webnovel

Cinta yang menyakitkan tetap cinta

Dokter Citra terpaksa menikah dengan seorang pemuda yang dipilihkan oleh ibunya. Ia tidak bisa menolak keinginan ibunya karena sedari kecil hampir tidak pernah ia membantah apapun yang dikatakan ibunya. Bagaimanakah kehidupan rumah tangganya ketika tidak didasari oleh cinta. Akankah dokter Citra bahagia dengan kehidupan barunya?

Koko_Arby_6790 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
10 Chs

Berkunjung

Hari-hari selanjutnya masih sama sepulang kantor Fahri selalu mampir di warung bang Jack, dan pulang ketika warung bang Jack sudah tutup. Bang Jack merasa kasihan dan sudah tahu Fahri bermasalah dengan istrinya namun ia lebih memilih untuk tidak bertanya.

Ketika warung Bang Jack sudah tutup Fahri pun pulang namun melihat ada dari jauh teman-teman Citra ada didalam. Posisi duduk Citra menghadap ke arah pintu, ia melihat ada Fahri diluar, ia memberikan tanda dengan tangannya untuk tidak masuk dulu kerumah. Fahri pun kembali ke warung bang Jack, ia duduk sendirian.

"Suamimu belum pulang?" (Tanya Zahra teman Citra).

"Iya lama banget kerjanya" Sambung Astrid.

"Mungkin nongkrong dulu sama temannya". Jawab Citra.

"Waduh sudah menikah masih aja nongkrong".

"Goyangan mu kali kurang memuaskan, makanya dia masih ngelayap diluar".

Mereka tertawa.

Setelah melihat mobil temannya Citra sudah pergi Fahri pun pulang, ia melihat Citra sedang beberes bekas piring dan makanan yang ada di meja.

"Biar aku saja bun, kamu istirahat saja".

Mata Citra langsung menatap Fahri menunjukkan ketidak senangannya dengan panggilan itu.

"Maaf, biar aku saja yang bersihkan, kamu istirahat saja".

Citra pun bergegas ingin memasuki kamar, namun sebelum itu ia berpesan agar besok mereka menginap dirumah ibunya Citra. Soalnya semenjak menikah mereka tidak pernah kesana.

"Ibuuuu" Citra memeluk ibunya dengan erat.

"Cieee pengantin baru". Ledek Anggun.

"Suamimu mana?".

"Masih kerja bu."

"Kok hari sabtu kerja. Kamu sudah makan?"

"Belum. Kangen banget masakan ibu."

"Ya sudah kita makan dulu yuk".

Sementara itu Fahri masih berada dirumahnya. Istrinya berpesan agar iya terlambat datang ke rumah ibunya dengan alasan lembur, Fahri menurut saja apa kata istrinya.

Fahri datang setelah di telepon oleh Citra karena ibunya yang menyuruhnya

"Ibu sehat?" Sambil mencium tangan mertuanya.

"Sehat nak, kamu sudah makan? Pasti belum. Ayo makan dulu."

"Sudah bu, Fahri sudah makan di kantor".

"Ahh jangan begitu, makanan masih banyak tuh di meja, makan dulu yah."

Fahri makan dengan lahapnya. Karena iya baru merasakan lagi makanan seperti ini. Selama ini iya berhemat dengan hanya memakan mie instant. Di kulkas banyak bahan makanan tapi itu untuk Citra.

"Katanya sudah makan, lahap betul kak hahaha." Ledek Anggun.

Citra terpaksa satu kamar dengan Fahri, karena tidak ingin dicurigai oleh ibunya. Mereka tidur di kamar Citra yang dulu ditempati sebelum Citra menikah. Mereka tidur terpisah, Citra berada diatas kasur yang empuk dan sedangkan Fahri dilantai yang hanya beralaskan karpet tipis. Citra tidak ingin seranjang dengan Fahri. Ia pun masih benci dengan Fahri, dengan keisengannya ia menurunkan suhu AC yang ada di kamarnya agar semakin dingin. Fahri mengambil jaket yang ada ditasnya untuk ia kenakan, ia merasa sangat kedinginan. Tanpa merasa bersalah Citra tertawa dibalik selimutnya melihat Fahri yang kedinginan.

Next