webnovel

Barra Sakit

Sementara itu, di sebuah vila di desa Han Xiang di luar kota Shanghai, Barra saat ini masih sangat lemah, dia baru saja selesai menyantap bubur buatan wali kelasnya yang sangat perhatian kepada Barra, Miss. Jiao Mei. Setelah itu dia memberikan obat untuk Barra yang langsung meminumnya dengan patuh.

"Barra, Sayang! ijinkan aku memberitahu keluargamu kalau kamu berada disini ya! Aku takut keluargamu menyalahkan aku nantinya."

ucap Miss. Jiao kepada Barra yang langsung menggelengkan kepalanya. Dia merasa sangat nyaman berada didalam perawatan Miss. Jiao, dia akan kembali setelah sembuh saja. Barra tidak ingin merepotkan Tante dan Omnya alau dia harus pulang sekarang.

Tanpa Barra tahu, apa yang dilakukannya ini menimbulkan masalah untuk gurunya karena saat ini Miss. Jiao sudah menjadi tersangka penculikan anak dan sedang menjadi buronan. Semua orang mencarinya termasuk Abri yang saat ini sangat marah, dia baru saja mendarat dan langsung mencari keberadaan putranya dengan meretas beberapa CCTV mulai dari sekolah Barra, rumah sakit sampai jalan raya yang dilalui oleh Miss. Jiao Mei saat membawa Barra, sayangnya dia tidak bisa mengetahui keberadaan Miss. Jiao Mei saat ini karena dia menuju ke desa yang tidak ada CCTVnya, jaringan internet juga tidak ada karenanya Miss. Jiao juga belum bisa menghubungi keluarga Barra. Dia kemudian memutuskan kalau saat Barra sembuh nanti akan langsung mengatarkannya kerumah orangtuanya sekaligus meminta maaf.

"Miss. Jiao, aku mohon jangan beritahu mereka, Daddyku sangat sibuk sementara Tante dan Omku juga sangat sibuk, lusa daddy kembali karena hari itu adalah hari ulangtahunku, aku akan pulang lusa, tetapi saat ini ijinkan aku bersama Miss. Jiao sampai aku agak lebih baik. Aku sangat merindukan sosok seorang ibu dan aku menemukannya pada diri anda. Apakah Miss. Jiao keberatan kalau aku ingin anda merawatku sampai lusa?"

tanya Barra pada Miss. Jiao yang langsung merasa iba, dia juga anak yang sudah ditinggalkan oleh ibunya sejak kecil, bedanya kalau Miss. Jiao sempat melihat wajah Ibunya kalau Barra tidak pernah sama sekali kecuali hanya melihat fotonya saja.

"Baiklah Sayang, aku akan merawatmu. Aku juga tidak keberatan menjadi ibumu dua hari ini."

ucap Miss Jiao sambil tersenyum. Mereka berdua kemudian saling berpelukan. Hati Jiao Mei sangat sedih saat melihat Barra seperti ini, anak itu sungguh luar biasa.

Dia tidak seperti anak-anak lain yang hanya bisa menangis saat sakit, tetapi Barra malah ingin menyembunyikan penyakitnya agar Daddynya tidak merasa sedih kalau putranya sedang sakit saat ini. Jiao Mei sangat menyayangi Barra, dia ingin menjadi ibunya selama Barra memang mau menjadi putranya, dia juga tidak memiliki siapapun saat ini, dia hidup sebatangkara setelah Ibunya meninggal beberapa bulan yang lalu.

"Terima kasih Miss. Jioa, aku sebenarnya sangat menyayangimu. Aku merasakan seperti memiliki seorang ibu saat bersamamu."

ucap Barra sambil memeluk erat tbuh gurunya itu. Barra kemudian tertidur dalam pelukan Miss. Jiao. Sementara Jiao juga sangat menyayangi Barra, dia seperti menemukan semangat baru saat bersama dengan Barra. Dia kemudian menyelimuti tubuh Barra dan segera meninggalkannya untuk membereskan rumah dan dapur temat dia memasak tadi.

Sementara itu, Abri saat ini sedang dalam perjalanan ke desa Han Xiang, dia sudah mencari tahu desa terdekat dari lokasi terakhir CCTV yang dia retas yang sempat merekam mobil Jiao Mei melewati tempat itu. Abri saat ini sudah meminta tim kepolisian dan juga pihak sekolah untuk menghentikan pengejaran terhadap Jiao Mei.

Abri tidak mau mengambil resiko yang membahayakan keselamatan putranya. dia akan menyelesaikan sendiri masalah putranya dan wali kelasnya itu. Semua itu terjadi karena Abri sempat melihat mimik wajah Jiao Mei yang tidak seperti seorang penjahat, dia melihat kasih sayang diwajah Jiao Mei untuk putranya.

Abri tidak mau salah tangkap atau salah paham apabila ternyata ada sesuatu yang tidak dia ketahui diantara Barra dan gurunya. kini Abri sudah memasuki desa Han Xiang, Abri kemudian menyewa sebuah penginapam kecil dan mencari informasi tentang Jiao Mei, ternyata penduduk desa itu tidak mengetahui tentang Jiao Mei yang tidak dibesarkan di desa ini, Abri kemudian menyewa penginapan sambil mencari Jiao Mei dan juga putranya. Saat Abri sampai didesa ini, hari masih agak siang, dia kemudian memarkirkan mobilnya di penginapan dan berkeliling di sekitar desa Han Xiang untuk menikmati pemandangan yang masih sangat asri.