Bela mendengus kasar. "Kamu Bunda panggil dari tadi, gak nyaut-nyaut!"
Lelaki jangkung itu cengengesan. "Maaf, ya Bunda. Gak denger, hehe."
Etam. Nama panggilan Beckham waktu kecil.
"Gak denger, gimana? Bunda udah gedor-gedor pintu, teriak-teriak manggil nama kamu! Ya kali gak denger." omel Bela. "Kecuali, kalo kamu tuli."
Beckham yang awalnya menunduk mendengar omelan sang Bunda, kini mengangkat kepalanya saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan wanita di depannya. Matanya melotot tak terima.
"Bunda ngatain aku tuli?" tanyanya dengan nada tak percaya.
Bela memutar bola matanya malas. "Ck! Emang beneran tuli kayaknya. Bunda bilang kan, kecuali!" ujarnya dengan menekan kata terakhir.
Beckham menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.
"Bunda, ngapain manggil?" Beckham mengalihkan pembicaraan.
"Turun! Makan malam."
"Oke siap."
Dengan secepat kilat, Beckham berlari turun ke bawah. Menghindari amukan sang Bunda yang masih kesal karena tadi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com