webnovel

Menyelinap

Desa Han Xiang adalah desa yang berada di pegunungan sehingga disana sangat dingin dan sejuk, tidak ada polusi karena mayoritas penduduknya adalah petani dan nelayan. Desa ini sungguh damai sehingga Abri menjadi jatuh cinta dengan tempat ini. Dia terus berjalan hingga sampai disebuah vila diatas bukit yang lumayan tinggi.

Hanya ada satu buah Vila diatas bukit itu dan yang membuat Abri menajamkan pandangannya adalah dia melihat mobil milik Jiao Mei terparkir disana. Abri segera menuju ke vila itu dan dia menyusuri jalan setapak yang merupakan jalan satu-satunya menuju vila apabila dia ingin masuk secara diam-diam.

Abri kemudian sudah tiba di balik vila yang terhalang tembok yang ditumbuhi tanaman rambat. Tembok itu sangat tinggi dan Abri kini sedang berusaha untuk memasukinya. Dia sengaja akan masuk diam-diam karena dia takut kalau ternyata Jiao Mei memang sengaja menculik putranya akan melukai Barra. Kini Abri sudah mulai menaiki tembok itu dengan memanjat dan berpegangan pada tanaman rambat yang sangat lebat.

Dalam beberapa saat, kini Abri sudah sampai diatas tembok itu, tetapi yang sangat mengejutkan Abri, dibalik tembok itu dikelilingi sungai buatan sehingga jika ada yang memaksa masuk pasti akan tercebur didalam sungai. Abri juga melihat kalau sungai itu sangat dalam dan sangat luas, sehingga sebelum dia bisa menyebrang pasti sudah ketahuan oleh penghuni vila.

"Pemilik Vila ini sangat teliti dan berhati-hati. Dia benar-benar memperhitungkan dengan sangat hati-hati saat membangun tempat ini."

ucap Abri pada dirinya sendiri. Sayangnya keberuntungan tidak berpihak kepadanya saat ini, dia terpeleset dan terjatuh kedalam sungai buatan itu.

Abri kemudian mencoba berenang tetapi dia juga kelelahan karena baru tiba didesa ini dan belum makan lalu dia harus berenang disungai yang sangat luas, kepalanya sedikit pusing karena dia terjatuh dari ketinggian lima meter dan volume air yang sangat besar. Dia kemudian berusaha berenang ketepi dan berhasil, sayangnya tenaganya sudah habis sehingga saat mencapai tepi sungai buatan itu dia jatuh tidak sadarkan diri.

Jiao Mei saat ini sedang akan menangkap ikan di sungai yang memang digunakan untuk memelihara ikan air tawar itu untuk menu makan malamnya bersama dengan Barra nanti, dia kemudian segera menuju ke sungai dari arah dapur yang berada di bagian belakang rumah, Jiao Mei sangat terkejut saat melihat ada sesosok tubuh yang terkapar di tepi sungai.

Jiao Mei segera menghampiri tubuh itu dan segera membalikkan tubuhnya, dia membantu orang yang ditemukannya itu mengeluarkan air yang telah masuk kedalam tubuhnya hingga kini perlahan orang itu sadarkan diri dan mulai membuka matanya.

"Tuan, kenapa anda berada di vilaku? apakah anda tersesat atau anda memiliki niat yang tidak baik? kenapa anda tidak masuk melalui pintu depan?"

tanya Jiao pada Abri yang kini menggigil kedinginan. Dia benar-benar menggigil saat ini karena kondisi tubuhnya memang kurang Vit. Jiao langsung memapahnya dan segera membawanya masuk, dia membawa Abri ke dalam kamar mendiang papanya. Disana masih banyak pakaian milik Papanya ketika masih hidup dulu.

"Tuan, berbaringlah disini sebentar! aku akan mengambilkan pakaian milik mendiang ayahku, kamu kedinginan tetapi harus mandi dulu sebelum berganti pakaian."

ucap Jiao Mei yang kini berjalan menuju lemari kuno yang ada di dalam kamar itu. Setelah mengambilkan piyama milik Ayahnya, Jiao Mei segera masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat didalam bak mandi.

Setelah selesai, dia membantu Abri memasuki kamar mandi dan setelah itu dia meninggalkan Abri untuk memasak makan malam. Jiao Mei tidak jadi memasak ikan karena dia malah bertemu dengan Abri. Dia kemudian membuat menu ayam kecap yang tidak pedas untuk Barra dan juga Abri.

Didalam kamar, Abri sedang berganti pakaian, dia agak kekecilan memakai pakaian ayah Jiao, tetapi ini lebih baik dari pada dia tidak berpakaian sama sekali. Dia segera berjalan keluar dari dalam kamar tamu yang ditempatinya saat ini. Dia mencoba melihat apa yang dilakukan oleh Jiao Mei dan bagaimana sikapnya yang sebenarnya, Abri juga akan mencari keberadaan putranya.

Abri yakin saat ini Barra berada di dalam vila ini. Dia segera keluar dari dalam kamarnya dan segera mencari keberadaan putranya. Dia kemudian berhasil menemukan Barra yang saat ini sedang tertidur lelap.

Abri melihat beberapa botol obat yang berada di nakas disamping tempat tidur Barra, dia tersenyum, ternyata dugaannya benar bahwa Jiao tidak bersalah dalam hal ini. Abri kemudian segera keluar dari dalam kamar Barra dan akan kembali ke dalam kamarnya saat hidungnya mencium aroma makanan yang sangat lezat.