webnovel

3. Today

NOTE !!!

*BERDASARKAN KISAH NYATA SAYA SEBAGAI PENULIS 🙏

*TOKOH CERITA, TEMPAT SERTA SEDIKIT ALUR CERITA YANG DI IMAJINASIKAN

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

5 Juli 2015

Tahun pertama bagi Lisa untuk memulai kehidupan nya di SMA, dengan kendaraan pribadi yakni motor beat hitam keluaran terbaru ia memacu motornya menuju parkiran luas dan juga sepi.

Kemudian ia merogoh ponsel di saku jaketnya menunjukkan pukul 7.35 WIB, dalam hatinya ia mengutuk hari ini kenapa harus terlambat di hari pertamanya. Berlari sekuat tenaga mencari keberadaan kelas nya dengan harapan dewi keberuntungan sedang berpihak padanya, sayangnya ia kali ini tidak beruntung dan mungkin benar benar dalam masalah besar karena ia tidak tau dimana kelas nya? Arah mana yang diambil menuju kelasnya, tengok kanan tengok kiri pun tidak ada siapa siapa.

Dengan mengucapkan bismillah, Lisa memilih jalan tangga di sampingnya sambil berfikir mungkin kelas X IPA itu ada di lantai paling atas. Ketika ia sampai di lantai atas, ia menemukan mading tak jauh dari tempatnya dan juga terlihat sosok lelaki yg penampilan nya seperti siswa disini tapi mengenakannya jaket OSIS.

Sial.

Jangan bilang itu memang OSIS, haduh ketiban sial beruntun kalau begini. Ditambah cowo itu sudah ngeliatin Lisa melulu.

AHAY

IDE BRILIAN !

Kenapa engga pura pura liat Mading aja, nanti juga itu OSIS turun. Kan pasti dia juga buru buru, begitulah ide brilian di kepala Lisa yang kemudian segera berjalan santai menuju Mading smbil pura pura mencari namanya di kertas yg tertera siswa bertulis XI IPA dan XI IPS.

Namun siapa sangka? Ternyata cowo itu malah menghampiri Lisa dan bertanya

"Permisi, sedang mencari apa?" - Hanbin menepuk bahu lisa

"Eh, itu... Eum, ruang kelas X IPA 2 dimana ya? Disini kok ga ada ya?" - Lisa menunjuk mading sembari sesekali melihat hanbin.

Dalam hati Lisa, ia memaki-maki otak bodohnya yg mendadak blank. Ditambah cowo yang diketahui kaka kelas nya ini terlihat mulai melipat kedua lengan di depan dadanya dan memasang raut wajah sangar dan garang.

"Anak baru ya?" - Hanbin sedikit menaikkan nadanya, mulai menjadi sosok ketua OSIS.

(Mampus, jawab apa ini gue? Haduh gimana ini, mana serem bgt lagi sampe bikin gue gemeteran)

Ddrrttttt.....

Ddrrttttt.....

Ddrrttttt....

Dering ponsel hanbin di saku memecahkan suasana tegang antara hanbin dan lisa.

Tertera di layar, nama Kim Jinhwan yang menghubungi nya.

'walaikumsalam, iya? Kenapa nan?'

'.....'

'ooo, kurang 1? Kelas X IPA 2 bukan?'

'.....'

'iya nih ada sama gue, nyasar kesini dia. Tar gue bawa kesana, mulai duluan aja biar ga ngabisin waktu'

'.....'

'oke, otw'

Tut.

"Lalisa Manoban X IPA 2? Kelas kamu bukan di koridor lantai ini, tapi di bawah ya. Di lantai paling bawah. 3 menit dari sekarang kamu harus udah sampai di lantai bawah dan tidak boleh pake alasan, dimulai dari sekarang" - Hanbin

"Eh, tapi... Iya iya deh" - Lisa berlari terburu buru.

Lisa berlari segera, kesempatan 3 menitnya mulai habis sebentar lagi ditambah ia benar benar sudah mulai kelelahan dan tak kuat jika harus terus berlari. Lisa benar benar mengutuk Kaka kelas tadi, berharap siapapun yang jadi kekasihnya nanti pasti bakal sial terus.

Dap

Dap

Dap

Langkah kaki Lisa terhenti saat melihat sosok yang ia kenal berada di ujung lorong koridor tepat dari Lisa berdiri, dia adalah june alias Koo Junhoe teman dekatnya sejak bangku SD.

"Woi junaedi!!!!!!" - pekik kencang Lisa berlari menuju June.

"Sssstttt, berisik Lis. Tar gue kena hukum lagi nih, btw lu kenapa ngos ngosan dah? Kesiangan juga?"- June

"Iya Jun, sial bgt gue dah. Tadi sempet ketemu osis juga di lantai atas" - Lisa

"Lu ngapain ke lantai atas bego, kita anak kelas 10 di lantai bawah semua HAHAHA"- June tertawa

"Sialan lu, ngetawain gue puas bener" - Lisa memukul kepala june

Selang beberapa saat kemudian, datang 4 orang kaka kelas lebih tepatnya anggota OSIS yang menghampiri June dan Lisa sambil membawa buku catatan dan juga beberapa kotak entah kotak apa yang jelas bukan kotak amal.

"Lisa? Lisa Manoban? Kenalin gue Song Yunhyeong, panggil Yunhyeong" - Yunhyeong mulai memperkenalkan diri didepan Lisa karena dia mengenal betul siapa Lisa, namun sayangnya Lisa sepertinya tidak kenal dengan Yunhyeong ini.

