webnovel

2. Tentang Hanbin

NOTE !!!

*BERDASARKAN KISAH NYATA SAYA SEBAGAI PENULIS 🙏

*TOKOH CERITA, TEMPAT SERTA SEDIKIT ALUR CERITA YANG DI IMAJINASIKAN

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hai gue Hanbin.

Lebih lengkapnya Kim Hanbin.

Gue kelahiran 1997, anak pertama dan mempunyai 1 adik perempuan masih TK. Keluarga masih lengkap dengan ayah dan ibu, ayah bekerja sebagai direktur utama di sebuah pabrik makanan terkenal sedangkan ibu bekerja sebagai pemilik restoran makan Nusantara dan Internasional sekaligus sebagai cheff utamanya.

Keluarga Cemara yang penuh dengan keceriaan, namun kematian seseorang tidak ada yg tau dan tidak ada tanda apapun.

Ayah

Ibu

Hanbyul

Mereka tewas ditempat pada kecelakaan tunggal, akibat jalanan yg hujan dan licin. Membuat ayah membanting stir mobil menuju jurang.

Itu benar benar pukulan berat bagiku yang saat itu sedang menghadapi ujian nasional SMA.

Satu satunya keluarga bagiku, tanpa ada kata terakhir dan tanda apapun mereka meninggalkan ku selamanya.

Rasa sedih yang mendalam itu terus menyelimuti keseharianku, hingga suatu hari aku bertemu dengan seberkas cahaya.

Gadis cantik dengan rambut pendek berponi, serta kedua pipi bulat menggemaskan, ditambah bentuk mata dan bibir yang indah membuatku terpana dan rasanya ingin mencoba mengenalnya.

Kebetulan sekali, dia berjalan menghampiri ku. Tunggu, apakah dia anak pindahan? Atau dia salah kelas? Seingatku, dikoridor kelas XI IPA tidak ada gadis secantik dia bahkan aku hapal betul semua siswa siswi di SMA ini. Tentu jelas, aku Kim Hanbin ketua OSIS dengan 2x masa jabatan.

Prestasi ku mulai dari akademik sampai non akademik, membuatku bisa mendapat posisi sebagai ketua OSIS hingga mendapatkan beasiswa. Harga yang cukup mahal tentunya, karena banyak yg harus dikorbankan selain waktu. Apa itu? Tentu saja lingkup sosial di keluarga besar dari ayah maupun ibu, aku hampir tidak pernah mengikuti kegiatan yg diadakan keluarga dari ayah maupun ibu dengan alasan kegiatan OSIS ini. Dan itulah, penyesalan selalu datang di akhir...

Hingga kini rasanya canggung sekali untuk meminta bantuan pada keluarga ayah maupun ibu, seperti orang asing bagiku. Mereka tidak salah, aku yang salah dan egois.

Setelah 2 Minggu kepergian mereka, aku mulai memanfaatkan tabungan peninggalan ayah dan ibu serta mengurus semua aset yg ditinggalkan untuk bisa diselesaikan tanpa ada hutang ataupun pinjaman. Bersyukur sekali ayah dan ibu tidak meninggalkan hutang sedikitpun, hanya saja perusahaan ayah akhirnya sementara diambil alih oleh adik ayah dan nanti akan diberikan kembali padaku jika sudah selesai kuliah. Jadi adik ayah ini, atau om fredy siap membantuku secara sukarela dalam menjamin kehidupan sekolahku bahkan keseharianku walau kami tidak tinggal bersama, dikarenakan om fredy mempunyai istri dan 3 anak yang masih sangat kecil.

Tahun 2015 ini menjadi tahun terakhirku sebagai Ketua OSIS, sehingga sangat memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa memberikan pengalaman kepada penerus OSIS berikutnya. Tapi, hari ini kenapa ada org asing yang wajah dan penampilan nya tidak biasanya sering ku jumpai di koridor ini?

Melihat nametag nya, tertulis 'Lisa Manoban'.

Hmm Lisa?

Murid baru?

Ku beranikan diri mendekati dia, yg terlihat bingung mencari sesuatu di mading.

"Permisi, sedang mencari apa?" - Hanbin menepuk bahu lisa

"Eh, itu... Eum, ruang kelas X IPA 2 dimana ya? Disini kok ga ada ya?" - Lisa menunjuk mading sembari sesekali melihat hanbin.

Hanbin menaikkan sebelah alisnya sambil melipat kedua tangannya di dada

"Anak baru ya?" - Hanbin sedikit menaikkan nadanya, mulai menjadi sosok ketua OSIS.

Terlihat sangat jelas raut wajah ketakutan dari perempuan didepannya ini, bahkan ketika hanbin menaikkan nada suaranya pun lawan bicara di depannya ini langsung menundukkan kepalanya seolah seperti kelinci yang siap disantap serigala kelaparan.

Ddrrttttt.....

Ddrrttttt.....

Ddrrttttt....

Dering ponsel hanbin di saku memecahkan suasana tegang antara hanbin dan lisa.

Tertera di layar, nama Kim Jinhwan yang menghubungi nya.

'walaikumsalam, iya? Kenapa nan?'

'.....'

'ooo, kurang 1? Kelas X IPA 2 bukan?'

'.....'

'iya nih ada sama gue, nyasar kesini dia. Tar gue bawa kesana, mulai duluan aja biar ga ngabisin waktu'

'.....'

'oke, otw'

Tut.

"Lalisa Manoban X IPA 2? Kelas kamu bukan di koridor lantai ini, tapi di bawah ya. Di lantai paling bawah. 3 menit dari sekarang kamu harus udah sampai di lantai bawah dan tidak boleh pake alasan, dimulai dari sekarang" - Hanbin

"Eh, tapi... Iya iya deh" - Lisa berlari terburu buru.

Hanbin mulai tertawa seperti ada rasa puas melihat tingkah Lisa, loh?

Kenapa?

Kok rasanya ada yg aneh?

Tertawa sebegitu lepasnya?

Bersambung...