Bagaikan seorang wartawan, belum juga James memasuki rumah Enrique sudah sibuk saja untuk mewawancarainya dengan berbagai pertanyaan yang bertubi – tubi. James hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku adiknya itu. "Kamu ini, sejak kapan punya bakat untuk jadi wartawan? Lagian kamu kan bisa nunggu sampai aku masuk ke dalam dulu baru kita bicara?" "Maaf. Tapi bukannya kamu bilang mau pulang malam, Kak?" "Kebetulan urusanku lebih cepat selesai dari yang kuperkirakan." Sesampainya di rumah, James langsung merebahkan diri di sofa untuk mengatur nafas sebentar sebelum menjawab semua pertanyaan Enrique barusan. "Kamu mau tau aku ke mana? Aku sedang menyelidiki siapa pelaku semalam. Kedua, aku mematikan ponselku karena aku tahu kamu pasti akan sibuk mencariku lalu bisa nekad untuk menyusulku. Ketiga, aku tidak jadi pulang malam karena urusan tersebut sudah selesai. Aku sudah ketemu pelakunya." "Siapa Kak?" "Sesuai seperti yang kuduga, tantemu itu dalang dibalik semua ini. Ia sudah mengetahui kalo surat yang kemarin kamu tandatangani itu palsu dan kini ia akan kembali untuk menyerang kita, makanya dia mengirimkan mata – matanya untuk menghabisi salah satu dari kita terlebih dahulu. Dengan begitu dia akan dengan mudah menangkap dan membuat kita untuk menuruti semua kemauannya. Tapi aku sudah berhasil menangkap mereka semuanya dan sudah kuserahkan pada yang berwajib. Biarkan hukum yang menjadi penegak keadilan nantinya. Lagian aku sudah mengumpulkan cukup banyak bukti atas segala kejahatan yang telah dilakukannya kepada Tuan dulu, jadi itu semua akan memberatkan hukumannya nanti. Apalagi aku juga sempat meminta bukti dari CCTV yang ada di restoran tempat kerjamu itu. Maaf ya, tadi pagi aku terpaksa meminjam ponselmu untuk mengirimkan nomor ponsel bosmu itu ke ponselku dan mengajaknya bekerjasama untuk menangkap pelaku semalam. Dan beliau setuju saja apalagi setelah anaknya ikut terseret jadi korban. Aku minta bantuan sama salah satu pengacara dan mata – mata andalan Tuan dulu. Setelah semuanya bekerjasama, orang tersebut berhasil dilumpuhkan di tempat, dan ia mengakui semuanya sehingga kami langsung segera mengambil tindakan untuk menangkap tantemu sekalian. Sudah terlalu banyak kejahatan yang dilakukannya, jadi sudah sepantasnya ia menerima ini semua." "Berarti kita sudah aman Kak?" "Bisa dibilang begitu. Kenapa? Kamu mau merayakannya lagi?" "Tidak. Aku ingin meminta kamu untuk memenuhi janjimu kemarin." "Janji apa?" "Ayo, ajari aku mengemudi sampai aku berhasil." "Hoho, rupanya sudah ada yang beranjak dewasa nih." Kini mereka sudah bisa tertawa terbahak – bahak dengan begitu tenang seolah tanaman berduri yang menusuk dada mereka selama ini, kini telah dicabut akarnya.
Lima tahun pun berlalu. Kini Enrique dan Moniq sudah sama – sama menamatkan kuliah mereka dan berencana untuk menikah. Seluruh pihak keluarga mereka pun turut hadir di acara wisuda mereka dan memberikan ucapan selamat kepada mereka. James beserta rekan – rekan kepercayaan ayah Enrique dulu pun turut menghadiri acara tersebut selaku perwakilan dari Enrique. Sementara Moniq didampingi oleh ayah dan beserta beberapa sanak famili mereka. Semuanya terlihat sangat bahagia. Canda tawa dan sorak – sorai semua penghuni aula acara terdengar di seluruh penjuru aula besar tersebut. Enrique dan Moniq kini sudah bukan anak remaja yang manja lagi melainkan kedua orang dewasa yang sebentar lagi akan menikah. Ketika Enrique hendak melayangkan sebuah kecupan di pipi Moniq, Hubert langsung berdehem menandakan kepada mereka untuk tidak melakukan itu di hadapannya. Bukan berarti ia belum menyetujui hubungan mereka, akan tetapi ia hanya tidak ingin anaknya menjadi tontonan orang – orang di sekitarnya. Sebenarnya, Hubert tidak punya pilihan lain selain menyetujui hubungan anaknya dengan pria muda itu, apalagi setelah mendengar asal usul anak tersebut yang merupakan anak asuh dari Roderick yang ternyata merupakan sahabat baiknya dulu, membuatnya mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menolak Enrique, apalagi putrinya sudah sangat mencintai pria tersebut. Lagipula, Hubert pun tidak punya alasan untuk menentang hubungan mereka karena selama ia mengenal Enrique, ia melihat bahwa anak muda ini berbeda dari yang lain. Ia adalah seorang pemuda yang sopan, baik, rajin dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya, selain itu ia juga memiliki sebuah pendirian yang mantap dan juga mandiri serta disiplin. Hal itu pulalah yang membuatnya bersedia untuk menerima Enrique sebagai calon pendamping bagi putrinya kelak, seseorang yang bisa membahagiakan putrinya. Ditambah lagi, ia mendengar dari putrinya sendiri bahwa Enrique akan segera mendirikan sebuah perusahaan teknologi berbasis desain web dan program jaringan website, dan itu semua merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. Jauh di dalam lubuk hatinya ia sebenarnya bangga akan prestasi anak muda itu. Dengan prestasinya yang kini merupakan lulusan terbaik utama di universitas mereka tersebut juga sebenarnya juga sudah membuatnya merasa bangga sehingga ia berusaha untuk mengikhlaskan putrinya dan berusaha mempercayai bahwa Enrique merupakan pemuda yang pantas untuk mendampingi putrinya.
