webnovel

COUPLE DREAM [INDONESIA]

Vol. 1 (Regrets of a Bad Boy) Chapther 1 sampai 159 : Perjalanan cinta seorang Bad Boy dengan perempuan seumurannya yang sangat polos dan lugu. Vol. 2 (Relationship With Commitment) Chapthee 160 sampai 318 : Menjaga hubungan dengan porsi dan cara mereka masing-masing, namun menyakiti. Vol. 3 (Serious Problems Before Starting a Household) Chapthee 319 sampai -sekarang Konflik ini pecah begitu saja, melukai banyak orang, mengundang masalah lebih lebar dan lebih banyak lagi. Orang yang tidak memiliki masalah dengan orang itu menjadi terobsesi 'ingin ikut andil'. Salsha dan Aldi. Dia tidak percaya jika salah mengambil keputusan mengakibatkan teman SMA nya yang sudah dianggap mereka sebagai adik justru harus dipenjara karena keduanya percaya pada kakak Salsha. Sebenarnya ini bukan masalah besar untuk mereka, hanya saja dampaknya mulai terlihat semenjak tiga tahun waktu mulai berjalan dengan pelan. Apa masalahnya, dan kenapa terjadi perbalasan dendam?

sakasaf_story · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
417 Chs

TUDUHAN TANPA SEBAB

"Cewek lo chat gue minta jalan," Aldi terdiam saat sepupunya mengucapkan hal yang awalnya tidak mungkin terjadi. "Gak mungkin!" jawab Aldi yang masih fokus pada permainannya. Devan menyerahkan ponselnya agar Aldi percaya. "Lihat?"

"Kemaren gue cek, handphone dia enggak ada nomor. Lagian, dia enggak butuh lo sama sekali. Dia bilang, sekarang lagi jalan sama Nita," Aldi kembali melempar asal ponsel sepupunya untuk mengembalikan dan fokus pada permainannya. "Coba lo telfon," minta Devan yang membuat Aldi memiringkan alisnya tanda tanya, apa maksud Devan. Apa sepupunya main belakang, mencurigai Salsha atau apa?

"Ganggu lo!" kesal Aldi saat Devan terus menerornya yang sedang asik dengan gamenya.

"Gue cuma maj pastiin kalau cewek lo enggak suka sama gue," Aldi melihat Devan dengan sinis. Aldi mengalihkan tatapannya pada Wiga yang mengisaratkan jika 'biarkan saja' lalu Aldi mengangguk. Dia berusaha tidak terpancing emosi, dan melajutkan permaiannya lagi.

"Berisik!" jesal Aldi yang masih saja diganggu oleh Devan yang terus saja mengoceh tidak jelas. "Enggak tahu kenapa gue enggak suka lo pacaran sama dia, keliamhatannya dia punya banyak cowok," sambung Devan.

Aldi membanting stik PS nya kesal, Wiga yang ada disebelahnya sempat terkejut dan melihatnya untuk seperti 'sabarlah sebentar lagi bodoh!' Namun sepertinya, tidak Aldi perdulikan lagi.

"Ngerti apa lo tentang cewek gue, lo baru pulang dari penjara, bukan berarti lo boleh jelek-jelekin cewek gue seenaknya. Lo enggak tahu dia, lo enggak kenal dia, dan Salsha enggak mungkin punya banyak cowok karena gue yang pantau dia sendiri dengan mata kepala gue sendiri dan satu lagi gue percaya sama dia. Jadi stop, lo enggak tahu tentang dia, dan cewek gue enggak ganggu lo ataupun ikut campur hidup lo, BANGSAT!"

"Al, udah lah," ucap Wiga dengan maksud melerai. Devan tertawa saat be4hasil membuat Aldi marah.

"Gue cuma mengeluarkan pendapat gue tentang cewek lo, karena baru kali ini lo beneran punya pacar yang benar-benar lo jaga,"

"Lo enggak peelu perduliin gue, karena gue enggak butuh keperdulian l,." Aldi menyambar air putih yang Wiga berikan dan berjalan begitu saja meninggalkan mereka berdua dengan keheningan.

"Dev, udah la. Gue tahu lo ada apa-apa sama Salsha, gue juga tahu rahasia dari cewek gue. Gue mau, lo jangan gangguin Aldi lagi. Cukup sampai sini aja, gue enggak habis fikir gimana lo bisa korbanin saudara satu keluarga lo sendiri demi cewek," ucal Wigara memberi nasihat pada temannya.

Jangan kalian fikir diamnya Wiga tidak tahu apa apa, Nita selalu menceritakan semuanya padanya dan itu memang sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. "Ga, lo bisa diem enggak?"

•••

"Mau kemana abis ini?" tanya Salsha pada Nita. "Makan, laper," Salsha mengangguk dengan membawa smeua belanjaannya. "Buka bagasi?"

