'Dia bicara apa, sih? Belikan apa maksudnya? Aku tak mendengarnya dengan jelas,' batin Bram. Bram tak begitu jelas mendengar kalimat terakhir yang Clara ucapkan.
"Kenapa, Bram? Apa Clara baik-baik saja?" tanya papi Bram.
"Ya, baik-baik saja. Dia minta dibelikan sesuatu, tapi aku tak tahu dibelikan apa? Dia bicara tak jelas," ucap Bram.
"Mungkin, sinyalnya jelek, atau ponselnya mati. Kamu bisa menghubunginya lagi nanti. Apa kalian sudah makan siang? Bagaimana jika kita makan siang bersama saja? Papi sudah lapar, ini juga sudah mau masuk jam makan siang," ucap papi Bram.
"Ya, itu ide bagus," ucap Bram.
"Baiklah. Briel, ayok kita makan dulu," ucap papi Bram seraya menuntun Briel. Namun, Briel menahan tangan kakeknya itu.
"Kakak Briel, Kakek. Apa Kakek lupa?" ucap Briel.
Bram tersenyum, begitu pun papi Bram.
"Ya ampun, maafkan Kakek. Kakek benar-benar lupa. Baiklah, Kakak Briel. Ayok, kita makan dulu!" ucap papi Bram.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com