Enrique sendiri pun tidak menyangka bahwa seiring berjalannya waktu, Hubert lambat laun bisa menerima dirinya menjadi calon pendamping bagi putrinya. Masih diingatnya secara jelas ketika ia berusaha mendekati Moniq dulu sewaktu ia bekerja paruh waktu di restoran mereka, ia sampai harus membuat janji terlebih dahulu untuk bertemu dengannya di taman dekat restoran tersebut, dan mereka biasanya akan bertemu di sekolah di sela – sela jam istirahat karena Hubert tidak pernah mengizinkan putrinya untuk bertemu dengannya dan harus segera pulang untuk mengikuti kursus piano yang sedari dulu sudah sangat digemari oleh putrinya. Apalagi sejak nama putrinya mulai melejit ketika ia selalu memenangkan berbagai kompetisi acara musik berskala internasional, ia tidak ingin jika nama baiknya akan menjadi rusak hanya karena mengenal seorang pria yatim piatu yang pada saat itu belum memiliki apa – apa yang patut untuk dibanggakan. Enrique pada saat itu cukup mengerti akan posisi Moniq sebagai seorang pianis muda terkenal dengan reputasi yang begitu bagus, tentunya akan sangat tidak mudah baginya untuk mendekatinya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu yang semakin menumbuhkan benih – benih cinta di antara mereka berdua membuatnya keduanya tidak mampu menahan gejolak asmara diantaranya, sehingga mereka hanya bisa terpaksa menjalani hubungan secara diam – diam walaupun akhirnya sempat diketahui oleh Hubert dan ditentang keras olehnya. Menurut Hubert, tidak akan ada masa depan jelas yang bisa diharapkan dari seorang pemuda seperti Enrique, seorang pria yang bukan dari kalangan orang berada dan hanya seorang pekerja harian. Akan tetapi, cinta kuat merekalah yang akhirnya mempersatukan mereka dan Enrique sendiri dengan kepribadiannya yang memiliki prinsip kuat pun terus berusaha keras menunjukkan kepada Hubert bahwa ia pasti mampu menghidupi dan memberikan kehidupan yang layak untuk Moniq di masa mendatang.
Mereka sempat putus hubungan untuk beberapa tahun ketika mereka kedatangan seorang tamu dari masa lalu, yakni Tiffany, ibu Moniq yang sudah pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya sejak ia masih balita karena ibunya tertipu daya oleh rayuan seorang pria yang jauh lebih kaya raya dari Hubert pada saat itu yang cuma memiliki restoran kecil – kecilan yang pada akhirnya mampu berkembang pesat hingga sekarang. Kedatangan Tiffany benar – benar mengacaukan semuanya. Moniq sempat putus asa akan kehadiran ibunya yang telah meninggalkannya sejak dirinya masih balita dan kini hanya kembali untuk menghancurkan hubungannya dengan seorang kekasih yang sangat ia cintai. Berulang kali ia meminta kepada Hubert untuk mengusir mantan istrinya itu, namun Tiffany selalu berusaha keras untuk kembali ke rumah itu dan memonopoli seisi rumah. Ia bagaikan orang depresi yang telah kehilangan segalanya, karena ternyata suami barunya itu telah meninggalkannya dan menceraikan dirinya setelah berhasil menguras seluruh hartanya, dan setelah diselidiki ternyata pria itu merupakan seorang penipu kelas kakap yang telah menipu banyak wanita kaya di luar sana untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Tiffany yang sedang depresi memutuskan untuk kembali ke rumah dan menemui mantan suaminya beserta putri satu – satunya, Moniq. Namun ketika ia kembali, ia begitu kaget karena putrinya kini telah tumbuh menjadi seorang wanita dewasa yang sangat cantik dan berkelas. Dilihatnya pula bahwa usaha restoran Hubert pun telah berkembang pesat, sehingga ia berpikir bahwa ia pasti masih bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali berkumpul dengan keluarganya seperti dulu lagi, namun Hubert tidak memberikannya kesempatan sama sekali dan bertindak tegas ketika Tiffany memaksa, sehingga sempat terjadi pertengkaran sengit diantara mereka berdua, apalagi setelah Tiffany mengetahui dari kabar yang beredar di luar bahwa seorang pianis terkenal, Monique Keithleen yang merupakan putri satu – satunya telah menjalin hubungan dengan seorang pria muda yang masih anak kuliahan dan belum memiliki apa – apa, membuat dirinya menyalahkan Hubert karena tidak mampu