"Enggak usah, bisa gue lempar ke jok belakang," Jawab Nita santai, dan mendapat gelengan kepala dari Salsha. Bagaimana bisa kosmetik mahal yang mereka rela menggantri berjam-jam berdiri hampir seharian dengan dan Nita memoeelakukamnya seperti itu? dilempar.

"Gue yang traktik kalau urusan makanan. Berhubung lo udah bayar belanjaan gue," Nita menganggukan kepalanya. "Boleh makan sepuasnya," Nita menjalankan mobilnya dengan kencang karena merasa senang.

"GOBLOK JANGAN GINI BEGO, BISA MATI DUDUK GUE," teriak Salsha sepontan saat Nita mengerem mendadak karna ada mobil berhasil menyegatnya. Untung saja Nita sigap, bahkan Salsha hampir terlempar ke belakang dengan sangat kencang saat rem itu selesai Nita injak. "Mampus," Dia, Wigara. Pacar posesive Nita.

"Buka!" perintah Gara pada Nita yang sedang gugup menggigit bibir bawahnya. "Gimana nih Sal, mampus-mampus," keluh Nita meminta bantuan pada Salsha yang sedang tertawa melihat perubahan wajah Nita secara tidak langsung seperi menahan BAB diujung tanduk. "Enghm itu, anu," ucap Nita gagap saat menurunkan kaca mobilnya, saat ditatap tajam oleh Wiga yang menggunakan lenutup wajah dan juga topi. "Berani kebut-kebutan lagi?"

"Enggak, tadi cuma enggak sengaja" jawab Nita keluar dari mobilnya, Salsha masih meregangkan ototnya didalam mobil. "Mana ada ngebut enggak sengaja!" Nita ditarik paksa oleh Wiga dengan tatapannya sendiri. "Oke kita jalan manis,"

•••

Salsha dibuat terkejut dengan cowok yang menggunkaan jaket serba hitam dengan penutup kepala yang digunakannya. Rambut yang sedikit kewajah tidak memperlihatkan wajah asli yang membawa mobil Nita. Siapa? Apa Salsha diculik?

"Lo siapa?" Saat Salsha mulai gelisah. Namun kecurigaan Salsha hilang saat tiba-tiba cowok tadi membuka jaket dan penutup wajahnya. "Astaga yang, aku kira siapa,"

"Belanja apa aja sampai kamucapek gini?" tanya Aldi mengelal keringat Salsha dikeningnya. "Nita banyak beli kosmetik, aku ngikutin dibelakangnya aja cape banget gimana jadj Nitanya," Aldi tertawa mensengarnya.

"Mau makan dimana?" tanha Aldi serius pada Salsha. "Pecel ayam deket sini ada enggak si? aku lagi mau makan pecel ayam," minta Salsha pada Aldi dengan menggengam tangan Aldi cukup erat seperti memohon. "Ayo, coba aku cari ada dimana," Aldi sefuju, dia menggendarai mobil Nita dengan tenang.

"Pecel ayam tiga, dua air mineral botol, dua Teh Angest," pesan Aldi saat Salsha baru saja akan memesan makannya. "Pengen Ss Jeruk yang, bukan Teh Anget," rengek Salsha yang menarik tangan Aldi untuk kembali pada kasir dan mengganti pesanannya. "Mau teh tawar aja?" Salsha menggeleng kepalanya polos, lebih baik es teh manis daripada teh tawar?

"Ya udah ayo, duduk," Salsha mengikuti Aldi dengan bibir terus mengomel dan menggerutu tidak jelas. "Orang pengennya Es Jeruk bukan Teh Anget juga,"

"Udah diem!" kesal Aldi saat Salsha terus menggerutu dibelakangnya. "Nyebelin," seru Salsha dan anehnya Aldi menarik Salsha untuk duduk dipangkuannya dan mencium kilat bibir yang terus maju. Salsha kembali mengambil duduk disebelah Aldi dan mengaktifkan ponselnya.

"Bagus, jalan-jalan enggak ngaktifin handphone di telfon, di chat, enggak dibuka-buka," keluh Aldi yang melihat Salsha sedang menekan tombol Aktifkan dengan sedikit lama.Salsha tersenyum konyol.

"Maaf, tadi mau aku aktifin malah enggak sempet," Aldi mengangukan kepalanya, dia mengambil ponsel Salsha yang untuk mengecek sesuatu. "Mau ngapain?" tanya Salsha yang tidak sengaja melihat Aldi membuka ponselnya dengan cepat.

"Main game," jawab Aldi asal, sebenarnya memang bukan. Hanya saja Aldi ingin memastikan sesuatu. "Handphone kamu dong, mau ngaca," Salsha meminta ponsel Aldi untuk melihat riasanya. Aldi mengangguk kemudian mengambilkannya untuk Salsha.

"Salsha kan?" suara asing menarik perhatian Aldi yang baru saja membuka rom chat, ponsel Pacarnya.

What?

Kasaf pernah termakan omongan kaya gini, dan bodohnya kasaf waktu itu percaya. Maaf

sakasaf_storycreators' thoughts