Abri hanya bisa menelan salivanya saat mendengar kalau Jiao menganggapnya seperti ayahnya sendiri. Dia hanya bisa tersenyum getir dan segera berpamitan pada Jiao akan segera kembali ke dalam kamarnya dan akan segera tidur. Dia akan kembali ke penginapan besok pagi dan segera kembali ke vila Jiao karena dia kan mengajak Barra kembali ke Shanghai. Jiao juga segera kembali ke kamar Barra untuk menjaga muridnya itu dengan baik. Saat ini dia sudah disangka menculik Barra, dia tidak mau kalau Barra kenapa-kenapa, dia pasti akan mendapatkan banyak masalah nantinya.
Jiao memang bukan orang yang kekurangan materi, tetapi dia sangat kesepian selama ini karena tidak memiliki saudara maupun keluarga. Semua keluarganya tidak ada yang pernah menghubunginya semenjak kematian kedua orangtuanya. Jiao juga tidak tahu darimana keluarganya berasal. Meski dia kaya, tidak ada satupun keluarga ayah dan ibunya yang datang untuk menemuinya. Jiao segera kembali ke sofa tempatnya dia tidur tadi dan kembali memejamkan matanya.
Keesokan harinya, Jiao segera bangun untuk membuat sarapan. Abri juga sudah kembali memakai pakaiannya yang kemarin basah, dia segera berpamitan kepada Jiao untuk mengambil mobilnya dipenginapan dan akan kembali ke vila ini untuk menginap sehari lagi dan besok dia akan mengajak Barra kembali ke Shanghai untuk merayakan ulang tahunnya yang keenam tahun.
Jiao menahan Abri agar sarapan dulu baru pergi tetapi Abri menolak karena dia sudah tidak berada dipenginapan semalaman, dia juga belum menghubungi Axton dan Xinxin sejak kemarin dan Abri yakin kalau saat ini mereka pasti sedang sangat khawatir.
"Nona Jiao, aku harus kembali sekarang. Sebelum tengah hari aku sudah akan kembali lagi! aku boleh meminjam kunci pintu gerbang?"
tanya Abri yang kali ini akan melalui pintu, tidak memanjat tembok seperti kemarin malam.
"Ini, Tuan! anda harus kembali sebelum tengah hari. Aku akan segera meninggalkan kota ini besok, jadi aku harus memastikan kalau anda akan kembali."
ucap Jiao agak khawatir kalau-kalau Abri tidak akan kembali lagi. Jiao memang sangat percaya kepada Abri, tetapi dia juga harus berjaga-jaga karena terkadang wajah dan hati itu sangat berbeda.
"Jangan khawatir, Nona! aku tidak akan melarikan diri seperti apa yang kamu pikirkan. Aku bukan penjahat dan aku memiliki jaminan ditanganmu yang akan membuat aku pasti kembali karena milikku yang paling berharga ada di tanganmu saat ini."
ucap Abri sambil melambaikan tangannya, dia kemudian segera meninggalkan vila sementara Jiao masih memikirkan apa maksud kata-kata Abri tadi, tetapi dia segera memukul kepalanya dan segera melanjutkan acara memasaknya.
Jiao segera membuatkan bubur sayuran untuk Barra yang masih berada dalam masa pemulihan. Jiao kemudian memasak untuk Abri jika nanti dia ternyata segera kembali, dia tidak perlu memasak lagi dan hanya tinggal menghangatkannya saja.
Sementara itu, Abri saat ini sudah sampai di penginapan dan segera membayar sewa penginapannya dan langsung chekout saat itu juga, dia segera menuju ke sebuah toko di dekat penginapan itu dan mencoba menghubungi Axton, untung bisa, Abri meminta Axton agar mencabut semua laporan tentang penculikan yang dilakukan oleh Jiao terhadap Barra.
Axton sangat heran tetapi dia segera menuruti apa yang diinginkan oleh Abri. Setelah menelepon Axton, Abri kemudian menuju ke suoermarket yang cukup besar dikota ini. Dia kemudian membeli beberapa bahan yang dia perlukan dan beberapa perlengkapan yang dibutuhkannya. Abri membeli banyak barang saat ini buat berjaga kalau-kalau putranya akan membuat ulah seperti ulang tahun-ulang tahun sebelumnya.
Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkannya, abri segera kembali dan menuju langsung ke vila Jiao. Dia memang akan langsung datang ke sana seperti yang telah dijanjikannya. Sementara itu, Jiao saat ini sedang sangat khawatir. Sudah hampir tengah hari tetapi Abri belum kembali juga. Barra melihat hal itu menjadi sangat penasaran, dia masih kecil tetapi dia sangat pintar. Ayahnya adalah seorang jenius, tentu saja Barra juga terlahir dengan keistimewaan yang sama.
"Miss Jiao kenapa terlihat sangat cemas?"
tanya Barra dengan wajah polos, dia sekarang sudah jauh lebih sehat. Jiao tersenyum dan menggendong Barra lalu dia duduk dengan Barra berada di dalam pangkuannya.
"Sayang, Miss Jiao sedang menunggu seseorang, semalam dia menginap disini dan sekarang sedang mengambil barangnya yang tertinggal. Dia mengatakan kalau sebelum tengah hari akan kembali, tetapi ini sudah hampir lewat tengah hari dia belum juga kembali. Miss Jiao khawatir kalau dia mengalami sesuatu dalam perjalanan."
Ucap Jiao sangat khawatir. Barra mengangguk mengerti, dia kemudian mencoba menenagkan wali kelasnya itu.
"Miss Jiao jangan khawatir, bisa jadi tamu Miss Jiao ini memiliki karakter seperti daddyku, dia akan selalu terlambat setiap saat."
Ucap Barra yang saat ini tersenyum karena Jiao juga sudah merasa tidak khawatir lagi.