mengurus dan menjaga putri mereka, malah sekarang mengizinkan putrinya untuk berhubungan dengan seorang pria yang jelas tidak asal usulnya. Ia mengancam akan bunuh diri jika Hubert masih mengizinkan putrinya untuk berhubungan dengan Enrique. Ia selalu kembali ke rumah dan membuat keributan hingga mengganggu ketenangan Hubert dan Moniq sehingga mau tidak mau, serta melihat Moniq terus dirundung ketakutan, kesedihan dan perasaan yang terus terguncang atas kelakuan ibunya yang tidak terkendali sejak kembali kepada mereka membuat Hubert terpaksa memutuskan untuk membawa Tiffany ke rumah sakit jiwa agar bisa diobati. Sebenarnya mereka berdua tidak menginginkan hal tersebut terjadi, namun berdasarkan pengecekan yang dilakukan, Tiffany memang mengalami gangguan kejiwaan dan terdapat memar yang terjadi di dalam kepalanya akibat pukulan dan benturan keras yang menurut Hubert mungkin dilakukan oleh mantan suami barunya itu. Ia tidak tahu dengan pasti bagaimana mantan istrinya itu menjalani hari – harinya setelah menikah dengan pria tersebut, namun ia pun tidak tega jika harus mengusir atau membuang istrinya ke tempat yang salah sehingga mungkin dengan cara ini ia berharap istrinya suatu hari bisa sembuh dengan melakukan berbagai pengobatan dan terapi terbaik untuk dirinya agar ia kembali bisa menjadi orang yang normal seperti Tiffany yang dulu ia pernah kenal dan ia cintai.
Enrique dan Moniq rasanya tidak ingin mengingat kejadian – kejadian itu lagi karena tidak ingin merusak momen kebahagiaan mereka pada saat ini setelah semua yang terjadi diantara mereka. Setelah ini, mereka ingin memfokuskan diri untuk masa depan mereka, dan Enrique beserta James telah sepakat untuk kembali bekerjasama dengan orang – orang penting yang sempat dekat dengan ayahnya dulu untuk mengurus segala surat – surat izin untuk dirinya yang akan segera membuka perusahaan yang ia telah janjikan kepada James, Moniq dan Hubert. Dengan segala tabungan yang ia miliki atas hasil penjualan ratusan bahkan ribuan desain program website yang telah ia kembangkan di berbagai perusahaan besar selama ia kuliah dulu, ia telah berhasil mengumpulkan banyak dana, investor dan pemasok terbesar yang sudah siap untuk bekerjasama dengannya nanti dan bersedia menyuntikkan dana setelah kontrak kerjasama berhasil dijalankan juga. Selaku CEO dari 'Lunatech Web Corporation', kali ini ia akan lebih bersungguh – sungguh lagi untuk berusaha membangkitkan kembali semua yang telah hilang dari kehidupannya, dan semua yang telah hilang dari tangan orang tuanya juga. Ia akan menjadikan James, sebagai Direktur Utama dan memberikan kepercayaan serta wewenang sepenuhnya kepadanya untuk membantunya menjalankan perusahaan tersebut dan akan merekrut kembali seluruh karyawan kepercayaan di perusahaan ayahnya dulu dengan bantuan James, karena seluruh akses perusahaan ayahnya masih ada pada James, sehingga ia akan mempercayakan semuanya kepada kakaknya, namun sebelum suntikan dana diterimanya, mau tidak mau ia harus menggabungkan semua tabungannya dengan hasil penjualan rumah peninggalan ayahnya dan membeli sebuah apartemen di perkotaan yang dekat dengan lokasi perusahaan sehingga ia sudah bisa tinggal di sana bersama dengan Moniq nantinya dan juga bisa menjalankan perusahaan barunya tersebut dari dekat, begitu juga dengan James. Selama ini ia sudah banyak merepotkan James, sehingga ia ingin sekali berterima kasih atas semua jasa – jasa yang telah dilakukannya pada Enrique dan keluarganya. Tanpa James, mungkin ia tidak akan menjadi seperti sekarang ini, James-lah satu – satunya orang dibalik kesuksesannya kini, jadi sudah sepantasnya bagi Enrique untuk memberikan penghargaan dan hadiah kepadanya. Mungkin inilah hikmah atas semua kejadian buruk yang telah menimpa dirinya dan keluarganya. Ia berharap bahwa semua ini akan berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan dan sesuai dengan harapannya dengan James, tanpa mereka ketahui dan sadari bahwa ada suatu hal besar yang telah menunggu di hadapan mereka.
It's getting far dan hope everything is going well. Thank you so much for your support all readers ^_^