jihoon menunjuk bucket bunga yang terletak diatas meja lalu berjalan pergi. Bona hanya melambaikan tangan dengan tersenyum pahit mendengar alasan kakaknya itu.
Ayah yang kakaknya maksud adalah direktur dari Borin Group yang juga merupakan ayahnya. Kata ayah di hidup Bona memiliki arti yang berbeda dari ayah pada umumnya, dimana ayahnya tidak peduli sama sekali kepadanya yang merupakan putri satu-satunya. Alasan utamanya sebab ia merupakan anak diluar pernikahan. Ayah dan Ibu Bona merupakan teman satu kampus yang dimana ibunya cukup terkenal dengan kecantikannya. Kebaikan hatinya menambah nilai plus dalam dirinya yang membuat banyak orang menyukai ibu Bona termasuk ayahnya.
Ayahnya sangat menyukai ibunya dulu tapi pada saat itu ayahnya sudah terlanjur di jodoh kan dengan wanita lain. Ia tidak dapat membatalkan perjodohan itu dan Ibu Bona juga tidak di setujui oleh keluarga ayahnya karena ibunya hanyalah orang biasa saja. Maka dari itu ayahnya memutuskan hubungan dengan ibunya. Ibunya yang pada saat itu mengandungnya tidak ingin memberi tahu ayahnya karena takut kalau ayahnya akan mengambil Bona.
Setelah melahirkan ibunya bekerja keras untuk menghidupi Bona sendirian sampai suatu hari saat diperjalanan pulang kerumah, ibunya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat.
Bona yang waktu itu masih kecil hampir saja di titip kan kepanti asuhan sampai tiba-tiba ia di jemput oleh orang yang mengaku sebagai kakeknya. Setelah melakukan test dna dan terbukti bahwa Bona adalah cucunya, ia pun membawa Bona yang baru saja berusia 8 tahun masuk kerumahnya pertama kali. Di situ ayahnya merasa tidak percaya dan berusaha menghubungi ibunya Gavin untuk bertanya akan hal ini karena mereka bertiga cukup dekat saat di kampus dulu dan juga ayahnya tahu bahwa ibunya Gavin adalah sahabat dari ibu Bona.
Setelah mendapatkan jawaban dari ibunya Gavin, ia sangat terkejut dan terdapat sedikit rasa kecewa yang entah mengapa membuat ayahnya menjadi sering menghindari Bona. Tidak hanya ayahnya tapi ibu tirinya juga sama, bahkan lebih buruk. Ibu tirinya merasa kesal dan terus saja marah-marah sejak kehadirannya. Mungkin ibu tirinya merasa terancam karena bisa saja warisan kakeknya tidak akan diberikan kepadanya anaknya melainkan Bona.
Sebab itu ibu tirinya mengusulkan kepada suaminya untuk mengirim Bona bersekolah di America dengan kata-kata manis seperti Pendidikan di sana lebih bagus dan sebagainya. Ayahnya yang tidak terlalu peduli pun hanya mensetujui usulan istrinya itu dan memberikan semua urusan Bona kepadanya. Walau Bona memohon-mohon menangis tidak ingin pergi dan akan hidup seperti hantu pun tidak menggoyahkan keputusan ayahnya maupun kakeknya yang merasa itu pilihan terbaik untuk cucu dan anaknya saat itu.
Selama di America tidak ada yang menjenguk Bona kecuali mamanya gavin dan gavin yang mendengar kabar bahwa Bona dipaksa untuk bersekolah di America. Bona berfikir ia tidak akan mau untuk kembali lagi ke korea selain itu juga passportnya disembunyikan oleh pengacara yang mengurus semua keperluannya di America jadi ia juga tidak dapat kembali atas kemauannya sendiri. Saat Bona sudah berumur 24 tahun dan ia baru saja menyelesaikan sekolahnya di universitas Cambridge, tiba-tiba ia di minta untuk kembali ke korea.
Awalnya ia merasa senang karena baru kali ini ayah dan kakeknya menunjukan ketertarikan akan dirinya dalam 15 tahun terakhir tapi ternyata ia salah. Satu-satunya alasan ia di minta kembali ke korea hanya di jadikan barang untuk kerjasama antara Borin Group dan Giyo Group melalui ikatan pernikahan dengan anak satu-satunya Giyo Group bernama Kim Jiho. Bona yang awalnya tidak setuju pun berubah pikiran dengan harapan mungkin saja kalau ia setuju atas permintaan ini ia bisa mendapatkan sedikit kasih sayang dan pengakuan dari keluarganya.
Pada saat itu juga ia pertama kali bertemu dengan kedua kakak laki-lakinya, kakak pertamanya bernama Jihoon dan kakak keduanya bernama Jaehyun. Mereka berdua memiliki visual yang sangat tidak nyata, Jihoon yang lebih mirip dengan ayahnya memiliki wajah seperti actor dengan tinggi sekitar 180cm dan senyum nya yang manis membuat wajahnya terlihat lebih tampan, ia juga memiliki sifat yang ramah kepada siapapun serta satu-satunya orang yang baik kepada Bona. Berbanding balik dengan Jaehyun yang lebih mirip dengan ibu tirinya juga memiliki wajah yang tampan seperti idol korea dan tinggi sekitar 182cm tapi sifatnya sangatlah dingin. ia tidak pernah tersenyum dan menganggap Bona seperti orang
yang tidak terlihat.
Terkadang ia mengerti akan perasaan kakaknya itu kalau ia menjadi kakaknya juga ia tidak akan bisa bersikap baik kepada adik yang tiba-tiba datang entah darimana jadi ia merasa lebih baik dianggap tidak terlihat daripada sikap ibu tirinya yang selalu berteriak-teriak ketika melihatnya.