"Eum, iya ka.. Lisa, panggil aja Lisa ya ka" - Lisa menggaruk kepala belakang nya sambil memberikan senyuman palsu alias canggung.

"Lah lu kenal dia Yo?" - Miyeon menyenggol pundak Yunhyeong

"Mantan lu ya?" - Seungyoon

"Asem. Dia in--" - Yunhyeong tak sempat melanjutkan perkataan nya lantaran mulutnya ditutup Lisa dengan tangan Lisa dan membawa Yunhyeong pergi dari situ.

Sejauh mungkin Lisa membawa pergi Yunhyeong Kaka kelas yg sebenarnya ia tidak kenal sama sekali siapa dan bagaimana dia tau tentang identitas nya ini, gawat darurat jika sampai orang orang disekitarnya sampai menyadari siapa diri Lisa yang sebenernya. Lisa menghentikan langkahnya, sambil melihat kiri kanan memastikan keadaan aman untuk melepaskan bekapan mulut Yunhyeong.

"Haduh, napas dulu bentar. Eungap" - Yunhyeong

"Kaka kenal saya beneran? Apa cuman tau dari nametag aja?" - Lisa

"Lah, anak nya bu Chaelin kan lu? Sepupu jauh Mino juga kan?" - Yunhyeong menunjuk Lisa

"Iya. Lu siapa dah? Kok tau sih, eh jangan kasih tau siapa siapa loh ya . Lu aja yg tau identitas gue ka" - Lisa

"Aman aman aman, tapi masa lu gatau gue sih? Gue yang satu klub musik sama Mino dulu, lu masih kecil Lis. Keluarga kita juga patner bisnis" - Yunhyeong coba membantu Lisa supaya mengingat nya.

"Ah gatau gue, nyerah. Ga inget gue, pokoknya gue tandain lu sekarang ya ka. Lu tau identitas gue, awas jangan sampe ada yg tau loh ya" - Lisa mengancam, dan meninggalkan Kaka kelasnya tersebut.

Sepanjang perjalanan menuju tempat hukuman tadi, Lisa sambil berfikir kenapa dunia ini begitu sempit dengan banyak org yg mengenal identitas dia. Padahal dia sama sekali tidak pernah muncul bahkan menampakkan diri didepan teman teman mamah nya, bahkan di depan keluarga besar papah dan mamahnya juga sudah jarang muncul sejak meninggalnya ayah nya itu.

Apa mungkin karena mamah selalu membicarakan Lisa di hadapan teman temannya? Seperti anak anak pada umumnya yg dibanggakan ibunya di depan teman kantor atau keluarga besar berkumpul. Ah tidak tidak, terakhir membawa mamah ke sekolah untuk mengambil rapot saja itu saat SD dan wisuda SMP. Itupun saat SMP Lisa susah payah menyembunyikan identitas aslinya, dan terpaksa saat wisuda membawa mamahnya pun menjadi heboh di angkatannya dan di bawah angkatannya. Siapa sangka orangtuanya Lisa adalah pemegang kunci kekuasaan di daerah ini, dan punya peran sangat penting di pemerintahan negara ini.

Saking asiknya melamun sambil berjalan, Lisa tidak sadar sedari tadi ada yg meneriaki namanya bahkan sampai mengikuti jalan nya karena tidak di gubris oleh Lisa.

Hanbin yang baru saja keluar dari ruang kesehatan (UKS) tanpa sengaja matanya tertuju pada Lisa yang baru saja melewati nya, hanbin mulai memanggil Lisa perlahan namun tidak ada jawaban. Apa mungkin suara Hanbin terlalu kecil ? Apa mungkin Lisa melamun? Namun entah kenapa Hanbin malah mengekori Lisa sambil ingin tahu kemana Lisa ingin berhenti langkahnya.

Karena terkejut dengan teriakan dari Jinhwan, Lisa maupun Hanbin langsung mengarahkan pandangan pada sumber suara.

"WOI BIN !" - Jinhwan berteriak kencang sambil melambaikan tangannya ke arah Hanbin.

Lisa yang terkejut mulai bingung, Bin? Siapa itu?

"Iya gue kesitu nan, eh Lisa... Kamu mau kemana? Dari tadi saya manggilin kamu ga dijawab terus, kenapa? Saya ada salah ya?" - Hanbin mendekatkan diri pada Lisa

"Eh? Masa sih? Loh? Kok bisa ada kaka disini? Oh jadi bin itu Kaka?" - Lisa sedikit terkejut dengan hadirnya Hanbin disebelah nya secara tiba tiba

"Dari tadi, kamu sakit?" - Hanbin mendekatkan wajahnya sambil menaruh tangannya di jidat Lisa, memastikan Lisa tidak demam.

"Eh eh, engga ka... Itu, cuman kurang fokus aja" - Lisa mundur beberapa langkah karena terkejut dengan sikap Hanbin

"Nih, air mineral buat mu. Minum dulu, biar fokus. Gue pergi ya, btw nama gue Kim Hanbin. See you Lisa " - Hanbin memberikan air mineral botol kemudian berjalan mundur sambil memperkenalkan diri pada Lisa.

"Kim Hanbin, nama yang bagus. Cih apaan sih, ga ga jangan ngadi ngadi lu Lis" - Lisa merutiki pikirannya

Bersambung